Ibu Kota Negara
Warga IKN Kaltim yang Mau ke Palu atau Balikpapan Bisa Naik Taksi Terbang, Kapasitasnya 5 Orang
Warga IKN Nusantara di Kaltim yang mau ke Palu atau Balikpapan bisa naik taksi terbang, kapasitasnya 5 orang
Ini juga dikarenakan ruas jalan di IKN belum sepenuhnya siap sebab masih dalam tahap pembangunan.
Tentang Taksi Terbang IKN
Taksi terbang atau sky taxi yang akan menjadi transportasi publik cerdas di Ibu Kota Nusantara (IKN) akan menjalani tahap uji coba di Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto, Samarinda, Kalimantan Timur, Juli 2024.
Kepala Otorita IKN (OIKN) Bambang Susantono memastikan hal itu saat acara halal bi halal di PMC, Balikpapan, Rabu (10/4/2024).
"Sky taxi, kita sedang meminta mereka, untuk mengirim segera, uji coba dilakukan di Bandara Samarinda," ujar Bambang.
Taksi terbang dimaksud merupakan hasil karya Hyundai Motors Group, sementara uji coba sebelumnya yang telah dilakukan di Bandara Curug, Tangerang Selatan, Banten, merupakan produksi Guangzhou EHang Intelligent Technology Co. Ltd.
Sebelum proof of concept (PoC), taksi terbang Hyundai ini telah menjalani serangkaian tahapan sebagai tonggak kunci dan bersejarah bagi pengembangan smart mobility di IKN.
Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital OIKN Mohammed Ali Berawi memerinci sejumlah key milestone mengenai transportasi publik cerdas dalam kerangka kerja sama Advanced Air Mobility (AAM) OIKN-Korea ini.
Pada 5 Februari lalu, dilakukan pendampingan kunjungan survei di dua lokasi Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggdan dan APT Pranoto Samarinda.
Dari hasil survei lokasi tersebut, Bandara APT Pranoto Samarinda diputuskan sebagai lokasi uji coba terbang terbang.
Keputusan tersebut keluar pada Maret 2024.
Selanjutnya dibentuk kelompok kerja bersama atau working group untuk memastikan tahapan berikutnya berjalan lancar.
Working group ini merupakan hasil dari pertemuan dengan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan Hyundai Motors Group pada 22 Maret 2024.
"PTDI dilibatkan karena OIKN ingin ada transfer teknoogi. Hal ini mengingat kemampuan PTDI yang telah dapat memproduksi pesawat. Ini bertujuan agar ke depannya kita dapat turut memproduksi moda transportasi bahkan hingga ke level autonomous sky taxy," tutur Ali.
Dia melanjutkan, pada tanggal 4 April 2024, telah digelar pertemuan antara Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menentukan frekuensi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.