Pilkada Jakarta 2024

Blak-Blakan, Sudirman Said Tak Ingin Jabatan Gubernur Jakarta Hanya Jadi Batu Loncatan ke Pilpres

Blak-blakan, Sudirman Said tak ingin jabatan Gubernur Jakarta hanya jadi batu loncatan ke Pilpres

|
Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Rita Noor Shobah
(KOMPAS.com/Ihsanuddin)
Blak-blakan, Sudirman Said tak ingin jabatan Gubernur Jakarta hanya jadi batu loncatan ke Pilpres 

TRIBUNKALTIM.CO - Sudirman Said blak-blakan bicara soal alasannya maju di Pilkada Jakarta 2024.

Bahkan, Sudirman Said menyebut Jakarta tidak boleh dipimpin sosok yang hanya menjadikan jabatan Gubernur Jakarta sebagai batu loncatan menuju kursi Presiden.

Meski tak menyebut nama, pernyataan Sudirman Said ini dinilai mengarah ke Anies Baswedan.

Pasalnya, Anies Baswedan maju ke Pilpres 2024 bermodalkan elektabilitas saat menjadi Gubernur Jakarta.

Eks Co-Kapten Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar ini buka suara soal kesiapan dirinya untuk bertarung dalam Pilkada Jakarta 2024.

Sudirman Said membeberkan alasannya maju dalam pesta demokrasi lima tahunan itu.

Baca juga: 2 Hasil Survei Terbaru Pilkada Jakarta 2024, Demokrat Tutup Pintu Buat Anies dan Lirik Ridwan Kamil

Dia menginginkan adanya pemimpin yang fokus menyelesaikan masalah Jakarta, bukan untuk dijadikan batu loncatan untuk menjadi calon presiden.

“Karena transisi (Jakarta yang tak lagi menjadi ibu kota) ini begitu besar pekerjaannya, sebaiknya yang memimpin Jakarta itu pihak yang memang ingin fokus menyelesaikan masalah-masalah," ucapnya, Jumat (24/5/2024).

"Bukan orang yang sedang nyari tangga untuk karier politik berikutnya, Jakarta jangan terus-terus dijadikan sebagai ya batu pijak, batu loncatan," lanjutnya.

Menurut pria kelahiran Brebes itu, dirinya ingin memimpin Jakarta lantaran sebelumnya menjadi Ibu Kota kini akan menjelma menjadi kota pusat perekonomian.

Sehingga menurutnya, gubernur Jakarta di masa depan harus bisa menjadi partner pemerintah pusat yang baik.

“Tidak elok kalau gubernur Jakarta itu berseberangan (dengan pemerintah pusat), karena banyak sekali isu-isu transisi yang harus diselesaikan," ucapnya.

Sebab itulah, Sudirman menekankan kenyamanan kerjasama gubernur DKJ dan pemerintah harus menjadi hal utama.

"Sekitar 500 ribuan dalam kategori miskin absolut, kalau di-double dengan yang setengah miskin, bisa mencapai satu juta lebih, itu artinya tantangan besar yang mesti dihadapi oleh pemimpin ke depan," ucapnya.

"Oleh karena itu juga saya merasa, kalau ada kesempatan untuk berbuat sesuatu itulah yang menjadi perhatian kami," imbuhnya.

Sebelumnya, Sudirman Said juga memastikan akan diskusi bersama Anies Baswedan terkait Pilkada Jakarta.

"Suatu hari pasti kita akan diskusikan soal Pilkada Jakarta dan mungkin pilkada di daerah lain juga," ucapnya.

Sudirman menyebut, hingga kini pihaknya belum melakukan diskusi khusus terkait pilkada dengan Anies.

Namun, Sudirman memastikan untuk terus menjalin komunikasi yang baik.

Sejak mengurus pemilihan presiden (pilpres), pihaknya sudah berkomunikasi dengan partai mengenai keterlibatan dalam pilkada yang terus dipertimbangkan.

Baca juga: Pilkada Sumut 2024, Alasan Bobby Nasution Gabung Gerindra, Mantu Jokowi Juga Minta Dukungan Demokrat

Selain itu, dia menyatakan tidak bisa mewakili untuk menjawab pertanyaan terkait maju atau tidaknya Anies dalam ajang Pilkada DKI.

Kendati demikian, dia tidak menampik untuk menaruh harapannya mendapat dukungan dari Anies demi maju menjadi Gubernur Jakarta.

"Siapa tahu kali ini Pak Anies akan membantu saya di pilkada, kalau saya jadi maju kan lazimnya persahabatan selalu tolong-menolong," imbuhnya.

Sudirman menyatakan keikutsertaan dalam Pilkada DKI ini bukan merupakan agenda personal, melainkan berasal dari keputusan para pendukung seperti tokoh hingga komunitas.

"Urusan maju atau tidak bukan merupakan keputusan pribadi saya, biarkan aspirasi masyarakat mencari jalannya," jelas dia.

Sementara itu, saat ini Anies sedang digadang-gadang bakal ikut Pilkada Jakarta, bahkan muncul wacana menduetkan dengan Prasetyo Edi Marsudi, politisi PDIP.

Pengamat politik Ujang Komarudin menyatakan, Anies memang masih laku untuk ikut Pilkada Jakarta, karena investasi politik yang telah dilakukannya selama ini.

Analisis Pengamat

Anies dinilai sulit dipinang oleh parpol untuk maju pada Pilkada DKJ 2024.

Faktornya, Anies bukanlah kader parpol, sekalipun ia mempunyai basis masa yang besar karena bermodalkan pernah memimpin Jakarta.

Baca juga: Tamatnya Karir Politik Anies Bila Kalah di Pilkada Jakarta 2024, Pengamat: Sosok Haus Kekuasaan

"Saya melihat tidak mudah Anies hari ini untuk bisa maju, karena kita tahu dulu partai-partai pendukung dan pengusung Anies itu sudah berpisah masing-masing," kata Pengamat Politik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin.

Ujang menyebutkan, partai yang dulunya mengusung dan mendukung Anies sebagai Gubernur Jakarta 2017-2022 sudah lama berpencar.

Gerindra sebagai pengusung saat itu dipastikan tak akan mengusung Anies kembali karena Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto adalah rival Anies dalam Pilpres 2024.

Begitu juga PKS yang secara terang-terangan meminta Anies tak maju, dan meminta mendukung kadernya menjadi cagub DKJ.

"PKS juga sebagai pem-backup dan loyalis Anies ketika Pilkada dan Pilpres, sekarang mengusung kadernya sendiri," ucapnya.

Ujang menyebutkan, hanya satu ketua umum partai yang berucap akan mendukung, yakni Ketum Partai Nasdem Surya Paloh.

Namun, ucapan Surya Paloh bisa jadi hanya gimik politik yang belum tentu terealisasi secara nyata.

"PDIP juga belum tentu, karena sejatinya PDI-P juga kelihatannya walau membuka pendaftaran tentu akan memprioritaskan kadernya sendiri," tutur Ujang.

"Ini tantangan terberat bagi Anies mencari partai agar memenuhi persyaratan 20 persen itu. Ini yang sebenarnya agak berat," imbuh dia.

Parpol Prioritaskan Kader

Sementara, PKS, PDIP, dan PKB yang awalnya melirik Anies kini sudah berubah sikap.

Ketiganya lebih mengutamakan kader mereka, ketimbangkan memprioritaskan Anies yang notabene bukanlah kader parpol.

Sebagai contoh, PKS yang semula terbuka untuk Anies, kini berubah sikap.

PKS kepincut meminang Anies pada Pilkada DKJ 2024 dengan pertimbangan tergantung dinamika politik.

Seiring berjalannya waktu, PKS tiba-tiba berharap Anies memberikan dukungan kepada kader partainya untuk menjadi bakal calon gubernur (bacagub) pada Pilkada DKJ 2024.

Baca juga: Hasil Survei Pilkada Depok 2024, Elektabilitas Kaesang Ketiga Tertinggi, Dikalahkan Politisi Golkar

Dengan demikian, PKS ke depan tetap memprioritaskan kadernya sebagai bacagub dan menempatkan Anies sebagai tokoh pendukung kader yang diusung partainya pada Pilkada DKJ 2024.

"Kami tetap berharap Pak Anies akan tetap dukung kader PKS sebagai calon gubernur DKJ, jika misalnya nanti yang jadi maju kader PKS, bukan beliau," kata Juru Bicara PKS, Muhammad Kholid, kepada Kompas.com, Selasa (21/5/2024).

Dinamika yang sama juga terjadi di tubuh PDIP.

Partai besutan Megawati Soekarnoputri itu juga awalnya terbuka mengusung Anies.

DPD PDIP DKJ bahkan mempersilakan Anies mendaftar sebagai bacagub DKJ melalui partai berlambang banteng tersebut.

Alasannya, PDIP terbuka lebar bagi siapa pun yang ingin mendaftar sebagai bacagub DKJ

"Kalau memang Bung Anies berniat maju (Pilkada) lewat PDI-P, sekarang saatnya pendaftaran di DPD.

Sistemnya terbuka, silakan mendaftar," kata Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan DPD PDIP DKJ Gilbert Simanjuntak kepada wartawan, Rabu (8/5/2024).

Akan tetapi, DPP PDIP belakangan ini mulai mengemukakan sejumlah kadernya yang berpeluang maju pada Pilkada DKJ 2024.

Mereka adalah mantan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat.

Kemudian, mantan Wali Kota Semarang sekaligus Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) Hendrar Prihadi, mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, dan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa.

Dari sederet nama tersebut, tak ada nama Anies dalam daftar sosok yang berpeluang mendapat tiket dari PDIP untuk maju pada Pilkada DKJ 2024.

Hal yang sama juga terjadi di PKB.

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menyatakan terbuka bagia siapa pun untuk maju pada Pilkada DKJ 2024, termasuk Anies.

Apalagi, Anies belum resmi mendaftarkan diri maju pada Pilkada DKJ 2024. "Belum (Anies belum daftar).

Memang kita buka sampai di akhir," ucap Muhaimin di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (2/5/2024).

Sama dengan PKS dan PDIP, PKB belakangan juga mulai pikir-pikir untuk memprioritaskan kadernya.

Baca juga: Profil Isran Noor, Eks Gubernur yang Tolak Tawaran Prabowo Jadi Menteri, Pilih Maju Pilkada Kaltim

Salah satu nama yang mulai disiapkan, yakni Ida Fauziyah, kader PKB yang kini menduduki posisi Menteri Ketenagakerjaan.

Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda tidak memungkiri bahwa Anies sudah membangun komunikasi dengan PKB soal Pilkada DKJ 2024.

Namun, ia menyebutkan bahwa komunikasi itu baru tahap awal dan PKB belum memutuskan sosok yang akan diusung.

"Jadi secara tahapan, PKB belum mengeluarkan rekomendasi secara resmi (siapa yang diusung pada Pilkada Jakarta)," ujar Huda.

Huda mengatakan, peluang PKB mengusung Anies pun tetap terbuka meski partai tersebut masih menjagokan Ida untuk menjadi bacagub pada Pilkada DKJ 2024.

"Ya kita lihat nanti, pendaftaran tanggal berapa ya? 27 Agustus, kita lihat perkembangannya kayak apa," kata Ketua Komisi X DPR itu. (*)

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Anies Bakal Ikut Pilkada Jakarta, Sindiran Sudirman Said Pedas

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved