Kue Hau Khas Suku Dayak Jadi Oleh-oleh Khas Bulungan, Tepung Ketan Bertekstur Renyah dan Manis

Bagi Anda yang ingin atau sedang berkunjung ke Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, sebaiknya membeli oleh-oleh satu ini.

Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTARA.COM/DESI KARTIKA
Pelaku UMKM, Dahlia (37) saat menjelaskan proses produksi ke hau kepada awak Tribun Kaltara. 

Setelah adonan jadi, kemudian direbus pada air mendidih hingga adonan mengapung.

Selanjutnya adonan diangkat dan kembali diuleni hingga kalis dengan tepung ketan mentah. Setelah kalis, adonan kemudian diberi pewarna.

Setelah adonan kalis kemudian adonan kembali dibaluri menggunakan tepung ketan mentah agar tidak lengket.

"Lalu, digiling menggunakan gilingan molen secara manual. Setelah dirasa mendapatkan tekstur yang diinginkan adonan digunting kecil-kecil dan siap digoreng," kata Dahlia.

Dalam proses menggoreng juga memerlukan tekhnik yang tepat, pasalnya risiko terkena cipratan minyak goreng panas sangat tinggi.

Saat menggoreng, disarankan untuk segera menutup wajan ketika kue hau dimasukkan kedalam minyak panas yang mendidih agar tidak meletup.

Baca juga: Masyarakat Berau Rasakan Getaran Gempa, BMKG Berau: Berasal dari Kabupaten Bulungan 

Setelah melalui proses penggorengan, kue Hau lantas tidak dapat langsung dikonsumsi harus melalui penirisan minyak goreng sehingga harus dibiarkan minimal kurang lebih selama satu malam agar kue hau dapat bertahan selama tiga bulan kedepan.

Untuk proses terkahir yakni kue hau ditaburi dengan menggunakan gula pasir yang telah dihaluskan dan bubuk susu.

"Namun dalam hal ini opsional, bisa untuk dilewati atau bahkan diganti menggunakan variasi lainnya. Selanjutnya kue hau dikemas dan siap untuk dihidangkan atau dipasarkan," ujar Dahlia.

Untuk diketahui, kue hau saat ini sudah sangat mudah dijumpai pada beberapa produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Bulungan

Diproduksi Seminggu Sekali

Selama empat tahun memproduksi kue hau, Dahlia mengaku menjual kue tersebut secara offline maupun online. Untuk offline dia menitipkan di beberapa kedai atau toko di dekat rumahnya.

"Hingga saat ini semuannya serba manual, sebenarnya kalau lebih enak bisa menggunakan spiner agar bisa lebih banyak produksinnya. Jadi kita tidak perlu lagi menunggu waktu ditiriskan hingga satu malam, langsung bisa kita kemas," kata Dahlia saat ditemui Tribun di rumah produksi beberapa pekan lalu.

Meskipun demikian, Dahlia menyampaikan bahwa peminat kue hau yang dipesan melalui dirinya cukup banyak.

Bahkan ketika hari-hari besar seperti lebaran atau tahun baru Natal, bisa mencapai belasan kilo untuk sekali produksi.

Halaman
123
Sumber: Tribun kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved