Berita Samarinda Terkini

Polemik Amdal Proyek Terowongan, Andi Harun Minta tak Dibesar-besarkan, Pengamat: Lucu Kok Direvisi

Polemik Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) para proyek terowongan di kawasan Gunung Manggah, alias Jalan Otto Iskandardinata masih terjadi

Penulis: Mir | Editor: Samir Paturusi
HO/Pemkot Samarinda
TEROWONGAN SAMARINDA - Kondisi pembangunan terowongan di Samarinda. Seorang pengamat memberi saran agar mempertimbangkan dampak terhadap arus lalu-lintas di kawasan tersebut ketika terowongan yang menghubungkan Jalan Sultan Alimuddin-Jalan Kakap ini selesai, Rabu (24/1/2024). 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Polemik Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) para proyek terowongan di kawasan Gunung Manggah, alias Jalan Otto Iskandardinata dan sekitarnya masih terjadi.

Proyek tersebut akan menghubungkan Jalan Sultan Alimuddin dengan Jalan Kakap, tepat di sebelah Rumah Sakit Jiwa Atma Husada.

Kini progres proyek terowongan telah mencapai 43 persen. Dikebut dari dua sisi sekaligus, Pemkot Samarinda optimis tahun ini kedua sisi terowongan dapat saling menembus.

Pengamat asal Universitas Mulawarman mempertanyakan mengenai amdal proyek yang akan menghabiskan anggaran ratusan miliar tersebut.

Baca juga: Pj Gubernur Bakal Periksa Regulasi Pembangunan Terowongan Samarinda, Masih Terkendala Amdal

Lalu apa tanggapan Walikota Samarinda Andi Harun?

Walikota Samarinda Andi Harun menegaskan, bahwa revisi Amdal merupakan hal yang lumrah terjadi dalam suatu proyek besar.

Walikota Samarinda Andi Harun menegaskan, bahwa revisi Amdal merupakan hal yang lumrah terjadi dalam suatu proyek besar.TRIBUNKALTIM.CO/HO
Walikota Samarinda Andi Harun menegaskan, bahwa revisi Amdal merupakan hal yang lumrah terjadi dalam suatu proyek besar.TRIBUNKALTIM.CO/HO (TRIBUNKALTIM.CO/HO)

“Dalam pandangan kita itu ideal. Ternyata pada saat pelaksanaan di lapangan ada yang harus kita sesuaikan,” ungkap Andi Harun.

Orang nomor satu di Samarinda ini menjelaskan, revisi dilakukan lantaran adanya penyesuaian trase terowongan sedalam 5 derajat dan penemuan sumber air yang tak terduga.

Hal ini, menurutnya, merupakan bagian dari upaya untuk menyempurnakan proyek dan meminimalisir dampak lingkungan, sehingga mengenai revisi Amdal tak perlu dibesar-besarkan.

“Untuk menghindari itu, ya Amdal kita revisi. Jadi sesuatu yang normal revisi itu. Seolah-olah ketidakkonsistenan. Padahal engga, ini revisi Amdal bagian dari upaya kita untuk konsisten,” tegas Andi Harun.

Meskipun revisi Amdal yang diseriusi pihaknya menuai kritik, Andi Harun meyakini bahwa proyek terowongan ini akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat Samarinda, terutama dalam mengatasi kemacetan dan meningkatkan konektivitas.

“Komitmen kita untuk menyelesaikan setuntas-tuntasnya. Kalau ada keterlambatan, saya minta maaf. Karena ada faktor yang tidak kita jangkau. Yang penting kami konsisten, polemik tidak bisa kita hindari,” pungkasnya. 

Lucu Masih Direvisi Amdal

Permasalahan proyek terowongan Samarinda yang masih terkendala di dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) kini mendapat sorotan dari para akademisi.

Salah satunya Pengamat Ekonomi Universitas Mulawarman atau Unmul Samarinda, Purwadi Purwoharjo. Ia mengungkapkan, sebelum peletakan batu pertama, para akademisi Unmul telah memberikan saran agar rencana pembuatan terwongan yang membentang dari Jalan Sultan Alimuddin hingga Jalan Kakap, Kota Samarinda itu dapat dipertimbangkan dengan opsi lain.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved