Wawancara Eksklusif

Penantang Baru di Pilkada Balikpapan 2024, Muhammad Sa'bani: Saya Tak Muluk-muluk, 5 Tahun Selesai

Penantang baru di Pilkada Balikpapan 2024, Muhammad Sa'bani: Saya tak muluk-muluk, lima tahun selesai.

Penulis: Ardiana | Editor: Rita Noor Shobah
YouTube TribunKaltim.co
Muhammad Sa'bani dalam wawancara eksklusif bersama TribunKaltim.co. Penantang baru di Pilkada Balikpapan 2024, Muhammad Sa'bani: Saya tak muluk-muluk, lima tahun selesai. 

Lalu bagaimana dengan permasalahan terkait air bersih?

Ya kan sudah tahu, permasalahan kita adalah sumber air. Banyak konsep yang sudah dilakukan tapi kita tidak bisa mengaktualisasikannya.

Berarti sumber air bersih perlu ditambah?

Ya kan manusia bertambah, dan keluhannya adalah tidak dapat air.

Jika Bapak jadi walikota, apa program prioritasnya?

Lima yang penting. Terkait air bersih, pengendalian banjir, manajemen lalu lintas dan transportasi, perluasan pendidikan, jangkauan cakupan kesehatan. Itu besarnya, detailnya tentu ada dan berbeda dengan yang sekarang. Dan jangan dibuka dulu, karena berbeda.

Yakin program-program itu bisa menyelesaikan masalah di Balikpapan?

Saya bilang, timnya harus solid, birokratnya harus tangguh. Nah, kalau kita bisa bersama-sama bekerja, kritik bisa cepat direspon. Insya Allah berbeda (dengan yang sekarang). Tidak menjadi antitesis, tapi ini hanya masalah jalannya yang berbeda. 

Bapak sudah mendaftar ke mana saja?

Yang awal itu Nasdem karena mereka bekerjasama dengan PKS, dan saya ke PKS juga. Dan belakangan, sya juga ke PDIP. Kemudian PKB, dan Gerindra. Tapi kita tidak tau mana yang akan merespon untuk menetapkan saya sebagai calon (wali kota).

Apakah itu keinginan Anda atau tawaran dari partai tersebut?

Intinya, ada inisiasi dari partai.

Di lima partai itu, Bapak mendaftar sebagai Balikpapan 1?

Iyalah. Kalau Balikpapan 2, tidak usah daftar saya. Karena memang saya diminta seperti itu. Aspirasi itu minta saya sebagai Balikpapan 1.

Meski wakil wali kota, kan bisa sama-sama mengambil kebijakan?

Iya. (Tapi) Beda sekali lah antara Balikpapan 1 dan 2. Artinya, kebijakan utama adalah yang nomor 1.

Kalau nomor 2, ya mending saya beraktivitas pribadi dan keluarga. Aktivitas saya sekarang ringan, happy, dan tenang.

Tipikal wakil yang seperti apa yang Anda inginkan?

Paling tidak, dia punya komitmen yang kuat dan wawasan yang memadai. Karena kerja kita mengurusi masyarakat.

Kita bekerja untuk menata kota ini dan melayani masyarakat. Bukan, kita mencari keuntungan dari jabatan. Kalau mencari keuntungan, saya tidak maju.

Latar belakang wakil darimana?

Bisa politisi yang sudah berpengalaman. Tapi kalau diliat (calon wakil) yang ada, kebanyakan kan politisi.

Pengusaha bisa juga kalau memang seirama.

Apakah Bapak sudah menyiapkan logistik yang cukup?

Saya kan ditawari. Berarti kan, disiapkan. Paling tidak, seperti itu harapannya. Kan, tidak mungkin saya membongkar kas rumah tangga. Kalau membongkar kas rumah tangga, nda usah maju.

Berarti tidak menyiapkan dana pribadi?

Ya tidaklah. Kecuali beli materai.

Berarti Bapak tidak menyiapkan anggaran khusus, misalkan menjadi calon tetap?

Ya dari mana uang saya? Secara pribadi kan tidak bakal cukup. Saya sudah pensiun. Berapa besar sih, pensiunan? Ya kita realistis juga dengan kenyataan.

Karena tawaran aspirasi itu juga saya sudah ungkapkan, bahwa proses demokrasi ini bukan proses demokrasi berbiaya murah. Ini berbiaya, dan dukungan finansial itu diperlukan.

Saya tidak punya dukungan finansial secara pribadi yang memadai.

Apakah partai menyetujui?

Iyalah.

Berarti maju tanpa modal logistik?

Ya iyalah. Sebelum saya maju, saya sudah ungkapkan kondisi saya.

Ada risiko jika dibiayai oleh pihak ketiga, tentu ada kepentingan-kepentingan yang masuk. Bagaimana Anda menjalankan visi misi Anda nantinya?

Program yang kita jabarkan, itu disepakati. Kepentingan itu apa sih sebenarnya? Kita liat sajalah.

Kan saya sudah ungkapkan, kalau saya maju, saya punya konsep yang berbeda untuk menangani itu. 

Termasuk menangani birokrasi. Kita tidak ingin terlarut dalam sistem yang menjadi kebiasaan. Tentu kita perlu perbaikan.

Kita akan sesuaikan dengan kondisi yang dihadapi.

Makanya, saya tidak ingin ditekan. Tetap memegang kendali, di tengah kepentingan yang masuk. Kita bisa baca, kepentingannya sebesar apa? Kalau
kepentingannya bagus untuk masyarakat, kenapa tidak?

Orientasi kita itu, program. Bukan orientasi proyek.

Apakah Bapak sudah sosialisasi ke masyarakat?

Kawan-kawanlah yang mensosialisasikan saya. Saya secara langsung belum begitu banyak bergerak ke masyarakat.

Tapi, kawan-kawan yang merespon saya, sudah mulai mensosialisasikan saya di kalangannya.

Bagiamana bentuk sosialisasinya?

Mereka komunikasi dan memperkenalkan siapa saya. Supaya dikenal dulu. Karena saya sudah lama tidak beraktivitas di Balikpapan.

Saya pindah ke provinsi tahun 2009. Jadi cukup lama.

Nama saya tentu di kalangan muda, tidak begitu dikenal. Kecuali di kalangan PNS ataupun pensiunan.

Di dunia birokrat selama lebih dari 30 tahun, dan saat ini siap terjun ke dunia politik. Apakah Anda sudah merakan perbedaannya?

Saya sudah paham. Saya kan sudah bergaul dengan politisi itu sejak lama. Saat jadi birokrat, juga berhadapan dengan politisi juga. Saya sudah memahami karakteristik dan cara kerja politisi.

Pasti ada perbedaan. Birokrasi kan, clear, terstruktur, dan hirarkinya jelas. Sedangkan politik kan, kadang tidak ada hirarki yang jelas.

Apakah keluarga mendukung?

Ada sedikit rasa yang berbeda. Seperti itu, wajar saja. Kita masih berproses. Belum tau nanti ke depan.

Tentu komunikasi dengan keluarga jalan terus. Ada saatnya keluarga mulai memahami. Saya jelaskan saja. Dan mereka menerima.

Siapa panutan politisi di Kaltim?

Saya mengambil hikmahnya saja. Tidak semua orang itu sama. Mana baiknya kita pahami, jadi tidak perlu menunjukan pada 1 orang untuk jadi panutan. Saya autodidak saja.

Berkomunikasi dengan politik saja. Sehingga kita tau, bagaimana politisi bekerja, berkomunikasi, berinteraksi dan lainnya.

Bapak sudah bekerja dengan pemimpin-pemimpin terdahulu di Balikpapan dan Kaltim. Apa pelajaran yang bisa diambil dari mereka?

Almarhum Pak Tjujup Suparna ( Wali Kota Balikpapan periode 1991–1996 dan 1996–2001) itu tegas dan mengayomi.

Pak Imdaad Hamid ( Wali Kota Balikpapan 2001–2006 dan 2006–2011) itu punya wawasan bagus. Taktis, dan bisa merangkum dengan baik berbagai permasalahan, untuk mencarikan solusi.

Lalu Pak Awang Faorek (Gubernur Kalimantan Timur 2008–2013 dan 2013–2018) itu pekerja tangguh, konseptor juga. Beliau punya wawasan dan gagasan yang bagus. Itu yang bisa kita ambil. Jadi, masing-masing politisi, sudah kita ambil beberapa hal baiknya, perilaku dan cara kerjanya.

Cara kerja itu yang bisa kita kombinasikan.

Bagaimana karekteristik Bapak saat memimpin?

Jangan tanya saya, tanya yang saya pimpin. Saya pensiun dari Sekda, dilepas dengan acara. Diberikan kenang-kenangan.

Saya pindah dari dinas-dinas tertentu. Jadi silahkan tanya dengan mereka. Saya berusaha tidak pernah marah.

Saya tidak pernah menganggap saya lebih tinggi. Saya harus memahami posisi, staf itu di mana.

Kalaupun mereka membuat suatu konsep tidak mungkin langsung saya salahkan, kita tinggal memberikan arahan.

Saya, sebagai pimpinan tidak pernah menghalangi orang untuk bertemu selama saya ada di tempat dan ada waktu.

Dari banyak nama yang beredar, apakah ada yang ingin Bapak gandeng sebagai wakil?

Ada. Tapi tidak bisa di-spill. Ada mungkin dua nama politisi. Tapi belum tau, dia mau atau tidak dan apakah dia masalah dengan partai.

Usia tentu rata-rata di bawah saya.

Tapi saya berharap, dia kader yang bagus. Karena saat saya sudah selesai, dia yang gantikan. Dia harus paham, nanti berubah lagi konsepnya.

Saya tidak punya target muluk-muluk, lima tahun saya selesai, kader yang jadi wakil ini harus mampu melanjutkan.

Bapak ada clossing statement?

Saya berharap, saya tidak memaksakan diri. Tapi saya berupaya untuk mampu memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat. Nanti akan jelas, bagaimana konsep yang akan saya jabarkan.

Saya berharap, Balikpapan kalau saya pimpin betul-betul menjadi terdepan dalam pelayanan pada masyarakat. 

Menekan keluhan-keluhan, merespon cepat aspirasi, dan menindaklanjuti permasalahan yang harus dihadapi masyarakat. Kalau konsep saya itu bagus dirasakan, silakan pada saatnya tentu memilih saya.

Dan saya harap masyarakat bersama-sama. Kritik tidak ada masalah. Tapi kritik itu nanti akan kita respon dengan baik. 

Terakhir, tiga kata untuk Balikpapan Pak?

Terdepan dalam Pelayanan! (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Katim untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved