Ibu Kota Negara

Balikpapan Jadi Penyangga IKN, Rahmad Mas'ud Wacanakan Lagi Bangun Sirkuit Internasional di Teritip

Balikpapan jadi penyangga IKN, Walikota Rahmad Mas'ud wacanakan kembali bangun sirkuit internasional di Teritip.

TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
Walikota Balikpapan, Rahmad Mas'ud - Balikpapan jadi penyangga IKN, Walikota Rahmad Mas'ud wacanakan kembali bangun sirkuit internasional di Teritip. 

TRIBUNKALTIM.CO - Pembangunan sirkuit internasional diwacanakan kembali oleh Walikota Balikpapan, Rahmad Mas'ud.

Wacana ini kembali digelontorkan Rahmad Mas'ud mengingat Balikpapan sebagai penyangga Ibu Kota Nusantara sekaligus kota meeting, incentives, convention and exhibition (MICE).

Pembangunan sirkuit internasional ini diwacanakan kembali, setelah sempat digagas pada tahun 2013 lalu.

Wali Kota Balikpapan Ramad Mas'ud menuturkan, sirkuit ini akan dibangun di kawasan Teritip, Kecamatan Balikpapan Timur.

Baca juga: Maju Pilkada Balikpapan 2024, Petahana Rahmad Masud Diyakini Golkar Dapat Dukungan KIM

Untuk merealisasikan rencana pembangunan sirkuit ini, Pemkot Balikpapan mengundang pengelola Pertamina Mandalika International Circuit, yakni Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Priandhi Satria.

"Kami memanggil perancang MGPA untuk membuat sirkuit. Ini dikaji dulu, bagaimana kontur tanah, desainnya, dan pembiayaannya. Yang jelas kami ingin buat sirkuit bertaraf internasional," ujar Rahmad, di Balikpapan, Kamis (11/7/2024).

Menurutnya, sirkuit internasional perlu dibangun di Balikpapan.

Selain untuk mengakomodasi bakat dan talenta anak-anak muda, juga melengkapi fasilitas bertaraf internasional lainnya yang sudah ada di Balikpapan, seperti stadion sepakbola, dan convention center.

Rahmad menambahkan, Balikpapan sebagai penyangga IKN sekaligus kota meeting, incentives, convention and exhibition (MICE) harus menyediakan fasilitas-fasilitas seperti itu, termasuk kelak pacuan kuda.

Adapun terkait pembiayaan, Pemkot Balikpapan tengah melakukan kajian kelayakannya, dengan opsi menggunakan APBD atau dana pihak ketiga.

"Jika cukup pakai APBD akan kita anggarkan, kalau tidak cari pihak ketiga," imbuhnya.

Baca juga: Edelweizz Timnas U17 Gagal PPDB Balikpapan, Biarlah Prestasinya Cukup untuk Kebanggaan Keluarga

Sementara itu, Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Priandhi Satria mengungkapkan untuk membangun sebuah sirkuit seperti Pertamina Mandalika International Circuit, harus ditetapkan dulu tujuannya.

Tujuan tersebut menyangkut kapasitas sirkuit apakah untuk roda dua, roda empat, berskala nasional, atau internasional.

"Tujuannya harus ditentukan untuk apa ke depannya. Kalau sirkuit daerah, kapasitas bisa untuk motor 150 CC, namun tidak untuk motor 1.000 cc, misalnya," cetus Priandhi.

Kendati demikian, dia mengingatkan, Pertamina Mandalika International Circuit tidak bisa dijadikan patokan.

Ilustrasi Sirkuit Mandalika kategori Premium Grandstand
Ilustrasi Sirkuit Mandalika kategori Premium Grandstand (Tribunlombok.com/Sinto/Instagram@mandalika_internationalcircuit)

Hal ini karena sirkuit internasional itu memang dirancang oleh Pemerintah Pusat sebagai fasilitas yang melengkapi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan luas total 1.400 hektare.

KEK Mandalika ini dikembangkan dan dikelola secara terintegrasi oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).

ITDC pula yang mengembangkan dan me

Baca juga: Kasus Stunting di Balikpapan Meningkat 2 Persen, Alwiati Singgung Penyebab karena Perilaku

ngelola The Nusa Dua, dan The Golo Mori.

"Dari total 1.400 hektare KEK Mandalika atau The Mandalika itu, 100 hektare di antaranya dijadikan sirkuit," jelas Priandhi.

 

Oleh karena itu, dia bersama timnya berbagi pengalaman dan pengetahuan bagaimana mengembangkan dan mengelola sirkuit.

Priandhi menuturkan, ketika sirkuit sudah terbangun, pengelola wajib menggelar event-event yang bisa mendatangkan minat masyarakat untuk datang.

Sementara Jelang HUT RI Sebut saja event atau kegiatan balap motor roda dua, roda empat, track D, atau bahkan semacam taxi ride event seperti pemanfaatan wahana-wahanan di Ancol Jakarta Utara.

Ilustrasi Sirkuit Mandalika
Ilustrasi Sirkuit Mandalika (MPGA/M.Wahab)

"Pengelola wajib menciptakan experience baru bagi masyarakat, seperti bagaimana mengemudi kendaraan di sebuah sirkuit. Inilah yang akan menarik minat masyarakat untuk datang," cetusnya.

Dari kegiatan-kegiatan yang digelar tersebut, akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar sirkuit, seperti yang sudah terjadi di Mandalika.

Baca juga: Terjawab Sudah Waktu Tempuh Balikpapan ke IKN Nusantara di Kaltim, Hasil Kebut Jalan Tol Berdampak

Kehadiran sirkuit ini menggerakkan bisnis perhotelan swasta, penginapan milik masyarakat, restoran berbagai kelas, warung makan, hingga supply chain bahan bakunya.

"Kami biasa menggelar kegiatan balap Jumat, Sabtu, dan Minggu. Itu akan buat ekonomi berputar, berjalan.

Di mandalika sudah lengkap ada fasilitas akomodasi, dan restoran. Mereka jual makanan ke tim balap, beli bahan baku ke masyarakat. Jadi bergerak ekonominya," tuntas Priandhi. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com 

Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim

Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved