Berita Mahulu Terkini
Kondisi Pergerakan Harga Beras di 3 Daerah Mahakam Ulu, Pasokan Lokal Lebih Mahal
Dia menjelaskan, mengenai pergerakan harga beras di wilayah Laham, Ujoh Bilang, dan Long Hubung, Kabupaten Mahakam Ulu
Penulis: Kristiani Tandi Rani | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, UJOH BILANG - Pemkab Mahakam Ulu soroti kondisi harga beras di tiga daerah di Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur.
Dijelaskan oleh Kepala Bagian Ekonomi Mahakam Ulu (Mahulu), Lung kepada TribunKaltim.co pada Rabu (11/9/2024).
Dia menjelaskan, mengenai pergerakan harga beras di wilayah Laham, Ujoh Bilang, dan Long Hubung, Kabupaten Mahakam Ulu.
Menurutnya, keberadaan satu garis sungai yang menghubungkan kampung-kampung ini memainkan peran penting dalam distribusi beras dan barang kebutuhan lainnya.
Baca juga: Cara Menjaga Stabilitas Harga Beras di Pelosok Mahakam Ulu, SOA Terus Berlanjut
“Kapal barang rutin singgah di setiap kampung, membawa barang dari Samarinda untuk dijual di toko-toko lokal,” katanya, Rabu (11/9/2024).
Ini memungkinkan masyarakat di kampung-kampung seperti Laham, Ujoh Bilang, dan Long Hubung untuk tidak perlu bepergian jauh untuk berbelanja.
"Karena suplai barang sudah tersedia di tempat mereka.” ujarnya.
Mengenai harga beras, ia menjelaskan perbedaan harga antara berbagai jenis beras yang tersedia di pasar.
Beras premium umumnya lebih mahal daripada beras medium, yang merupakan pilihan utama masyarakat.
"Sementara itu, beras lokal, yang memiliki kualitas lebih baik dan keharuman alami tanpa bahan kimia, sering kali dijual dengan harga lebih tinggi,” jelasnya.
Namun, ia juga mengakui bahwa beras yang didatangkan dari luar wilayah cenderung lebih murah.
Baca juga: Upaya Pemkab Mahulu Membangun Pusat Pengetahuan di Tiap Kecamatan Mahakam Ulu
“Beras impor sering kali lebih murah karena proses pengiriman yang memakan waktu lebih lama, sedangkan beras lokal lebih cepat sampai karena dipanen di wilayah yang sama,” ucapnya.
Ia menekankan bahwa harga beras tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi tetapi juga oleh kondisi geografis dan dinamika distribusi.
Penentuan harga beras sering kali merupakan kompromi antara petani yang ingin menaikkan harga demi kesejahteraan mereka dan konsumen yang berharap mendapatkan harga lebih terjangkau.
"Misalnya, jika petani meminta Rp 20 ribu per kilogram, sering kali harga akhir disepakati di angka Rp 17 ribu,” tambahnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.