Berita Internasional Terkini

Hasil Survei Elektabilitas Kamala Harris, Gantikan Joe Biden Menantang Trump di Pilpres AS 2024

Hasil survei elektabilitas Kamala Harris, gantikan Joe Biden menantang Donald Trump di Pilpres AS 2024.

KOMPAS.com/FIKA NURUL ULYA
Wakil Presiden AS Kamala Harris dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Amerika Serikat ke-11 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (6/9/2023). Hasil survei elektabilitas Kamala Harris, gantikan Joe Biden menantang Donald Trump di Pilpres AS 2024. 

TRIBUNKALTIM.CO - Kamala Harris bakal menantang Donald Trump, calon presiden (capres) dari Partai Republik, pada Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2024.

Cek hasil survei elektabilitas Kamala Harris yang bakal bikin Pilpres AS 2024 makin seru.

Harris yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden (Wapres) AS maju sebagai capres setelah Presiden Joe Biden yang sebelumnya menjadi lawan Trump memutuskan mundur pada Minggu (21/7/2024) waktu setempat.

Biden mundur dari Pilpres setelah kondisi kesehatannya disorot pascadebat capres pertama pada akhir Juni 2024 lalu.

Baca juga: Sehari Usai Ditembak, Donald Trump Umumkan Senator JD Vance Jadi Pasangannya di Pilpres AS 2024

Biden, politisi Partai Demokrat itu juga mendukung Wakil Presiden AS Kamala Harris untuk menggantikannya dalam Pilpres AS 2024.

Kamala pun merespons dukungan Biden melalui akun media sosial pribadinya, @KamalaHarris dan menyatakan kesiapannya untuk maju sebagai capres AS.

Kamala bahkan bertekad untuk mengalahkan pesaing sekaligus mantan Presiden AS, Donald Trump.

Lantas, bagaimana elektabilitas Kamala Harris?

Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo di Jakarta Convention Center, Rabu (6/9/2023).
Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo di Jakarta Convention Center, Rabu (6/9/2023). (Dokumentasi/Agus Suparto via Kompas.com)

Menimbang elektabilitas Kamala Harris

Meskipun menjadi kandidat terkuat yang akan menggantikan Biden, Kamala memiliki sejumlah pekerjaan rumah (PR) apabila ingin melawan Trump.

Dikutip dari NBC News, elektabilitas Kamala sejauh ini hampir mirip dengan Biden dan masih belum bisa mengungguli Trump.

Padahal, sebelum menyatakan mundur, elektabilitas Biden masih berada di bawah Trump dalam banyak jajak pendapat, baik tingkat nasional maupun negara bagian.

Dalam tiga survei yang dilakukan oleh CBS News, Fox News, dan NPR pada 7-21 Juli 2024, Trump masih berada di urutan teratas apabila dibandingkan dengan Biden dan Kamala.

Ketiga survei dari media ternama di AS tersebut rata-rata memiliki margin of error sekitar 3 hingga 3,5.

Baca juga: 6 Fakta Donald Trump Ditembak Saat Kampanye Pilpres AS, Kronologi hingga Respons Biden dan Jokowi

Dalam survei yang digelar CBS News, elektabilitas Kamala berada pada angka 48 persen, sedikit di atas Biden yang meraup 47 persen, dan masih kalah dari Trump yang memperoleh 51 persen.

Sementara itu, jajak pendapat dari Fox News menghasilkan, Kamala mendapatkan elektabilitas 48 persen, Trump 49 persen, dan Biden 48 persen.

Sedikit berbeda dengan dua survei lain, NPR menempatkan Kamala Harris sedikit lebih unggul dengan perolehan 50 persen dibandingkan Trump yang mendapat 49 persen. 

Selain itu, jajak pendapat yang dilakukan The New York Times di dua negara bagian terbesar, Pennsylvania dan Virginia menemukan, Kamala masih berada di bawah Trump.

Di Pennsylvania, Kamala mengantongi 47 persen suara, Biden 45 persen, dan Trump 48 persen suara. Sementara di Virginia, Kamala berada di posisi atas dengan 49 persen, Biden 48 persen, dan Trump 44 persen. Meski demikian, angka-angka tersebut masih dapat berubah karena survei dilakukan sebelum Biden memutuskan untuk keluar dari Pilpres AS.

Melihat Elektabilitas Kamala Harris yang Disebut Akan Gantikan Joe Biden pada Pilpres AS 2024

Profil Kamala Harris

Majunya Harris sebagai capres terbilang menarik karena ia merupakan capres keturunan India sekaligus Wapres perempuan pertama AS.

Ia juga diprediksi menjadi Presiden perempuan pertama AS menggantikan Biden yang saat ini berusia 81 tahun.

Harris yang saat ini berusia 59 tahun lahir di Oakland, California, AS, dari ayah kelahiran Jamaika dan ibu kelahiran India.

Sebelum menjadi wapres, Harris sempat menempuh pendidikan di Universitas Howard, Washington DC.

Baca juga: Profil Donald Trump, Mantan Presiden Amerika Serikat yang Ditembak Saat Kampanye, Usia, Asal Partai

Dilansir dari Al Jazeera, Senin (22/7/2024), ia juga pernah berkuliah di Fakultas Hukum Universitas California, San Francisco.

Karier Harris banyak dihabiskan di bidang hukum. Ia mengawali kariernya ketika bekerja di kantor jaksa wilayah Alameda County.

Setelah itu, ia bertugas di kantor jaksa wilayah San Francisco dan menjadi jaksa di wilayah tersebut pada 2003.

Perjalanan karier Harris berlanjut sebagai Jaksa Agung California pada 2010.

Ia kembali menduduki jabatan tertinggi di negara bagian tersebut empat tahun kemudian.

Setelah bekerja sebagai jaksa, Harris terpilih sebagai anggota Senat AS pada 2016.

Harris dikenal sebagai salah satu tokoh yang sangat vokal mengkritik Trump ketika menjabat sebagai Presiden AS periode 2017-2021.

Kamala Harris diprediksi menangi Pilpres AS

Harris yang menerima mandat sebagai capres menyebut keputusan Biden sebagai tindakan tanpa pamrih dan patriotik.

Ia juga menilai, Biden sebagai sosok yang menempatkan rakyat AS dan negara di atas segalanya.

“Saya merasa terhormat mendapat dukungan dari Presiden dan niat saya adalah untuk mendapatkan dan memenangkan nominasi ini,” ujarnya dikutip dari Associated Press, Senin.

“Selama setahun terakhir, saya telah melakukan perjalanan ke seluruh negeri, berbicara dengan rakyat Amerika tentang pilihan yang jelas dalam pemilihan yang penting ini,” tambahnya.

Para petinggi Demokrat yang mengetahui Biden mundur sebagai capres segera bersatu untuk mendukung Harris pada Pilpres 2024.

Berdasarkan jajak pendapat AP-NORC Center for Public Affairs Research, 6 dari 10 anggota Partai Demokrat percaya bahwa Harris akan melakukan pekerjaan yang baik sebagai presiden.

Hanya 2 dari 10 anggota Partai Demokrat tidak yakin Harris akan melakukan hal tersebut dan 2 dari 10 lainnya mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui.

Associated Press menyebut, Harris berpeluang menjadi perempuan dan keturunan India pertama yang menjadi Presiden AS.

Di sisi lain, jajak pendapat yang dilakukan oleh AP-NORC Center for Public Affairs Research juga menyatakan, 4 dari 10 orang dewasa AS punya pendapat yang baik tentang Harris.

Sebelum menggantikan Biden, Harris sudah pernah menjadi bakal capres AS dari Partai Demokrat pada 2020.

Pada saat itu, Biden yang berstatus sebagai mantan Wapres 2009-2017 juga maju sebagai capres.

Namun, upaya Harris maju sebagai capres gagal.

Partai Demokrat mengalihkan dukungan kepada Biden, sementara Harris ditunjuk sebagai cawapres.

Selama menjabat sebagai wapres, Harris ditugaskan untuk menangani isu-isu yang melibatkan migrasi dari Amerika Tengah.

Ia juga banyak terlibat dalam memperjuangkan hak-hak aborsi setelah Mahkamah Agung AS membatalkan Roe v. Wade pada tahun 2022.

Adapun, Roe v. Wade adalah gugatan hukum tahun 1973 yang terkenal yang menyebabkan Mahkamah Agung AS membuat keputusan tentang hak aborsi.

Penampilan Harris yang stabil setelah kegagalan debat Biden memperkuat posisinya di antara para anggota Partai Demokrat dalam beberapa minggu terakhir.

Elektabilitas Harris juga mengungguli penantang dari Partai Demokrat lainnya, yakni Gubernur California Gavin Newsom, Gubernur Michigan Gretchen Whitmer, dan Gubernur Pennsylvania Josh Shapiro. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com danKompas.com  

Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim

Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved