Berita Kaltim Terkini

Pj Gubernur Akmal Malik Singgung 3 Wilayah dengan Angka Penurunan Stunting Terendah di Kaltim

Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 Tingkat Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) di 2024 ini dipusatkan di Kota Bontang

Penulis: Rita Lavenia | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/HO
Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik membuka Harganas 2024 di Kota Bontang, Kamis (25/7/2024).TRIBUNKALTIM.CO/HO/Pemprov Kaltim 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 Tingkat Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) di 2024 ini dipusatkan di Kota Bontang.

Perayaan yang berlangsung di Mangrove Park ini dimulai per Kamis (25/7/2024) dan dihadiri langsung oleh Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik.

Dalam kesempatan ini Akmal Malik banyak menyinggung terkait Satu kota dan dua kabupaten yang diumumkan sebagai daerah dengan percepatan penurunan stunting terendah di Kaltim.

Yaitu Kota Bontang dengan kenaikan angka prevalensi stunting 6,4 persen, Kabupaten Kutai Timur 4,3 persen dan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) 2,8 persen.

Sementara untuk percepatan penurunan stunting tertinggi diraih oleh Pemkab Kutai Kartanegara dengan angka penurunan 9,5 persen, disusul Kabupaten Paser 2,5 persen dan Kutai Barat 1,1 persen.

Baca juga: Soal Penanganan Lahan Eks Tambang, Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik Minta Kepala Daerah Bikin Aturan

Baca juga: Blak-blakan Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik Sindir 4 Bupati di Kaltim Soal Lahan Kritis Eks Tambang

"Selamat kepada daerah yang sudah menerima penghargaan hari ini. Itu apresiasi atas kinerja yang sudah bapak dan ibu kerjakan," kata Pj Akmal Malik.

"Sedangkan daerah yang terendah, tidak usah bersembunyi. Tak perlu malu. Tugas kita segera lakukan perbaikan," tegas Akmal.

Sebab kata Akmal, rendahnya penurunan angka stunting dan meningkatnya prevalensi stunting bisa saja terjadi bukan akibat kesalahan pihak yang melakukan survei, tapi terjadi akibat pembangunan di daerah tersebut yang tidak berjalan sinergis dalam penanganannya.

Ia mengingatkan jangan sampai acara rutin semacam ini justru membuat daerah jadi jumawa alias congkak dengan hanya yang terbaik saja yang diumumkan.

"Kenapa tidak yang terendah? Kalau kepala daerah hanya diberikan gula-gula saja (kabar baik), tidak baik. Perlu data pendamping yang kuat. Maka perlu menyiapkan data yang akurat," kritik Akmal Malik.

Lebih jauh dijelaskan dua meritokrasi yakni reward (penghargaan) dan punishment, selama ini cenderung hanya fokus reward, bukan sanksi.

"Punishment bisa dilakukan dengan mengumumkan yang terendah agar lebih termotivasi untuk lebih baik," tegasnya.

Lanjut Akmal sampaikan sangat penting bagi daerah memiliki data yang akurat, lengkap dan gampang diakses guna memudahkan distribusi anggaran, SDM dan program yang tepat sasaran.

Ia menekankan penanganan stunting dan pembangunan keluarga tidak bisa hanya dilakukan oleh BKKBN atau Dinas Kesehatan. Tetapi perlu dukungan semua komponen daerah.

Acara juga dirangkai dengan peluncuran Population Clock yang diinisiasi BKKBN Kaltim.

Baca juga: Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik akan Tutup Destinasi Pulau Kakaban Berau

Selain itu ada pengumuman juara umum Penghargaan Lomba Bangga Kencana Tingkat Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2024 diraih Kota Balikpapan.

Ada juga penyerahan penghargaan kepala daerah untuk penurunan stunting dan cakupan pengukuran intervensi serentak pencegahan stunting Provinsi Kaltim 2024. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved