Pemkot Matangkan Perencanaan Pemanfaatan Polder Air Hitam Samarinda, Bakal jadi Lokasi Wisata

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Polder Air Hitam, oase rindang di tengah Kota Samarinda, tak hanya berperan sebagai penangkal banjir, tetapi juga menyimpan potensi wisata yang menjanjikan. 

Sejak lama, kolam ini menjadi primadona rekreasi, dikelilingi pepohonan asri dan berbagai fasilitas olahraga. Melihat pesonanya, tak heran jika Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda berhasrat untuk mengembangkannya menjadi destinasi wisata yang menarik.

Walaupun difungsikan sebagai pengendali banjir, Pemkot telah merancang strategi untuk menjadikan Polder Air Hitam sebagai tempat wisata tanpa menghilangkan fungsi utamanya. 

Meskipun rencana ini sudah ada, Wali Kota Samarinda Andi Harun mengakui bahwa pihaknya masih menunggu perencanaan detail dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). 

Baca juga: Usulan Pasar Ramadhan 2024 di Karang Asam Samarinda, Lokasi Polder Air Hitam Dinilai Kurang

Perencanaan ini akan dituangkan dalam dokumen Detail Engineering Design (DED) yang akan memuat berbagai aspek, termasuk pemanfaatan gedung eks bulu tangkis yang lama tidak digunakan.

"Nanti pada waktunya akan kami sampaikan karena saya belum dapat informasi terbarunya dari PUPR,” ujar Andi Harun, Rabu (10/7/2024).

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas PUPR Kota Samarinda, Desy Damayanti, menjelaskan bahwa perencanaan saat ini masih dalam tahap makro, alias masih dalam bentuk master plan. 

Ia pun membenarkan bahwa Polder Air Hitam akan dikembangkan menjadi tempat wisata. Terlebih, kabar untuk peruntukkan ini sudah terdengar dari tahun-tahun sebelumnya.  

"Master plan hanya mengunci pemanfaatannya saja, untuk detailnya nanti ada di DED," ujar Desy.

Desy menjelaskan bahwa tentunya dalam pembuatan DED membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.

Kemudian nantinya akan diusulkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan tahun ini. 

Baca juga: Tinjau Polder Air Hitam, Andi Harun Akan Realisasikan Alih Fungsi Gedung Badminton Jadi Gallery

DED akan memuat berbagai opsi pemanfaatan kawasan, termasuk gedung eks bulu tangkis, yang diarahkan untuk pengembangan kegiatan ekonomi.

Desy menambahkan bahwa PKL yang sebelumnya ditertibkan akan diizinkan kembali berdagang setelah kawasan ditata dan tidak kumuh lagi.

"Konsep wisata sudah ada, nanti dalam DED per kawasan akan kami susun lebih detail," tutupnya.

(*)