Berita Balikpapan Terkini
Kasus Stunting di Balikpapan Meningkat 2 Persen, Alwiati Singgung Penyebab karena Perilaku
Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Alwiati, mengatakan kasus stunting di Kota Balikpapan meningkat 2 persen.
Penulis: Ardiana | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Alwiati, mengatakan kasus stunting di Kota Balikpapan meningkat 2 persen.
Ia membeberkan, berdasarkan data penimbangan, terdapat 2500 anak di Balikpapan memiliki masalah gizi.
Selain itu, terdapat pula lebih dari 680 ibu yang terserang anemia dan mengalami kekurangan energi kronis.
"Ini adalah rapot merah kita. Stunting di perkotaan tidak selamanya identik dengan kemiskinan. Tapi lebih kepada perilaku. Sehingga, itu yang menyebabkan stunting," tuturnya saat menghadiri Jambore Kader Posyandu di Hotel Gran Senyiur Balikpapan, Minggu (14/7/2024).
Baca juga: Cegah Stunting, PT Petrosea Tbk Bersama Kelurahan dan Puskesmas Kariangau Gelar Lomba Masak B2SA
Menurutnya, hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat untuk datang dan melakukan pengecekan ke posyandu.
Terlebih, para calon pengantin yang harus dipersiapkan sebelum menjadi seorang ibu untuk menjaga dan memperhatikan gizinya.
Sebab, kata dia, penanganan kasus stunting harus dilakukan mulai dari 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan).
Anak sekarang mau langsing sebelum menikah, remaja putri tidak mau meminum tablet tambah darah sehingga pingsan setiap haid, dan lain-lain.
Baca juga: Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman Edarkan Surat Intervensi Serentak Cegah Stunting di Kutai Timur
"Lebih mementingkan hal seperti ini, padahal catin (calon pengantin) harus siap menjadi ibu. Begitu dia dinyatakan hamil, harus diperbaiki gizinya," ungkapnya.
Untuk itu, dirinya terus mengimbau pada masyarakat untuk datang ke posyandu dan melakukan pemeriksaan. Baik untuk calon pengantin, remaja, ibu hamil, hingga ibu menyusui.
Dp3AKB kemarin melakukan pemeriksaan audit kasus stunting, tapi tidak semua yang mau di audit, datang.
"Artinya belum ada kesadaram dari masyarakat untuk melakukan pemeriksaan, padahal gratis," jelasnya.
Alwiati juga mengatakan, saat ini pihaknya fokus melakukan intervensi secara masif di wilayah Utara sebagai contoh dan upaya menurunkan angka stunting.
Baca juga: Pencanangan Intervensi Stunting Serentak, Bupati Sri Juniarsih Imbau Warga Berau Rajin ke Posyandu
"Kami jadikan percontohan, bagaimana intervensi stunting secara terintegrasi kita lakukan. Kita akan lihat hasilnya nanti, apakah hasil intervensi ini, dengan upaya kita, untuk melakukan pencegahan dan penurunan angka stunting," tuturnya.
Tak lupa pula, pemberian edukasi serta pendampingan juga terus dilakukan. Sehingga, kata dia, upaya ini juga membutuhkan peran masyarakat dalam mencegah dan menurunkan angka stunting di Balikpapan.
"Tentu tidak bisa, jika tidak ada peranan dari orang tua, dan masyarakat untuk membantu pemerintah," pungkasnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.