Idul Adha 2024
Kapan Wukuf di Arafah 2024? Berikut Jadwalnya Menurut Pengadilan Tinggi Arab Saudi
Wukuf di Arafah adalah salah satu komponen penting dalam pelaksanaan ibadah haji, atau bisa disebut puncak ibadah haji umat Islam.
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
TRIBUNKALTIM.CO - Wukuf di Arafah adalah salah satu komponen penting dalam pelaksanaan ibadah haji, atau bisa disebut puncak ibadah haji umat Islam.
Mengerjakan Wukuf merupakan salah satu rukun haji yang tidak dapat ditinggalkan.
Seseorang dikatakan tidak berhaji apabila tidak melakanakan Wukuf.
Melansir laman kemenag.go.id, Wukuf artinya berhenti dalam bahasa Arab.
Saat Wukuf, seluruh jemaah haji berhenti dari segala aktivitas dan berdiam diri berkumpul di Padang Arafah untuk memanjatkan doa.
Alias jemaah haji berdiam diri sambil merenungi atas dirinya, menghilangkan sifat buruk dan menggantikan dengan sifat baik, memohon ampunan Allah, berserah diri, untuk meraih kesempurnaan.
Tata Cara Wukuf di Arafah
Tata cara Wukuf yaitu dimulai dengan mendengarkan khotbah Wukuf.
Kemudian dilanjutkan dengan salat jamak taqdim, dapat dilakukan berjamaah atau sendirian.
Saat wukuf juga disarankan memperbanyak membaca istighfar, zikir, dan doa.
Wukuf di Arafah selalu dilakukan pada 9 Zulhijah atau 1 hari sebelum melaksanakan Hari Raya Idul Adha.
Lalu, kapan waktu pelaksanakan Wukuf di Arafah untuk haji 2024?
Jadwal Wukuf di Arafah 2024 Menurut Arab Saudi
Pengadilan Tinggi Arab Saudi pada Rabu (5/6/2024), mengeluarkan pernyataan yang menyerukan agar warganya melihat bulan pada Kamis (6/6) malam.
Artinya, 1 Zulhijah 1445 H di Arab Saudi jatuh pada Jumat, 7 Juni 2024.
Sementara hari raya Idul Adha 1445 H jatuh pada Minggu, 16 Juni 2024.
Dengan demikian, jemaah haji akan melaksanakan wukuf di Padang Arafah pada 15 Juni 2024.
Berikut rinciannya:
• 1 Zulhijah 1445 H: Jumat, 7 Juni 2024
• Puasa Tarwiyah, 8 Zulhijah 1445 H: Jumat, 14 Juni 2024
• Puasa Arafah, 9 Zulhijah 1445 H bagi yang tidak berhaji: Sabtu, 15 Juni 2024
• Wukuf di Arafah 2024: Sabtu, 15 Juni 2024
• Idul Adha 2024 di Arab Saudi: Minggu, 16 Juni 2024
Idul Adha 2024 Menurut Pemerintah Indonesia
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan 1 Zulhijah 1445 H alias Hari Raya Idul Adha jatuh pada Senin, 17 Juni 2024.
Hal itu berdasarkan hasil sidang isbat pantauan hilal pada Jumat (7/6) dari beberapa titik wilayah Indonesia.
Dengan perbedaan Idul Adha 2024, berarti ada perbedaan puasa Arafah.
Lalu apakah puasa Arafah harus mengikuti waktu Wukuf di Arafah?
Serta, apakah harus mengikuti Pemerintah atau Arab Saudi?
Penjelasan MUI
Majelis Ulama Indonesia menganjurkan agar masyarakat mengikuti pemerintah Indonesia karena keputusan pemerintah menghilangkan perbedaan pendapat.
Hal tersebut diakui oleh seluruh fuqaha dari empat mazhab.
Dikutip dari Tribunnews.com, MUI berpendapat, mengenai perbedaan, maka umat Islam harus mengikuti terbitnya bulan sesuai wilayah atau negerinya berada.
Jumhur ulama Malikiyah, Hanafiah dan Hanabilah berpendapat cukup satu tempat melihat bulan di negara lain, dan mengikuti aturan lebarannya meski tempatnya jauh.
Misalnya, umat Islam di Indonesia mengikuti aturan Idul Adha dari Arab Saudi dan melaksanakan puasa Arafah sesuai tanggal di Arab Saudi, meski tempatnya jauh.
Namun, hal ini berbeda dengan pendapat Syafi’iyah, yang menyebutkan setiap tempat yang lebih 24 farsakh atau sekitar 57 kilometer sudah tidak wajib ikut ketentuan penentuan di tempat itu atau harus ikut ketentuan pemerintah di mana dia bermukim.
Contohnya, umat Islam di Indonesia tidak wajib mengikuti aturan tanggal Idul Adha di Arab Saudi, karena letak Indonesia yang lebih dari 57 kilometer dari Arab Saudi.
Pendapat Syafi’iyah inilah yang dianut saat ini di Indonesia karena ketentuan lebaran di Mekah tidak diikuti sebab berbeda tempat terbitnya bulan.
Penjelasan Buya Yahya
Dikutip dari BanjarmasinPost.co.id, Buya Yahya menjabarkan terdapat perbedaan metode dalam penentuan hilal.
Kemungkinan di suatu daerah hilal sudah terlihat, sementara di daerah lain hilal belum muncul.
Misalnya saja, tahun ini Hari Raya Idul Adha akan jatuh pada Senin (17/6/2024), di mana sebelumnya pemerintah menentukannya berdasarkan hasil sidang isbat.
Sedangkan PP Muhammadiyah telah memutuskan Hari Raya Idul Adha jatuh pada Minggu (16/6/2024).
Buya Yahya juga menjelaskan jika di Indonesia seringkali terjadi perubahan dalam penetapan awal bulan hijriyah, terutama Syawal dan Dzulhijjah.
"Karena bulan hijriyah itu ada dua cara untuk mengetahuinya, yang pertama dengan rukyatul hilal atau melihat hilal secara langsung, metode rukyatul hilal sendiri juga terdapat perbedaan ulama antara zumhur ulama dan Mazhab Maliki," papar Buya Yahya dari kanal youtube Buya Yahya.
Sebagian menyatakan setiap wilayah mempunyai perbedaan dengan wilayah lainnya, ini memungkinkan hilal dapat dilihat di sebuah tempat ternyata di tempat lain belum terlihat atau tampak di hari yang berbeda.
Metode lainnya yang sering digunakan adalah cara hisab atau dengan hitungan ilmu falak.
Adanya perbedaan tersebut berdasarkan fenomena alam dan tata surya yang Allah ciptakan yakni bulan.
"Penentuan awal bulan termasuk hari raya dan Puasa Arafah yang berbeda-beda, bukan karena kesalahan orang atau metode yang digunakan melainkan Allah menciptakan bulan kadang terlihat atau tidak yang menjadi sebab perbedaan," ujar Buya Yahya.
Perbedaan terjadi bisa saja penanggalan awal bulan Dzulhijjah dilakukan dengan metode hisab ilmu falak, namun ternyata secara rukyatul hilal belum nampak hilalnya.
Adapun orang yang sudah terlanjur puasa sunnah di bulan Dzulhijjah meliputi Puasa Arafah dan ternyata di daerahnya penentuan hilalnya berbeda, puasanya tetap sah, Allah Maha Mengetahui niat dari hamba-Nya.
"Bahkan kalaupun tidak di Dzulhijjah pun bukan waktu yang diharamkan untuk berpuasa, apalagi misalnya Anda berpuasa di hari Senin dapat pahala puasa Senin," terang Buya Yahya.
Buya Yahya menegaskan Hari Arafah adalah bukan hari wukuf di Arafah melainkan tanggal 9 Dzulhijjah, adapun wukuf di Arafah adalah Hari Arafah bagi orang Arab Saudi.
Misalnya di Indonesia sudah 9 Dzulhijjah, bukan berarti di Arab Saudi sudah harus wukuf, kalau belum waktunya maka tidak bisa disamakan.
"Sebab itu, Hari Arafah adalah tanggal 9 Dzulhijjah dimanapun kita berada, sedangkan wukuf di Arafah terjadi di 9 Dzulhijjah menurut hilal Arab Saudi," ujar Buya Yahya.
Sehingga Buya Yahya menyimpulkan waktu pelaksanaan Puasa Arafah tidak harus sama dengan waktu wukuf di Arafah, hal ini terkait penentuan hilal di masing-masing negara bisa berbeda.
Demikian informasi seputar waktu Wukuf di Arafah lengkap jadwalnya. Semoga bermanfaat! (*)
Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim
Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim
5 Macam Resep Olahan Daging Kurban Yang Enak dan Empuk, Berikut Penjelasannya |
![]() |
---|
17 Macam Resep Lengkap Olahan Daging Kurban Nikmat Cocok Dihidangkan Bersama Keluarga |
![]() |
---|
Kumpulan Tips Olahan Daging yang Bisa Dibuat Sendiri Dirumah, Mudah dan Anti Ribet! |
![]() |
---|
Ini Makna Idul Adha Menurut Ustad Fikri di Mahakam Ulu, Kalimantan Timur |
![]() |
---|
Inilah Berbagai Macam Resep Lengkap Olahan Daging Kurban Nikmat Cocok Dihidangkan Bersama Keluarga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.