Tribun Kaltim Hari Ini
Warga Binaan Lapas Kelas IIA Tarakan Diajari Bertani, Kalapas Ungkap Alasannya
Stigma negatif masyarakat terhadap warga binaan yang baru bebas dari Lapas masih saja sering terjadi.
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Stigma negatif masyarakat terhadap warga binaan yang baru bebas dari Lapas masih saja sering terjadi.
Terlebih jika warga binaan yang bebas tak dibekali kemampuan untuk bisa mandiri.
Berangkat dari kondisi ini, Lapas Kelas IIA Tarakan mendirikan kebun hidroponik dan memberdayakan warga binaan melalui program pembinaan kemandirian di bidang agribisnis budi daya sayuran hidroponik.
Lapas Tarakan membangun kemandirian dan melatih keterampilan warga binaan agar berkemampuan, terampil dan bisa beradaptasi di tengah masyarakat.
Cara ini kelak saat bebas dan diharapkan warga binaan tak lagi mengulang kesalahan di masa lalu.
Baca juga: Polresta Samarinda Gunakan Teknologi untuk Pemantau dan Awasi Jalannya Pilkada di Samarinda
Berlokasi di halaman Lapas Kelas IIA Tarakan, Senin (29/7), kegiatan panen perdana hidroponik dilaksanakan bersama warga binaan dan Kepala Lapas Kelas IIA Tarakan, Sutarno.
Sutarno membeberkan bahwa ide membuat lahan budi daya hidroponik termasuk salah satu inovasi dicetuskan Lapas Kelas IIA Tarakan. Ide ini bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan Kota Tarakan.
Budi daya tanaman hidroponik hanya memanfaatkan lahan kecil atau pekarangan.
"Jadi ini dimulai dengan diselenggarakan pelatihan kemandirian pada tahun 2020 silam bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Tarakan.
Memang sempat vakum beberapa waktu. Lalu di awal 2024 kembali dikembangkan hidroponik di area luar tembok lapas," ungkap Sutarno.
Panen tersebut merupakan hasil kerja keras warga binaan selama tiga bulan terakhir.
"Benar ini panen perdana di tahun 2024.
Sebenarnya selain hidroponik ada juga lahan perkebunan hortikultura masih beroperasi di area pekarangan (brandgang) dalam tembok dan sebagian di area kebun sarana asimiliasi edukasi luar tembok," aku Sutarno.
Panen perdana sore kemarin sebanyak 14 ikat atau seberat 7 kg untuk jenis sayuran kangkung. Pihaknya akan mengembangkan sayuran selada dan pokcoy.
Menurutnya, setiap warga binaan yang produktif menghasilkan produk unggulan bernilai jual pasti mendapatkan premi atau upah sebesar 20 persen dari total nilai penjualan.
"Uang preminya dibukukan dengan tertib oleh petugas, ditabung dan bisa diambil saat warga binaan bebas.
Bahkan selain hasil kebun, mereka juga ada hasil dari kafe di dalam Lapas, hasil dari pembuatan kue, perkakas dan semua ditabung dalam buku tabubgan," kata Sutarno.
Hasanuddin Mas’ud Berjanji di Atas Mobil Komando, Aliansi Mahasiswa Kaltim Gelar Aksi Demo |
![]() |
---|
Rumah Mewah Ahmad Sahroni Dijarah Massa, Mobil Listrik Turut Dirusak |
![]() |
---|
Teriakan Keadilan Menggema di Pemakaman, Iring-iringan Ojol Antar Affan ke Peristirahatan Terakhir |
![]() |
---|
Fiskal Kaltim Dikebiri Pusat, Dana Bagi Hasil Terpangkas, Daerah Dipaksa Bertahan |
![]() |
---|
Presiden Prabowo Pasang Badan, Tegas Dukung Bahlil Lahadalia di Tengah Isu Munaslub Golkar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.