Berita Samarinda Terkini
Pemkot Samarinda Beri Solusi soal Mahalnya Harga Buku Sekolah, Begini Tanggapan Pengamat Pendidikan
Pemerintah Kota Samarinda menawarkan sejumlah opsi soal mahalnya harga buku pelajaran, begini tanggapan pengamat pendidikan.
Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Puluhan orangtua siswa di Samarinda belum lama ini menggelar aksi protes.
Aksi itu didasari adanya keluhan terkait dugaan pungli oleh sejumlah SD dan SMP berstatus negeri melalui pembebanan pembelian buku penunjang siswa.
Merespons hal itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda pun merumuskan beberapa opsi untuk menuntaskan persoalan ini.
Sebelumnya, opsi tersebut disampaikan oleh Wali Kota Samarinda Andi Harun.
Setidaknya terdapat beberapa opsi yang menjadi rumusan pihaknya.
Di antaranya adalah pembelian buku penunjang oleh pemerintah dengan anggaran besar senilai Rp 62 miliar dan pembelian buku penunjang sebagian untuk disimpan di perpustakaan (satu buku dua siswa).
Baca juga: BREAKING NEWS: Remaja 16 Tahun Tenggelam di Sungai Karang Mumus Samarinda
Kemudian opsi berupa pembelian buku penunjang khusus untuk siswa tidak mampu.
Opsi terakhir adalah pemerintah mencetak secara mandiri sesuai dengan modul Kemendikbud, lalu dijual dengan harga yang relatif murah dibandingkan harga buku yang dipasarkan oleh penerbit.
Opsi tersebut juga menyertakan buku secara digital sehingga dipastikan seluruh siswa dapat mengaksesnya.
Opsi-opsi yang diberikan Pemkot Samarinda tersebut mendapat tanggapan dari pengamat pendidikan Universitas Mulawarman Samarinda, Susilo.
Menurutnya, meskipun semua opsi akan membutuhkan biaya besar dari pemkot, opsi terbaik adalah mencetak buku secara mandiri yang bahannya bersumber dari kementerian.
"Jika dicetak tetapi dijual lagi akan bermasalah nantinya. Buku tersebut seharusnya dicetak dan disebar secara gratis, jangan diperjualbelikan lagi. Jika pemkot tidak memiliki anggaran yang cukup, buku digital bisa menjadi solusi," ujar Susilo pada TribunKaltim, Minggu (4/8/2024).
Dirinya juga menyoroti perlunya pemantauan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Samarinda.
Pemantauan itu untuk memastikan setiap anak mendapatkan akses ke materi pembelajaran, baik dalam bentuk cetak maupun digital.
Baca juga: Kronologi Penemuan Mayat Wanita di Jalan Poros Tenggarong - Samarinda, Polisi Beber Ciri-ciri Korban
Susilo juga menekankan pentingnya identifikasi kondisi teknologi di sekolah-sekolah, terutama di daerah pinggiran yang mungkin masih minim teknologi, sehingga Pemkot Samarinda bisa mencetakkan buku untuk mereka.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.