Tribun Kaltim Hari Ini

Sejumlah Pilkada di Kaltim Berpeluang Lawan Kotak Kosong, Calon Tunggal tak Jaminan Menang

Sejumlah Pilkada di Kaltim berpeluang lawan kotak kosong. Namun pengamat menyebut calon tunggal tak jaminan menang.

TribunKaltim.co
TRIBUN KALTIM HARI INI - Beranda Tribun Kaltim hari ini, Sabtu (13/7/2024) yang mengulas salah satunya terkait peluang munculnya kotak kosong di sejumlah Pilkada di Kabupaten/Kota di Kaltim tahun 2024. Simak info lengkapnya. 

Di Pilkada 2020, dua daerah tersebut hanya menampilkan hanya satu paslon.

Di Kukar, tak ada penantang calon petahana, yakni Edi Damansyah dan Rendi Solihin.

Sementara di Balikpapan, juga cuma ada satu pasangan calon yakni Rahmad Mas’ud-Thohari Aziz.

Satu paslon melawan kotak kosong itu pun ditengarai berdampak pada rendahnya partisipasi pemilih.

Kota Balikpapan dengan angka partisipasi 60,13 persen dari 443.243 Daftar Pemilih tetap (DPT), kemudian Kutai Kartanegara 57 persen dari 488.055 DPT.

“Kehadiran paslon tunggal pada Pilkada cenderung menurunkan antusiasme masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemungutan suara," tegas Agus.

Karena itu, ia berharap Pilkada Serentak 2024 di Kaltim kompetitif dan tidak ada lagi pasangan calon (paslon) tunggal.

Calon tunggal atau melawan kotak kosong, akan mempengaruhi tingkat partisipasi pemilih di wilayah yang ada di Kabupaten/Kota di Kaltim.

Baca juga: Rudy Mas’ud dapat Tiket Gerindra di Pilkada Kaltim 2024, PDIP sebut Nama Isran Noor di Meja Megawati

"Idealnya, sebuah daerah yang memiliki kompetisi politik yang sehat diikuti oleh setidaknya tiga pasangan calon.

Jika hanya melawan kotak kosong, masyarakat cenderung enggan ke TPS karena merasa calon tunggal tersebut pasti menang," kata Agus.

Bikin bingung

Sejumlah warga di Samarinda yang Tribun Kaltim wawancara pun mengaku bingung ketika kontestasi Pilkada terpaksa ada paslon yang melawan kotak kosong.

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda (UINSI Samarinda), Adrian, menilai kontestasi itu jadi tidak seru. 

“Adu gagasannya jadi kurang, pro kontra juga tidak terlihat. Analisis kekurangan dan kelebihan masing–masing paslon juga tak bisa dalam.

Jika tetap satu paslon melawan kotak kosong, secara pribadi sebagai mahasiswa, kita mendukung penyelenggara, dan tetap datang memilih, penyelenggaran pemilu kan mahal, kalau tidak dilaksanakan buang–buang (anggaran) uang,” paparnya, Jumat (12/7).

Lain lagi dengan Talita, Mahasiswa Universitas Mulawarman Samarinda. Ia menilai kontetstasi menjadi tidak kompetitif, dan membuat bingung.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved