Banjir di Mahakam Ulu
Banjir di Mahakam Ulu Hancurkan Arsip Penting SMPN 1 Long Bagun, Kehilangan Dokumen
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Long Bagun, Albensius Badi, mengisahkan kejadian banjir yang melanda Long Bagun.
Penulis: Kristiani Tandi Rani | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, UJOH BILANG - Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Long Bagun, Albensius Badi, mengisahkan kejadian banjir yang melanda Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur beberapa bulan yang lalu.
Kisah pilu tersebut masih teringat dalam pikiran Albensius Badi.
Ia menceritakan bagaimana bencana tersebut menghapus banyak jejak administrasi sekolah, termasuk arsip-arsip vital yang terkait dengan anggaran sekolah.
"Semua dokumen di sekolah itu harus aman. Tapi setelah banjir kemarin, kearsipan kita habis, tidak ada satupun yang tersisa," katanya kepada TribunKaltim.co pada Rabu (11/9/2024).
Baca juga: 80 Persen Sekolah Terdampak Banjir di Mahulu Kaltim
Dia bebeberkan, arsip yang hilang mencakup laporan dana, bantuan, dan berbagai administrasi penting yang tersimpan selama beberapa tahun terakhir.
"Laporan tahun-tahun sebelumnya semuanya ludes," katanya.
Sementara, dokumen yang baru mulai dibuat kembali usai banjir, namun yang hilang sudah tidak bisa digantikan.
"Dokumen-dokumen laporan, bantuan, semua dana, itu yang terkena banjir," ujar Albensius Badi.
Ia menegaskan bahwa berbagai data yang sangat penting untuk proses administratif sekolah hilang begitu saja.
Ia juga menjelaskan bahwa langkah-langkah darurat telah diambil, namun tidak semua bisa diselamatkan.
Baca juga: Bantu Pemulihan Korban Banjir di Mahulu, Polda Kaltim Kerahkan Personel Brimob dan Polres Sekitar
"Sudah difoto semua, tapi kata mereka dari dinas, buang saja. Nggak bisa lagi kita simpan karena sudah hancur," tuturnya.
Menurutnya, data yang masih bisa diakses sudah dikirim ke dinas terkait untuk didata kembali dan diajukan ke pusat.
"Semua barang-barang yang masuk sudah kami kirim ke dinas, dan dinas akan meneruskannya ke daerah baru kemudian ke pusat," tutur Albensius Badi.
Ia berharap ke depannya ada perhatian lebih terhadap perlindungan dokumen dan arsip sekolah, terutama di daerah yang rawan terkena bencana.
"Terealisasi atau tidak, kita tunggu saja," kata Albensius Badi. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.