Tribun Kaltim Hari Ini
Jangan Ada yang Tersakiti, Kaltim tak Ingin Hanya Jadi Penonton di IKN
Kepala Masyarakat Adat Suku Balik, Sibukdin, mengingatkan kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim).
TRIBUNKALTIM.CO - Kepala Masyarakat Adat Suku Balik, Sibukdin, mengingatkan kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim), jangan sampai membuat ada yang tersakiti.
"Kami bangga dan senang, tapi jangan lah kehadiran IKN membuat ada yang tidak terperhatikan dan tersakiti," kata Sibukdin, ditemui di kediamannya di Lokdam, Sepaku, Jumat (16/8).
Sibukdin yang dituakan dan dianggap tokoh masyarakat adat Paser Balik, tinggal di tepi sungai Sepaku, dekat dengan fasilitas Intake Sepaku, pusat tangkapan air untuk dipasok ke IKN.
Saat wawancara berlangsung, tengah berlangsung proyek normalisasi dan pembuatan talud di sepanjang sungai Sepaku di belakang rumah kayunya yang sederhana.
Baca juga: Dukung Smart City di IKN, Personel Kodam VI Mulawarman Patroli Gunakan Motor Trail Listrik
Baca juga: Fakta-fakta Upacara HUT ke-79 RI di IKN Kaltim dan Jakarta Besok Lengkap 76 Paskibraka Nasional 2024
Sibukdin menunjuk proyek normalisasi sungai Sepaku sebagai satu di antara potensi masalah karena mengubah bentang alam dan mempengaruhi kehidupan tradisi masyarakat adat.
"Dulu masyarakat ambil ikan langsung dari sungai, mencari kayu ke hutan, berburu binatang ke kebun dan hutan yang sekarang sudah jadi titik pusat pemerintahan," kata Sibukdin.
"Ruang hidup itu telah berubah. Bahkan juga mulai berubah sejak program transmigrasi dan kehadiran perusahaan hutan tanaman industri dan perkebunan sawit," lanjutnya.
Karena itu ia wanti-wanti kepada pemerintah, daerah maupun pusat, untuk memikirkan nasib dan masa depan kelompok-kelompok masyarakat lokal serta adat di Sepaku dan sekitarnya.
Terutama menyangkut kepastian hak atas tanah dan lahan yang turun temurun ditinggali dan diwariskan leluhur mereka.
"Jangan sampai urusan hak untuk IKN mudah, untuk perusahaan juga gampang, tapi buat masyarakat dipersulit," kata tokoh yang hadir di Kongres Aman di Jayapura Papua 2023.
Menurut Sibukdin yang mengaku tidak kenal sekolah ini, komunikasi dengan pemerintah dan Otorita IKN sudah terbangun.
"Tapi kan mereka hanya omong-omong saja, lisan, tidak ada kekuatan hukumnya," lanjut Sibukdin.
Dulu, orang-orang pemerintah, ia menyebutnya oknum, selalu mengatakan dan berdalih masalah tanah, hutan dan lahan jadi urusan pemerintah pusat ketika warga bertanya.
Mereka kerap kali melemparkan urusan ke Jakarta.
Baca juga: Pangkogabwilhan II Pimpin Apel Gelar Pasukan, TNI-Polri Siap Amankan HUT RI Perdana di IKN
"Nah, sekarang pusat pemerintahan ada di sini, di IKN, dan ke depan jika benar-benar dilanjutkan dan pindah ke sini, alasan apa lagi yang akan disampaikan. Pemerintah ada di depan mata kami," ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.