Berita Nasional Terkini

Ngabalin Bela Jokowi soal Anggapan Wariskan Utang ke Kabinet Prabowo-Gibran, Sebut tak Paham Aturan

Ali Mochtar Ngabalin bela Presiden Jokowi soal anggapan wariskan utang ke kabinet Prabowo-Gibran.

KRISTIANTO PURNOMO
Prabowo dan Jokowi. Soal anggapan Jokowi cuma wariskan utang ke kabinet Prabowo-Gibran, Ngabalin bela dengan membantahnya. 

“Dengan situasi sekarang dan tahun depan, utang kita utamanya yang jatuh tempo cukup besar dan perlu menjadi concern pemerintah,” ungkapnya seperti dikutip TribunKaltim.co dari kontan.co.id

Meski begitu, Eko menyampaikan sebanyak 20,9 persen netizen menganggap utang tersebut bermanfaat  karena dinilai bisa memberikan manfaat pada pembangunan nyata, seperti jalan tol.

Selain itu netizen juga menilai utang Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan Amerika Serikat dan Jepang.

“Meski dinilai rasio utang Indonesia masih terbilang lebih rendah dari Jepang dan Amerika Serikat.

Walaupun kita tau sebagai peneliti ukurannya tidak hanya itu, karena kita tahu Jepang adalah negara maju dan produktivitasnya tinggi,” ungkapnya.

Baca juga: Nasib IKN Kaltim, Eks Gubernur BI Bongkar Hitung-hitungannya, Bandingkan dengan Makan Siang Gratis

Tidak bisa Ditangani

Dengan buruknya kondisi utang, masih dari survei INDEF, lebih dari 70 persen warganet pesimis kabinet Prabowo-Gibran bisa menangani warisan utang Jokowi.

Hasil tersebut diperoleh dari perolehan data dari 18.997 akun media sosial khususnya twitter dengan 22.189 perbincangan pada 15 Juni hingga 1 Juli 2024.

“Menariknya para netizen dari 18.000 akun, saat ditanya mampukah Prabowo tangani warisan utang Jokowi?

Angkanya surprise saya rasa, ternyata 72,5 persen pesimistis utang ini akan mampu diselesaikan atau setidaknya ditangani Pemerintahan Prabowo-Gibran 5 tahun kedepan,” tutur Eko dalam agenda Diskusi Publik Indef, Kamis (4/7/2024).

Eko menyampaikan, persepsi publik di sosial media tersebut menggambarkan bahwa masyarakat sudah merasa bahwa kondisi keuangan negara sudah terlalu buruk, sehingga optimismenya menipis.

“Sebenarnya ini cukup rasional, inilah yang terjadi di sektor riil kemarin dan sektor keuangan.

Kenapa kemudian ada APBN disodorkan kemudian defisitnya diperlebar, bukannya senang ekonomi akan tumbuh tinggi, yang terjadi justru kabur dan menahan diri, bahkan akhirnya gonjang-ganjing,” ungkapnya.

Baca juga: Luhut Yakin Anggaran Makan Siang Gratis dan IKN Kaltim Aman 5 Tahun ke Depan, Tidak Ada Masalah

Bahkan, lanjut Eko, perbincangan masyarakat di sosial media tersebut khawatir bahwa negara akan kolaps akibat utang beserta bunganya yang terlalu tinggi.

Di samping itu, masyarakat juga menilai defisit anggaran yang terus bertambah, bunga utang yang membengkak, serta dugaan korupsi dikalangan pejabat seolah menguatkan pandangan bahwa pemerintah tidak mampu mengelola keuangan secara efektif.

Pun dengan ketidakpercayaan terhadap langkah-langkah yang diambil pemerintah semakin menimbulkan kekhawatiran mendalam akan stabilitas ekonomi dan masa depan negara.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved