Berita Internasional Terkini

Tupperware Ajukan Bangkrut Usai Gagal Lunasi Hutang Pasca Pandemi Covid

Perusahaan terkenal wadah plastik Tupperware Brands Corp. dan beberapa anak perusahaannya mengajukan perlindungan kebangkrutan

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Amelia Mutia Rachmah
tupperware.co.id
Perusahaan terkenal wadah plastik Tupperware Brands Corp. dan beberapa anak perusahaannya mengajukan perlindungan kebangkrutan 

TRIBUNKALTIM.CO - Perusahaan terkenal wadah plastik Tupperware Brands Corp. dan beberapa anak perusahaannya mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 pada hari Selasa (17/9/2024).

Perusahaan ini menyerah pada menurunnya permintaan atas wadah penyimpanan makanan yang dulu ikonik dan meningkatnya kerugian finansial.

Perjuangan perusahaan sempat meningkat setelah dorongan pandemi yang berlangsung singkat, ketika peningkatan kegiatan memasak di rumah menjadi alasan dorongan permintaan akan wadah plastik kedap udara yang berwarna-warni. 

Lonjakan biaya bahan baku pascapandemi seperti resin plastik, serta tenaga kerja dan pengiriman, semakin menekan margin Tupperware.

"Selama beberapa tahun terakhir, posisi keuangan perusahaan telah sangat terpengaruh oleh lingkungan ekonomi makro yang menantang," kata Kepala Eksekutif Laurie Goldman dalam siaran pers.

Tupperware telah berencana untuk mengajukan perlindungan kebangkrutan setelah melanggar ketentuan utangnya dan meminta bantuan penasihat hukum dan keuangan.

Baca juga: The Body Shop Terancam Bangkrut, Fakta Mengapa Brand Skincare Internasional Ini Nyaris Gulung Tikar

Perusahaan tersebut mencatatkan aset senilai $500 juta hingga $1 miliar dan liabilitas senilai $1 miliar hingga $10 miliar, menurut pengajuan kebangkrutan di Pengadilan Kepailitan AS untuk Distrik Delaware, yang menunjukkan jumlah kreditor berada di antara 50.001 hingga 100.000.

Tupperware telah berupaya membalikkan keadaan bisnisnya selama sekitar empat tahun setelah melaporkan penurunan penjualan selama enam kuartal berturut-turut sejak kuartal ketiga tahun 2021.

hal tersebut juga disebabkan oleh karena inflasi yang tinggi terus melemahkan basis konsumen berpenghasilan rendah dan menengah.

Pada tahun 2023, perusahaan menyelesaikan perjanjian dengan pemberi pinjamannya untuk merestrukturisasi kewajiban utangnya, dan menandatangani bank investasi Moelis & Co untuk membantu mengeksplorasi alternatif strategis.

Adapun sejarah Tupperware berawal dari tahun 1946, ketika ahli kimia Earl Tupper mendapat inspirasi saat membuat cetakan di pabrik plastik tak lama setelah Depresi Besar, menurut situs web Tupperware.

Baca juga: Toko Buku Gunung Agung Tutup karena Bangkrut, Kini Diserbu Pemburu Diskon, Antrean Mengular

Melansir dari BBC, Produk tersebut sempat tidak laku sampai Wise hadir. Ia mulai menyelenggarakan berbagai acara untuk menjual wadah-wadah tersebut, bertemu langsung dengan para ibu rumah tangga dan ibu-ibu yang ingin dijangkau perusahaan.

Gaya inovatif dan angka penjualannya menarik perhatian Tupper, dan Wise dipromosikan ke jajaran eksekutif saat sebagian besar perempuan dikecualikan dari ruang rapat.

Direktur pelaksanan ritel di konsultan GlobalData mengatakan Tupperware telah gagal berinovasi seiring waktu dalam hal produk dan distribusinya. 

Ia menyoroti bahwa metode penjualan langsung melalui pihak-pihaknya "tidak relevan" dengan pelanggan muda maupun tua.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved