Berita Tenggarong Terkini

Sejarah Kota Raja Tenggarong yang Hari ini 28 September 2024 Merayakan Ulang Tahun ke-242

Dalam acara ziarah makam raja yang digelar, Camat Tenggarong Sukono, menjelaskan asal-usul berdirinya Kota Raja Tenggarong

Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Nur Pratama
TribunKaltim.co/Miftah Aulia Anggraini
Kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara pada masanya. Kini dikenal sebagai Museum Mulawarman, yang menyimpan koleksi benda bersejarah kerajaan kutai.  

Tidak jauh, di seberang tempat mereka bermalam ditemukan suatu rantauan yang terdapat hamparan gunung berbatu yang menjulang ke barat dan ke arah selatan adanya dataran luas diselingi oleh pohon-pohon pandan yang sedang berbunga. 

“Jadi, di tengah dataran yang luas itu mengalir lah sebuah anak sungai yang berkelok-kelok dan bermuara ke sungai Mahakam dan tepat di hadapannya terdapat sebuah pulau yang membagi dua sungai Mahakam,” tuturnya. 

Tepian Pandan yang asal namanya oleh masyarakat melayu yang mendiami daerah rantauan ini yang menyebut mereka suku Lampong dan Kedang, dengan kepala sukunya bergelar Sri Mangku Jagat, Sri Setia Demong, Demang, dan Jaya.

Aji Imbut dan kerabat kerajaan beserta Kepala Suku Lampong dan Kedang akhirnya melakukan musyawarah untuk menyimpulkan makna mimpinya semalam. 

“Setelah ditafsirkan rantauan yang berbau harum adalah Tepian Pandan, karena harum bunganya dan dua ekor naga yang merebutkan kemala adalah dua anak sungai yang muaranya saling berhadapan dan di tengahnya terdapat sebuah pulau,” tandasnya. 

Di tempat inilah nantinya kerjaan Kutai Kartanegara akan mencapai puncak kejayaannya dengan segala kemakmuran rakyatnya.

Sukono melanjutkan,  Tepian Pandan asal namanya yakni Tangga Aron yang merupakan sebuah pondok suku Lampong bernama Aron, tangganya masuk ke sungai sehingga oleh Aji Imbut dikatakannya Tangga Aron.

Oleh pengikut raja yang berasal dari orang-orang Bugis mengatakannya Tangga Arong, sehingga akhirnya menjadi disebut Tenggarong

Seiring bertambahnya usia, Tenggarong tidak hanya menjadi saksi bisu sejarah yang kaya, tetapi juga terus bertransformasi menjadi kota modern yang menjaga warisan budaya dan tradisi. 

Dengan mengenang perjalanan sejarahnya, masyarakat Tenggarong diharapkan dapat lebih menghargai akar budaya dan tradisi yang membentuk identitas mereka saat ini. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved