Ibu Kota Negara
Harga Tanah di IKN Rp 400.000-Rp 800.000, OIKN: Tak Semahal Kota Besar yang Sudah Matang
Basuki Hadimuljono bocorkan harga tanah di IKN Rp 400.000-Rp 800.000, OIKN: Tak semahal kota besar yang sudah matang.
TRIBUNKALTIM.CO - Pembangunan Ibu Kota Nusantara di Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, turut berimbas pada harga tanah di daerah tersebut.
Plt Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Basuki Hadimuljono memberikan bocoran terkait harga jual tanah di IKN.
Menurut Basuki, harga tanah di IKN bervariasi tergantung lokasinya.
Sedangkan menurut Sekretaris OIKN, Achmad Jaka Santos Adiwijaya, harga tanah di IKN belum semahal harga tanah di kota besar yang sudah matang.
Baca juga: Nginap Dua Hari di IKN, Menhub Ungkap Trem Otonom Sudah Ada di Pelabuhan Semayang Balikpapan
Saat ditemui di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki mengatakan bahwa harga tanah di IKN berbeda-beda, tergantung lokasinya.
"Tergantung lokasinya, antara Rp 400.000-Rp 800.000 per meter persegi," ucap Basuki.
Jelas Basuki, penetapan harga tanah di IKN tersebut sejatinya telah dilakukan sejak tahun 2023.
"Iya, tetapi itu sudah ditetapkan tahun 2023," tegas Basuki.
Sebelumnya, Sekretaris OIKN Achmad Jaka Santos Adiwijaya berpendapat bahwa harga tanah di IKN tidak semahal di kota-kota besar Indonesia.
"Tidak semahal di daerah kota-kota besar yang sudah matang karena kan kita juga harus mendorong investasi masuk. Tetapi yang jelas sesuai dengan kebutuhan negara," kata Jaka saat ditemui di Kantor Ombudsman Jakarta, Rabu (20/3/2024).
Adapun penentuan harga jual tanah di IKN disesuaikan dengan lokasi hingga perencanaan tata ruangnya.
"Kalau areanya premium ya harganya premium. Kalau areanya dibangun untuk hunian masyarakat berpenghasilan rendah ya enggak mahal-mahal," lanjut Jaka.
Saat ini, investor yang membeli tanah di IKN akan mendapatkan hak atas tanah berupa Hak Guna Bangunan (HGB) di atas Hak Pengelolaan (HPL).

Daftar Wilayah IKN di Kaltim yang Rawan Banjir, Satgas Pastikan Lokasi Upacara HUT RI Aman
Kawasan IKN di Kaltim beberpa waktu terakhir diguyur hujan.
Bahkan beberapa waktu lalu, di sekitar kawasan IKN di Kaltim sempat terjadi banjir.
Diakui Ketua Satuan Tugas (Satgas) Perencanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Imam Santoso Ernawi, tidak seluruh kawasan IKN di Kaltim dijamin aman dari banjir.
Menurut Iman Santoso Ernawi, ada kawasan IKN di Kaltim yang rawan banjir, yakni Wilayah Pembangunan (WP 2) yang merupakan daerah rawan.
Baca juga: Deputi Otorita Soal Penundaan Presiden Berkantor di IKN, Alimuddin: Itu Hanya Spekulasi Belaka
Pernyataan ini disampaikan Imam dalam konferensi pers Kesiapan Infrastruktur PUPR Menjelang Pelaksanaan Upacara Bendera HUT ke-79 Kemerdekaan RI di IKN yang digelar dalam jaringan, Kamis (11/7/2024).
"Itu ada di WP 2 dekat Pasar Sepaku memang sedang dilakukan penanggulangan banjir di sana," katanya seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.
Sementara berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 64 Tahun 2022 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Ibu Kota Nusantara Tahun 2022-2042, WP 2 merupakan pusat ekonomi yang juga disebut sebagai IKN Barat.
WP IKN Barat, dengan luas kurang lebih 17.206 hektar.
Meskipun demikian, Lapangan Upacara di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN dijamin bebas banjir.
Pasalnya, lokasinya ada di puncak Kabupaten Penajam Paser Utara.
"Di awal memang sudah mentapkan lokasinya itu memang bebas banjir 100 tahunan, yang puncak," kata Imam.

Tetapi, Satgas IKN tetap mengantisipasi genangan air bila terjadi hujan deras pada Upacara Peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 tanggal 17 Agustus 2024 mendatang.
"Sehingga kita memanfaatkan ada beberapa tempat yang ada embung, kolam retensi itu adalah tempat untuk air," lanjut Imam.
Baca juga: Media Asing Soroti Jokowi Batal Pindah ke IKN pada Juli, Singgung Keraguan Publik dan Investor
Selain itu, dalam pembangunan IKN juga telah disiapkan drainase yang didesain sedemikian rupa untuk memastikan kawasan pemerintahan di ibu kota negara baru tersebut tidak terendam banjir.
Bukan karena Proyek IKN
Belum lama ini terjadi banjir di Sepaku yang berada di sekitar kawasan IKN Kaltim.
Warga Sepaku menyebut daerah mereka memang sering banjir, lalu cepat surut dalam 1-2 jam
Namun sejak pembangunan di IKN masif pada 2022, banjir semakin parah dan belum surut setelah lebih dari lima jam.
Kementerian PUPR membantah banjir dekat Ibu Kota Nusantara (IKN) terjadi karena adanya proyek Intake Sungai Sepaku.
"Daerah itu ada di daerah yang memang sedang kita normalisasi Sungai Sepaku itu," kata Ketua Satuan Tugas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Danis Hidayat Sumadilaga saat ditemui di Kantor Kementerian PUPR Jakarta, Jumat (5/7/2024).
Menurutnya, daerah tersebut memang sudah rawan banjir.
Ditambah lagi curah hujan yang tinggi terjadi pada akhir Juni 2024 kemarin.
"Memang data menunjukkan curah hujan waktu itu biasanya hujan yang normal itu antara 30-50 milimeter per harinya, waktu itu 186 milimeter hari itu," lanjut Danis.
Baca juga: Hujan Terus di IKN, Lapangan Upacara Dijamin Bebas Banjir, Siap Tampung 8.000 Orang saat HUT RI
Sementara dikutip dari Kompas.id, banjir merendam puluhan rumah warga di Kelurahan Sepaku, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (24/6/2024).
Permukiman itu terletak di sekitar Intake Sepaku, atau proyek penyediaan air bersih IKN.
Salah seorang warga bernama Jakiah berusia 58 tahun mengatakan, air sungai memang kerap meluap saat terjadi hujan deras.
Namun, banjir semakin parah setelah pembangunan Intake Sepaku.
Malah, air Sungai Sepaku kerap naik ke kebun warga kendati tidak hujan dan membuat banyak tanaman warga mati lantaran sering terendam air.
Menurut Jakiah, sebelum tahun 2022, banjir memang kerap terjadi di Kelurahan Sepaku.
Namun, katanya, saat itu air langsung surut dalam 1-2 jam saja.
Sayangnya, sejak pembangunan di IKN masif pada 2022, banjir semakin parah dan belum surut setelah lebih dari lima jam.
"Kami berharap pemerintah memberi perhatian," tutur Jakiah seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim
Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.