Berita Balikpapan Terkini

Cita-cita Jadi Polisi Terhalang Maut, Kematian Remaja Balikpapan Ini Masih Misterius

Mimpi seorang remaja perempuan berusia 16 tahun di Balikpapan berinisial DA untuk menjadi polisi harus pupus di tengah jalan

Penulis: Mohammad Zein Rahmatullah | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD ZEIN RAHMATULLAH
Kakak perempuan DA, Siska, memperlihatkan foto adiknya yang semasa hidup bercita-cita menjadi seorang polisi wanita (Polwan). Mimpi DA harus kandas lantaran meninggal secara misterius pada penghujung Oktober 2023 lalu.  

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Mimpi seorang remaja perempuan berusia 16 tahun di Balikpapan berinisial DA untuk menjadi polisi harus pupus di tengah jalan.

Takdir tak memihak DA. Gadis siswi SMK jurusan akutansi ini meninggal dunia pada akhir Oktober 2023, tepat usianya nyaris memenuhi syarat untuk mendaftar penerimaan Polri.

DA menghembuskan napas terakhir usai dilarikan menuju rumah sakit pasca ditemukan dalam kondisi kritis di kediamannya di Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan.

Baca juga: Kematian Misterius Empat Orang Dekat Vladimir Putin, Tewas Mengenaskan, Diduga Dibunuh

Bagi keluarga, DA dikenang sebagai anak penurut yang rajin dan tekun, teguh memikul mimpinya menjadi bagian dari Korps Bhayangkara.

Semangatnya yang membara terlihat dari persiapannya yang matang, baik fisik maupun akademis.

Sang Ayah, Eko Prahariyanto, menuturkan, DA merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Dari ketiga bersaudara, DA terbilang menjadi anak emas.

"Saya pantau terus anak itu. Saya sayang betul sama DA, benar ini," ungkap Eko Prahariyanto, Selasa (11/6/2024).

Dia mengamini cita-cita anak gadisnya tersebut menjadi anggota Polri. Eko bahkan optimis DA bisa menggapai mimpinya.

Baca juga: Misteri Kematian Bertha Mimi Jama di Samarinda, Polisi: Korban Meninggal Akibat Lemas

Pasalnya, Eko beranggapan bahwa DA memiliki nilai akademis yang mumpuni. Saat kelulusan SMP, nilai rata-rata DA tercatat menembus 91,82.

"Waktu daftar SMK aja, dia peringkat 8 dari atas. Memang terakhir belum kalau daftar polisi, kan dia masih kelas 1 SMK," sambungnya.

Tekad DA untuk menjadi Polri begitu kuat, bahkan kakak perempuannya, Siska, turut memberikan dukungan penuh.

Menurut Siska, cita-cita itu sudah tumbuh sejak DA masih kecil. Seingatnya, cita-cita tersebut didorong motivasi agar bisa menjaga sang Ayah.

"Biar bisa jagain Bapak," ucap Siska mengulang pengakuan mendiang adiknya.

Baca juga: Sejarah 15 April: Tenggelamnya Kapal Titanic serta Misteri yang Mungkin Tidak Akan Terpecahkan

Selain dari segi akademik, Siska turut meyakini bahwa DA tak kesulitan memenuhi syarat untuk mendaftar anggota Polri dari aspek fisik.

Dengan tinggi 160 centimeter dan berat 60 kilogram, menurut Siska, menjadi anggota Polri sesuai persyaratan minimum bukan hal susah.

"Tinggi dan berat segitu dia masih kelas 1, kan masih bisa lebih tinggi lagi. Sama saya tipis saja bedanya," sebut Siska.

Meskipun kapasitas fisik dianggap cukup, lanjut dia, DA sudah berencana untuk mulai aktif berenang ketika sudah naik ke kelas 2. Demikian tak bukan untuk terus menggenjot kemampuan fisiknya.

Melihat tekad DA yang tak main-main, Siska sudah menasehati adiknya itu agar tidak berpacaran. Siska khawatir akan mengganggu jalan DA menjadi polisi.

Baca juga: Terjawab Misteri Penyebab Kematian Stevie Agnecya, Ternyata Ada Penyakit Ganas Bukan Santet

Masalah pacaran, kata Siska, DA menyanggupi dengan mantap. Hanya saja, DA disebut sempat meragu apabila dia mendaftar polisi dari jebolan SMK.

"Dia pernah bimbang, karena dia tahunya masuk polisi itu susah kalau dari SMK. Habis itu saya bilang, masuk aja SMK. Nanti kan pasti ada aja jalan Tuhan," lanjut Siska.

Mimpi itu sekarang sirna, ikut terkubur bersama jenazah DA di bawah batu nisan. Baik Eko maupun Siska, hanya bisa berharap penyebab kematian DA bisa terungkap dengan terang.

Pasalnya, kematian DA pada penghujung Oktober 2023 lalu masih menjadi misteri.

Keluarga menemukan tanda-tanda mencurigakan pada tubuh korban saat dimandikan, seperti lebam yang tidak sesuai dengan kondisi biasa setelah kematian.

 

Hasil pemeriksaan medis menyatakan DA sehat, tetapi penyebab kematiannya masih belum terungkap.

Keluarga kesulitan mendapatkan penjelasan dari rumah sakit dan telah mencoba melakukan otopsi untuk mendapatkan klarifikasi lebih lanjut.

Kepada TribunKaltim.co, Eko mengaku sudah ikhlas dengan kepergian DA. Namun dia bersikukuh kematian DA didorong faktor kesengajaan yang melibatkan sejumlah oknum.

"Saya sudah ikhlas. Tapi saya cuma mau kepastian anak saya meninggal kenapa. Kalaupun dibunuh, saya minta pembunuhnya segera ditangkap," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved