Ibu Kota Negara

Bukan Pengendara Mobil Pemegang Kasta Tertinggi IKN Nusantara di Kaltim, Alasan OIKN Batasi Parkir

Bukan pengendara mobil yang memegang kasta tertinggi IKN Nusantara di Kaltim. Cek alasan OIKN batasi kapasitas parkir.

Dok BKPM/Kementerian Investasi.
KONGLOMERAT PENDUKUNG IKN NUSANTARA - Bukan pengendara mobil yang memegang kasta tertinggi IKN Nusantara di Kaltim. Cek alasan OIKN batasi kapasitas parkir. 

TRIBUNKALTIM.CO - Pembangunan ibu kota negara alias IKN NUsantara tak melulu soal-soal gedung dan bangunan.

Pemerintah juga dalam tahap pembangunan manusia, dalam hal ini kebiasaan dan cara berpikir.

Bukan pengendara mobil yang memegang kasta tertinggi IKN Nusantara di Kaltim.

Adalah pejalan kaki sebagai pemegang kasta tertinggi di IKN Nusantara.

Itulah jadi salah satu alasan OIKN batasi kapasitas parkir di IKN Nusantara.

Selengkapnya ada dalam artikel ini.

Baca juga: Ternyata Seremoni Pindahnya Ibu Kota dari Jakarta ke IKN Nusantara Sudah Disiapkan, Mulai 1 Agustus

Baca juga: Ridwan Kamil Klaim Kemenangan Prabowo-Gibran Buat Banyak Investor Masuk di IKN Nusantara

Baca juga: Miliarder UEA Pemilik Burj Khalifa Tergiur Investasi IKN Nusantara di Kaltim Pada 3 Sektor Ini

Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono mengatakan, para pejalan kaki akan menduduki kasta tertinggi di IKN, Kalimantan Timur.

Menurut dia, Otorita IKN dibangun dengan prinsip mengurangi jarak tempuh sehingga penggunaan transportasi umum diutamakan.

"Nusantara akan mengurangi jarak transportasi sekaligus mendorong penggunaan transportasi umum dan mobilitas aktif, seperti berjalan kaki atau bersepeda,” ujar Bambang, dilansir dari siaran pers Otorita IKN, Rabu (29/5/2024).

"Pejalan kaki akan menjadi kasta tertinggi (di IKN),” kata dia.

Untuk mendukung hal itu, Otorita IKN merencanakan tata kota yang efektif dengan mencegah perluasan pembangunan kota.

Pendekatan ini menyeimbangkan perjalanan di dalam kota, mendukung kawasan dengan kepadatan tinggi, dan mendorong skala ekonomi.

Kebijakan di IKN akan berfokus pada pemberian insentif bagi pilihan-pilihan kebijakan berkelanjutan, misalnya pengelolaan permintaan transportasi akan membantu mengurangi kemacetan lalu lintas, menciptakan banyak ruang untuk transportasi publik.

"Selain itu, strategi Nusantara mencakup pembatasan kapasitas parkir dan jalan serta memperkenalkan fasilitas park-and-ride untuk menjaga volume lalu lintas," ujar Bambang.

Baca juga: Heru Budi Bocorkan Sisa Waktu Jakarta Jadi Ibu Kota Tinggal Hitungan Bulan, Pindah ke IKN Nusantara

Untuk memandu upaya pembangunan kota cerdas ini menurut Bambang, Otorita IKN telah menerbitkan Cetak Biru Kota Cerdas Nusantara.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved