Berita Samarinda Terkini

Kronologi Bayi 6 Bulan Asal Bontang Meninggal di RSUD AWS Samarinda, Sempat Diare dan Muntah

RSUD AWS Samarinda memberikan penjelasan duduk perkara soal penanganan pasien bayi yang kemudian meninggal

|
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Budi Susilo
Kolase TribunKaltim.co
PELAYANAN RSUD AWS - Direktur RSUD AW Sjahranie Samarinda, David Hariadi Masjhoer saat menjelaskan terkait kasus meninggalnya bayi rujukan asal Bontang meninggal dunia di RSUD AWS Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Selasa (2/7/2024). 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie atau RSUD AWS Samarinda memberikan penjelasan duduk perkara soal penanganan pasien bayi yang kemudian meninggal dunia dan jadi pusat perbincangan masyarakat di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.  

Dijelaskan oleh Direktur RSUD AWS Samarinda, dr David Hariadi Masjhoer, menyatakan, benar adanya seorang bayi berusia 6 bulan asal Kota Bontang yang meninggal dunia.

Katannya, dari catatan medik mereka, awalnya bayi tersebut datang ke RSUD AWS Samarinda pada pukul 18.55 Wita. 

Kemudian pihaknya mulai melakukan penanganan terhadap bayi tersebut pada pukul 18.57 Wita.

Baca juga: Pasca Penggeledahan, Kejati Kaltim Periksa 6 Saksi soal Dugaan Korupsi di RSUD AWS Samarinda

Saat dibawa ke ruang pelayanan RSUD AWS Samarinda , bayi dalam kondisi keluhan diare dan muntah-muntah.

Berdasarkan asesmen awal, dari dokter jaga UGD bayi tersebut mengalami dehidrasi sedang, artinya kekurangan cairan sedang.

"Tetapi saat dokter anak datang dan melakukan pemeriksaan bayi itu mengatakan dehidrasi berat," kata dr. David.

Selain itu, saat tim medis sambangi sang bayi tersebut dalam kondisi gemuk atau obesitas yang menyebabkan sulitnya ditemukan arteri untuk pemasangan infus.

"Yang menjadi persoalan itu sempat kita tangani dan meninggal dunia," imbuhnya.

Baca juga: BREAKING NEWS: Mantan Plt Sekda PPU Muliadi Meninggal Dunia, Begini Penjelasan RSUD AWS Samarinda

Selain itu, sambungnya, ketika pasien bayi datang antara dehidrasi sedang ataupun berat dan gemuk agak sulit untuk didiagnos dan yang bisa mendiagnosis adalah dokter anak.

"Itu yang menjadi pertanyaan keluarga pasien, kok bisa ada pernyataan 2 diagnosis, hal ini sebenarnya wajar karena perjalan waktu. Yang awalnya dehidrasi sedang, terus menjadi berat karena muntah selama perjalanan," bebernya.

Dia juga mengungkapkan bahwa ketika pasien datang ke RSUD AWS Samarinda pihaknya langsung melakukan penanganan baik pemasangan infus tetapi gagal.

"Walaupun beberapa kali upaya yang kita lakukan gagal, tetap saja kita berusaha untuk melakukan penanganan dengan pemasangan oksigen. Dan memang untuk mencapai akses ini ada beberapa tindakan bisa seperti vena seksi yang bisa dilakukan dokter ahli," tutur David.

Tetapi pada saat harus berkonsultasi dokter anastesi, tenaga ahli tersebut sedang melakukan operasi dan saat dokter yang lain tidak dapat menangani.

"Jadi akses itu ada pemasangan yang kita tidak tahu, apakah kegagalan itu karena kondisi pasien yang memburuk jadi sementara kita lakukan audit di rumah sakit oleh Komite Medis," tuturnya.

Baca juga: Pelaksanaan Pemilu 2024 di RSUD AWS Samarinda, Pasien Nyoblos di Atas Tempat Tidur

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved