Berita Kaltim Terkini
Pj Gubernur Akmal Malik Tegaskan tak Cawe-cawe soal Beasiswa Kaltim Tuntas
Belakangan ramai diperbincangkan soal anggaran Beasiswa Kaltim 2024 yang mengalami penurunan drastis dibanding 2023
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Belakangan ramai diperbincangkan soal anggaran Beasiswa Kaltim 2024 yang mengalami penurunan drastis dibanding 2023 lalu.
Tentunya anggaran Beasiswa di tahun ini hanya Rp 200 miliar yang berarti turun 50 persen dibanding tahun lalu sebesar Rp 504 miliar.
Mendapat perkembangan isu yang menyorot tersebut, Penjabat Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik menegaskan persoalan Beasiswa Kaltim Tuntas sudah disusun oleh tim anggaran yang diketuai oleh sekretaris provinsi (Sekprov) Kaltim.
"Saya tidak pernah cawe-cawe soal beasiswa. Semua diserahkan kepada tim anggaran," tegas Akmal Malik dalam sambutannya usai melantik Penjabat PPU baru, Kamis (19/9/2024).
Baca juga: Beasiswa Kaltim Anjlok Rp 175 Miliar Sebut Sesuai Pendapatan Daerah
"Ada yang menyusun dan anggarannya tersedia. Itu ada di RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah). Jadi tidak mungkin Pj memotong anggaran," imbuhnya.
Sementara itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim juga angkat bicara merespons kabar pemangkasan anggaran Beasiswa Kaltim Tuntas (BKT) sehingga mengakibatkan jumlah penerima beasiswa turun hingga 50 persen tersebut.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdikbud Kaltim, Irhamsyah mengatakan berkurangnya jumlah penerima beasiswa ini dikarenakan turunnya anggaran pendapatan belanja daerah perubahan (APBD-P) 2024 yang hanya mencapai Rp22,19 triliun dibandingkan tahun lalu.
"Tahun 2023 memang APBD kita cukup tinggi dan sekarang APBD kita tidak setinggi yang lalu. Itu salah satunya kenapa (anggaran) beasiswa kita turun," kata Irhamsyah di Kantor Gubernur Kaltim hari ini juga.
Ia menegaskan pengalokasian dana beasiswa itu tergantung APBD.
Bila di perubahan 2023 mencapai Rp27 triliun, di 2024 ini hanya Rp22 triliun dan hal itulah yang menjadi penyebab turunnya jumlah beasiswa.
Baca juga: Beasiswa Kaltim Tuntas 2024 untuk Mahasiswa Dibuka Hari Ini, Inilah Alur Mendaftar dan Syaratnya
Dalam APBD-P 2024 lanjutnya, alokasi anggaran beasiswa tahun ini ditambah menjadi Rp20 miliar.
Sehingga, total anggaran murni dan perubahan mencapai Rp220 miliar.
"Mudah-mudahan itu bisa mengakomodir kawan-kawan yang lolos beasiswa," kata Irhamsyah.
Selaras dengan Irhamsyah, Ketua Badan Pelaksana Beasiswa Kaltim Tuntas (BP-BKT) Iman Hidayat mengatakan alasan penurunan kuota penerima BKT ini karena menyesuaikan dengan APBD Kaltim tahun ini.
Ia menegaskan, dirinya tidak bisa banyak berkomentar terkait isu pemangkasan beasiswa sebab bukan kewenangannya.
Namun setahu dirinya sebelumnya anggaran yang direncanakan Isran Noor saat menjabat adalah usulan anggaran murni sebesar Rp250 miliar disusul di perubahan Rp250 miliar.
"Jadi totalnya Rp500 miliar untuk beasiswa, ternyata realisasinya hanya Rp200 miliar," jelasnya.
Ia juga menjelaskan salam APBD perubahan, anggaran untuk beasiswa hanya ditambahkan Rp20 miliar sehingga total anggaran menjadi Rp220 miliar, atau hanya 46 persen dari tahun lalu.
"Alasannya tidak tahu. Kami kan hanya menyelenggarakan saja, melakukan sosialisasi dan penyelenggaraan seleksi BKT," sebut Iman.
Iman pun mengakui penurunan anggaran ini berimbas langsung pada jumlah penerima beasiswa.
Bila sebelumnya bisa mencapai 295.000 orang yang terdaftar, maka tahun ini hanya 47.000 orang yang bisa menerima.
"Dari 47.000 orang yang diterima, 20.000 orang penerimanya adalah kategori miskin. Karena kategori miskin tahun ini targetnya diperbesar," sebutnya.
Baca juga: 2 Pekan Menuju Beasiswa Kaltim Tuntas 2024 Buka Pendaftaran, Berikut Link Daftar dan Syaratnya
Selain itu, terkait kabar protesnya masyarakat karena banyak mahasiswa dengan IPK di atas 3,8 pun tidak lolos seleksi beasiswa ini, menurut Iman alasan ketidak lolosan tersebut karena ketidak sesuaian akreditasi program studi (Prodi).
"Terus banyak yang protes indeks prestasinya 4,00 banyak yang tidak lolos itu karena akreditasi prodinya B. Sedangkan kalau B itu indeksnya 4,00 skornya 331,818 sedangkan batasnya 335," jelasnya.
"Kalau IPK-nya 3,9 tapi akreditasi prodinya A, masuk. Karena mutu prodinya yang disarankan agar anak anak ini milih sekolah di tempat terbaik," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.