Ibu Kota Negara

Kawasan IKN Kaltim Dibayangi Risiko Banjir dan Longsor Akibat Curah Hujan Tinggi, Penjelasan BMKG

Kawasan IKN Kaltim dibayangi risiko banjir dan longsor akibat curah hujan tinggi. Penjelasan BMKG.

Editor: Amalia Husnul A
Handsout/PPU via kompas.com
BANJIR SEPAKU - Kondisi Kelurahan Sepaku, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, Senin (24/6/2024). Kawasan IKN Kaltim dibayangi risiko banjir dan longsor akibat curah hujan tinggi. Penjelasan BMKG. 

TRIBUNKALTIM.CO - Kawasan Ibu Kota Nusantara atau IKN di Kalimantan Timur (Kaltim) dibayangi risiko banjir dan longsor besar akibat curah hujan tinggi.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), risiko bencana banjir dan longsor di IKN Kaltim ini akibat curah hujan tinggi juga berdasarkan karakteristik hujan di Kaltim. 

BMKG sendiri masih akan melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di sekitar IKN Kaltim. 

Berdasarkan karakteristik wilayah, curah hujan di Kalimantan Timur terjadi sepanjang tahun. 

Baca juga: Ridwan Kamil Tegaskan IKN Kaltim Mustahil Gantikan DKJ: Jakarta Tetap Pusat Segalanya di Indonesia

Baca juga: Kasetpres Beri Penjelasan soal Kapan Nusantara Ditetapkan Jadi Ibu Kota Negara, UU IKN Disinggung

Baca juga: Bukan Ganti Untung, Pengamat Kasihan Lahan Warga di IKN Kaltim Dihargai Rp 6.711 per Meter Persegi

"Di sana hujannya sepanjang tahun, musim kemaraunya masih 150 milimeter, itu masih garis batas.

Masuk September naik lagi (curah hujannya).

Jadi memang di sana karakteristik hujan sepanjang tahun potensi bencana banjir tanah longsor besar," kata Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto di Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Senin (2/9/2024). 

Seto mengungkapkan, pihaknya melakukan berbagai upaya untuk mengurangi curah hujan, termasuk lewat teknik modifikasi cuaca (TMC).

TMC dilakukan berdasarkan hasil koordinasi dengan BNPB, Kementerian PUPR, Kemenhub, dan seluruh stakeholder,termasuk pemerintah daerah setempat.

"Tentu kita berusaha untuk mengurangi resiko bencana karena IKN khususnya, dan Kalimantan Timur pada umumnya, itu karakteristik hujannya tidak sama dengan wilayah kita berada saat ini," ucap dia seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.

Ia tidak memungkiri, terkadang ada beberapa wilayah yang tetap turun hujan meski TMC dilakukan.

Namun, ia menuturkan, TMC tetap mampu mengurangi curah hujan yang turun sehingga potensi bencana bisa diminimalisasi.

Tidak hanya di wilayah Kelurahan Penajam, banjir juga melanda daerah Muan, jalan poros menuju Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur.
BANJIR DI IKN - Tidak hanya di wilayah Kelurahan Penajam, banjir juga melanda daerah Muan, jalan poros menuju Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur. (HO/Warga Muan)

"Masih ada yang bobol-bobol juga sedikit. Ada genangan-genangan, masih ada.

Tapi kita berupaya semaksimal mungkin untuk menguranginya sesuai dengan batas kemampuan manusia dan batas teknologi yang ada di Indonesia, di dunia saat ini," ucap dia. 

Baca juga: Kans Jokowi Batal Berkantor di IKN Nusantara Kaltim, Kemenhub Klaim Bandara IKN Sudah Bisa Digunakan

Kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menyampaikan, TMC yang telah dilakukan pemerintah berdampak baik.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved