Berita Nasional Terkini
Apa Itu Susu Ikan dan Terbuat dari Apa? Disebut Pengganti Susu Sapi untuk Program Makan Siang Gratis
Apa itu susu ikan yang beberapa hari terakhir masyarakat dan warganet ramai dibahas?
TRIBUNKALTIM.CO - Apa itu susu ikan yang beberapa hari terakhir masyarakat dan warganet ramai dibahas?
Ya, susu ikan ini dikaitkan dengan program makan siang gratis yang sempat diusung Presiden terpilih, Prabowo Subianto dalam kampanyenya.
Dilansir dari Tribunnews.com, saat ini pihak Prabowo-Gibran tengah mempertimbangkan alternatif selain susu sapi untuk menjalankan program tersebut.
Sebab, sejak dilantik pada 20 Oktober 2024 mendatang, pasangan Prabowo-Gibran akan mulai menjalankan program susu gratis ke masyarakat.
Baca juga: Rp 71 Triliun untuk Program Makan Siang Gratis di 2025, Sasaran Utama PAUD, SD, hingga SMP
Karena alasan itu pula, pihak Prabowo-Gibran mencari solusi jika nantinya terbatas mendapatkan pasokan susu sapi.
Lantas, apa itu susu ikan? Apakah sama dengan susu sapi dan kambing?
Penjelasan tentang apa itu susu ikan

Dilansir dari Kompas.com, Dosen Fakultas Peternakan IPB University Epi Taufik menjelaskan, susu ikan yang mungkin berasal dari pemrosesan ekstrak protein ikan tidak termasuk dalam kategori susu menurut definisi standar.
Secara umum, susu didefinisikan sebagai cairan bergizi yang dihasilkan oleh kelenjar susu (mammae) pada hewan mamalia, terutama sapi, kambing, kerbau, domba dan unta, yang dikonsumsi manusia untuk mendapatkan asupan protein, lemak, vitamin, dan mineral esensial.
“Susu segar adalah cairan alami yang tidak mengalami perubahan komposisi kimiawi dari ternak perah” jelas Epi dalam keterangan tertulis yang diterima KOMPAS.com, Senin (9/9/2024).
Dia menjelaskan, dalam dunia pangan, standar internasional mengenai susu diatur oleh CODEX Alimentarius Commission (CAC), sebuah badan bentukan FAO dan WHO yang bertujuan untuk melindungi kesehatan konsumen serta memastikan praktik perdagangan pangan yang adil.
Di Indonesia, definisi susu juga diatur oleh Standar Nasional Indonesia (SNI), khususnya untuk susu segar.
Menurut CODEX Alimentarius (CODEX STAN 206-1999), susu adalah sekresi atau cairan yang keluar normal dari hewan perah atau mamalia yang diperoleh dari satu atau lebih pemerahan tanpa penambahan atau ekstraksi darinya, dimaksudkan untuk dikonsumsi sebagai susu cair atau untuk diproses lebih lanjut.
Baca juga: Gibran Tak Masalah Mie atau Nasi Jagung Jadi Opsi Makan Siang Gratis, Ini Tanggapan Dokter Gizi
“Ini berarti bahwa susu yang diakui oleh CODEX harus berasal dari hewan mamalia, seperti sapi, domba, kambing, kerbau, kuda, unta dan lain-lain, tanpa adanya campuran bahan lain,” kata Koordinator Mata Kuliah Inovasi Teknologi Susu itu.
Sementara, menurut SNI, susu segar adalah "cairan yang diperoleh dari pemerahan sapi sehat, bersih, dan bebas dari kolostrum atau cairan pertama yang dihasilkan oleh induk hewan setelah melahirkan.
Menurut Epi, istilah "susu" pada produk seperti susu nabati dan susu ikan seharusnya dianggap sebagai istilah pemasaran yang menggambarkan karakteristik produk, bukan secara ilmiah atau regulasi.
Seperti ditulis KOMPAS.com, Agustus 2023 lalu, susu ikan pertama di Indonesia hasil kemitraan antara Koperasi Nelayan Mina Bahari (Indramayu) dengan PT Berikan Teknologi Indonesia diluncurkan di Indramayu. Inisiatif produksi hidrolisat protein ikan mulai digulirkan sejak 2016, dalam peringatan Hari Ikan Nasional.
Menurut Epi, susu ikan, meskipun kaya akan Omega-3, belum terlalu populer sebagai sumber susu alternatif yang umum.
Sementara itu, dengan kandungan protein berkualitas, kalsium, vitamin B12, dan kandungan lemak yang seimbang, susu hewan lebih unggul dibandingkan dengan susu nabati dan susu ikan.
Susu hewan menawarkan nutrisi lengkap yang sulit digantikan oleh produk lain, terutama untuk pertumbuhan anak dan kesehatan tulang.
Sedangkan susu nabati memiliki keunggulan dalam rendahnya kandungan lemak dan bebas laktosa, menjadikannya alternatif yang baik untuk mereka yang alergi atau intoleran terhadap produk susu hewan.
Peptida bioaktif
Susu ikan mengandung peptida bioaktif dan asam lemak Omega-3, yang sangat baik untuk kesehatan jantung dan anti-inflamasi, tetapi tidak memiliki komponen seperti laktoferrin dan asam lemak Omega-6 (conjugated linolleic acid/CLA) yang ada di susu hewan.
Susu hewan, terutama susu sapi, kata Epi, unggul dalam hal komponen bioaktif seperti laktoferrin, peptida bioaktif, dan CLA, yang memiliki berbagai manfaat kesehatan, termasuk dukungan pada sistem kekebalan tubuh, kesehatan jantung, dan metabolisme.
Sementara, susu nabati, meskipun tidak memiliki laktoferrin atau CLA, masih mengandung beberapa komponen bioaktif seperti prebiotik dan peptida bioaktif, terutama dari susu kedelai. Namun, manfaatnya tidak sekuat komponen bioaktif pada susu hewan.
"Masing-masing jenis susu memiliki kelebihan bioaktif tersendiri, namun susu hewan masih menjadi sumber paling lengkap dari segi komponen bioaktif esensial untuk kesehatan," katanya.
Baca juga: Inilah Susu Ikan, Viral Disebut Pengganti Susu Sapi di Program Makan Gratis Kabinet Prabowo-Gibran
Dari segi nilai biologis dan pemanfaatan protein bersih, susu hewan, seperti susu sapi, menempati urutan teratas karena memiliki kandungan protein yang lengkap dan efisiensi tinggi dalam pemanfaatannya oleh tubuh.
Susu kedelai merupakan alternatif nabati terbaik dalam hal kualitas protein, meskipun kualitasnya tetap masih di bawah susu hewan.
Sementara itu, susu ikan juga memiliki nilai biologis dan Net Protein Utilization (NPU) yang cukup baik, tetapi penggunaannya belum umum dan kandungan nutrisinya belum sepopuler susu hewan dalam pola konsumsi harian. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Apa Itu Susu Ikan yang Ramai Dikaitkan dengan Program Makan Siang Gratis Prabowo Subianto.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.