Berita Nasional Terkini

PBNU Ingin Merebut PKB, Deretan Friksi Hubungan PBNU-PKB di Era Gus Yahya dan Cak Imin

PBNU ingin rebut kembali PKB dengan bentuk Tim 5, ini panas dingin hubungan PBNU-PKB di era Gus Yahya dan Cak Imin.

KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO
Dari kiri ke kanan, Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf, Mantan Ketua PBNU Said Agil Siradj dan calon Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar dalam acara Haul di Krapyak, Yogyakarta, Sabtu (23/12/2023). PBNU ingin rebut kembali PKB dengan bentuk Tim 5, ini panas dingin hubungan PBNU-PKB di era Gus Yahya dan Cak Imin. 

TRIBUNKALTIM.CO - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memiliki rencana untuk merebut kembali Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Hal ini diungkapkan Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf.

Saifullah Yusuf menyebut PBNU yang dianggap sebagai pemilik sah PKB.

PBNU bahkan berencana membentuk tim lima atau panitia khusus untuk merealisasikan wacana tersebut.

Dengan pernyataan ini, hubungan PBNU dan PKB kembali memanas.

Baca juga: Cak Imin Digoyang, PBNU Bentuk Pansus Tim 5 untuk Rebut kembali PKB, Dianggap Sudah Menyimpang

Pangkal permasalahannya berawal dari rencana PBNU membentuk Tim Lima atau panitia khusus (pansus) untuk merebut kembali PKB.

Alasannya, PBNU menganggap PKB sudah melenceng dari sejarah pendirian partai.

Friksi antara PBNU dan PKB tersebut sebetulnya bukan kali pertama terjadi.

Pada era kepemimpinan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, keduanya sering saling singgung.

Dari kiri ke kanan, Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf, Mantan Ketua PBNU Said Agil Siradj dan calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar dalam acara Haul di Krapyak, Yogyakarta, Sabtu (23/12/2023).
Dari kiri ke kanan, Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf, Mantan Ketua PBNU Said Agil Siradj dan calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar dalam acara Haul di Krapyak, Yogyakarta, Sabtu (23/12/2023). (KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO)

Perkara Mars 1 Abad NU

Penggunaan mars perayaan 1 abad kelahiran NU pernah menjadi penyebab PBNU dan PKB berdebat.

Hal ini terjadi setelah PKB menggunakan suara latar mars tersebut dalam unggahan akun Instagram DPP PKB pada acara Sarasehan Nasional Satu Abad NU yang digelar PKB pada 30 Januari 2023.

PBNU kecewa karena penggunaan mars tersebut hanya untuk kepentingan politik PKB menjelang Pemilu 2024.

"Yang jelas kita kecewa kalau kemudian mars 1 abad NU yang didedikasikan untuk keberkahan bagi warga Nahdlatul Ulama malah digunakan untuk kepentingan politik praktis. Kita jelas kecewa," kata Ketua Bidang Keorganisasian PBNU Ishfah Abidal Aziz, Selasa (31/1/2023).

Menurutnya, pemakaian mars 1 abad NU itu menegaskan upaya PKB untuk mengesankan dirinya terafiliasi dengan NU sebagai ormas, terutama menjelang Pemilu 2024.

Adapun dalam acara Sarasehan Nasional Satu Abad NU yang diselenggarakan di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta itu, turut mengundang Said Aqil Siradj.

Said, yang kalah perolehan suara dari Gus Yahya dalam perebutan kursi Ketua Umum PBNU akhir 2021, memaparkan bahwa "PKB adalah NU, dan NU adalah PKB" dalam acara itu.

Tak tinggal diam, PKB pun angkat bicara setelah dituding berupaya memanipulasi Nahdliyin untuk kepentingan politik praktis menjelang Pemilu 2024.

Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid justru menganggap ada penyusup di tubuh pengurus ormas Islam terbesar di Indonesia itu.

"Sak karepmu (suka-suka kamu)! Aku enggak ngurusi mars. Hikmat PKB akan jalan terus dari Satu Abad ini sampai kapan pun," ungkap Jazilul.

Baca juga: Genosida di Gaza Terus Terjadi, 5 Tokoh NU Malah Menghadap Presiden Israel, PBNU Sesalkan Pertemuan

PKB bukan NU

Menjelang bergulirnya Pemilu 2024, ketegangan politik terjadi antara PBNU dan PKB.

Kala itu, Gus Yahya menyatakan bahwa PKB bukan partai yang merepresentasikan NU.

Sebab, NU sebelumnya sudah memutuskan lewat keputusan Muktamar Nasional untuk mengambil jarak dari politik praktis, termasuk dalam hal ini PKB.

"Enggak ada, enggak ada (PKB sebagai representasi NU), NU ini sudah keputusan Muktamar untuk mengambil jarak dari politik praktis, jadi semuanya (partai) sama saja," ujar dia saat ditemui di Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Senin (7/8/2023).

Gus Yahya mengatakan, meskipun PKB lahir dari tokoh-tokoh NU, namun posisi PBNU hanya sebagai fasilitator karena ada warganya yang ingin membuat partai.

Setelah partai terbentuk, PBNU tak lagi ikut campur dan melepaskan diri dari politik praktis yang dijalani PKB.

Mendengar pernyataan tersebut, PKB pun merespons santai dan sependapat bahwa PKB sebagai partai politik bukan bagian NU.

Sebaliknya, dalam urusan politik NU, PKB yang bertanggung jawab untuk urusan itu.

Baca juga: PBNU Segera Klarifikasi, Daftar 5 Cendekiawan NU yang Temui Presiden Israel, Unusia akan Sidang Etik

Rebut PKB

Terbaru, PBNU secara gamblang ingin merebut kembali PKB lewat rencana pembentukan Tim Lima.

Upaya perebutan tersebut karena PKB dianggap telah melenceng dari sejarah pendirian partai.

Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf menyatakan, salah satu alasan mengapa mereka hendak membentuk Tim Lima karena menganggap PKB sudah menyimpang.

"Ada tanda-tanda mereka akan membawa lari dari sejarah berdirinya PKB,” kata lelaki akrab disapa Gus Ipul dalam keterangan tertulis, Jumat (26/7/2024).

Gus Ipul menyebut tim itu dibentuk sebagai upaya PBNU meluruskan sejarah, sekaligus mengembalikan PKB ke pemilik sahnya, yakni PBNU.

"Langkah ini setelah melihat pernyataan elite-elite PKB yang ahistoris," ujar Gus Ipul.

Menurut Gus Ipul, elite PKB saat ini kerap membuat pernyataan yang melenceng dari fatsun awal pendirian PKB.

Bahkan, Gus Ipul menuding ada upaya yang nyata dan sistematis dilakukan elite PKB buat menjauhkan PKB dari struktural NU.

Gus Ipul mengingatkan PKB didirikan oleh struktur NU, mulai dari PBNU sampai tingkat ranting, sehingga PKB tidak akan pernah terbentuk tanpa bantuan struktur NU.

Sementara Cak Imin menyatakan bahwa partai yang dia pimpin didirikan bukan hanya untuk kelompok NU.

Pasalnya, PKB didirikan oleh Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan pendiri lainnya untuk seluruh bangsa Indonesia.

"Jadi bukan untuk NU pribadi, tapi seluruh bangsa Indonesia, tapi untuk berkibarnya Merah Putih, bagi kejayaan Indonesia," kata Cak Imin dalam keterangan tertulis, Jumat.

Hal itu disampaikan Cak Imin saat memberikan pembekalan kepada seluruh anggota legilatif PKB dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, dan Riau dalam Sekolah Pemimpin Perubahan Wilayah 4.

Pernyataan ini juga disampaikan Cak Imin berselang beberapa jam setelah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) merilis akan membentuk tim khusus untuk merebut PKB kembali. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim

Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved