Ibu Kota Negara

Jadi Kurator IKN, Ridwan Kamil Bicara soal Forest City hingga Investor Banyak Datang karena Prabowo

Jadi kurator IKN di Kaltim, Ridwan Kamil bicara soal forest city hingga investor yang makin banyak datang karena Prabowo menang Pilpres 2024.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Kurator Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang juga Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berpose usai wawancara khusus dengan Tribunnews di Kantor Tribun Network, Jakarta, Selasa (28/5/2024). Jadi kurator IKN di Kaltim, Ridwan Kamil bicara soal forest city hingga investor yang makin banyak datang karena Prabowo menang Pilpres 2024. 

IKN ini dari zaman Belanda udah ada. Sejarahnya itu dulu IKN itu mau pindah ke Bandung.

Sebagian kementerian sudah pindah itu ke Bandung. Keburu Jepang datang tahun 1942. Bubar lah IKN-nya pemerintah kolonial. Bandung nggak jadi IKN, kan. Zaman Bung Karno, idenya di Palangkaraya, kan. Cuman nggak ada duit baru merdeka, nggak ada.

Baca juga: 3 Merk Taksi Terbang yang Mungkin Akan Dioperasikan di IKN Kaltim dari EHang 216 hingga Hyundai

Zaman Pak Harto mau ke Jonggol, Bogor, kan. Keburu reformasi. Nah, baru di era Pak Jokowi ini.

Karena visi pembangunannya itu harus juara dunia, ya. Forest City, Green City, Smart City, Net Zero Carbon, dan gitu-gitu, kan.

Beliau butuh orang dengan keilmuan arsirektur perkotaan yang bisa mewakili beliau untuk memfilter. Bahwa proyek bangunan ini kelas dunia apa ecek-ecek. Nah, Pak Presiden nggak mau. Harus semuanya world class.

Ditunjuklah saya yang kebetulan gubernurnya selesai, kan. Jadi tugas saya, seperti besok hari Rabu ya, itu tiap hari Rabu-Kamis saya itu mereview hampir 8 proyek.

Ada hotel, ada kantor, ada kebun raya, ada PLT sampahan. Karena IKN-nya sekarang sibuk. Makanya saya senang ada wawancara ini karena kurang publikasi sebenarnya.

Bahwa di lapangan itu udah mau beres tahap satunya, kan. Termasuk upacara Agustusan tahun ini akan dilakukan di IKN.

Jadi tugas saya intinya itu dengan nama jabatan kurator. Mengkurasi begitu.

Jadi kalau bahasa kita nyortir, gitu ya?

Ya, nyortir yang terbaik-terbaik, yang jelek-jelek, kurang baik, disuruh perbaikan, baru balik lagi.

Ini kan menjadi diferensiasi bagi ibu kota. Taruhlah kita lebih kepada di Asia. Diferensiasi apa sih, kalau misalnya di konsep Forest City itu? Dibandingkan ibu kota di negara Asia Tenggara, misalnya? Karena janjinya adalah Forest City. Forest City itu kayak kota-kota.

Jadi kalau ada pilihan rumput dengan pohon besar, maka dipilih lahan itu tunggu pohon besar. 

Nah, jadi terjemahannya ke lapangan, di sekelilingnya harus ada pohon besar, wajah bangunannya juga harus ada hijau-hijau, di dalam bangunannya juga harus ada ruang hijau, di atap bangunannya juga harus ada taman. Jadi kalau bangunannya itu menghilang di balik pohon, itu bagus.

Kalau di Jakarta, Sudirman dan Thamrin, berlomba-lomba wajah arsitekturnya dipertontonkan. Nah, kalau di IKN, sebaliknya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved