Tribun Kaltim Hari Ini
Berebut Tiket Tersisa, Sistem Paket Bisa Muncul di Pilkada Kaltim 2024
Para kandidat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di Kabupaten/Kota se-Kalimantan Timur kini berebut tiket yang tersisa.
TRIBUNKALTIM.CO - Para kandidat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di Kabupaten/Kota se-Kalimantan Timur kini berebut tiket yang tersisa.
Beberapa daerah memunculkan nama petahana, meski ada juga belum menentukan siapa pendampingnya.
Kota Samarinda, Balikpapan, Bontang, kemudian Kabupaten Berau, Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara (PPU) dan Paser menampilkan wajah petahana.
Pengamat Politik, Budiman Chosiah mengamati, dari 10 Kabupaten/Kota di Kaltim memang mempunyai keunikan masing–masing.
Baca juga: Daftar Pemilih Sementara Terbanyak di Balikpapan untuk Pilkada 2024, Ada 2 Lokasi TPS Khusus
Baca juga: Hasil Survei Pilkada Makassar 2024, 3 Calon Wali Kota dengan Elektabilitas Terkuat
Melihat kandidat yang ada, bisa jadi sistem paket akan muncul, melihat juga kontestasi di tingkat Provinsi yakni Pemilihan Gubernur (Pilgub).
Kota Samarinda misalnya, tentu saja petahana Andi Harun masih belum memiliki lawan.
“Nama–nama yang muncul masih menginginkan menjadi 02 (pendamping Andi Harun),” ujarnya.
Kemudian Balikpapan, yang kini masih memunculkan nama petahana Rahmad Mas’ud dan Bagus Susetyo, juga masih tarik ulur.
Baca juga: Jadwal Pengumuman Bakal Calon Wabup Pendamping Kasmidi Bulang di Pilkada Kutim 2024
Dari segi etnisitas bagus saja jika memang nantinya tak ada lawan atau kotak kosong.
Tetapi Golkar dengan kursi terbanyak di parlemen, bisa saja mengusung kader sendiri.
“Jika ada lawan, tentu harus berhitung. Melihat jumlah suara Pileg lalu, Abdulloh lebih rasional untuk memenangkan kompetisi, artinya Rahmad Mas’ud–Abdulloh,” kata Budiman.
Bontang sendiri yang memunculkan tiga nama pasangan calon juga masih menunggu PKB yang berencana memunculkan poros keempat.
Baca juga: Hasil Survei Elektabilitas Terbaru Pilkada Sorong Selatan 2024, Terjawab Sosok Calon Bupati Terkuat
Tapi menurut Budiman, Najirah–Aswar juga berpotensi lawan berat petahana, Basri Rase.
“Neni Moerniaeni–Agus Haris bisa terancam, ketika Aswar representasi Partai Gelora bisa menguat ketika paket di Pilgub, Hadi Mulyadi mendapatkan jalan untuk berkontestasi,” menurutnya.
Sementara di Kukar, Budiman melihat Edi Damansyah yang berpasangan dengan Rendi Solihin terganjal karena ada aturan yang menegaskan Bupati petahana telah menjabat 2 periode.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.