Berita Samarinda Terkini

Ini Cara Majukan Ekosistem  IKN Sebagai Mercusuar Pusat Kebudayaan

Kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur sebagài anugerah dengan wujud gedung tinggi, dipadu konsep Foerest City

Penulis: Nevrianto | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO
KULIAH UMUM KEBUDAYAAN-Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek RI Hilmar Farid, pada kuliah umum bertema Penyangga Multikulturalisme IKN di Gedung Prof Masjaya Kampus Unmul, Jalan Sambaliung Kampus Unmul Kota Samarinda Kalimantan Timur, Selasa (8/10/2024) TRIBUNKALTIM. CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO 

TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA - Kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur sebagài anugerah dengan wujud gedung tinggi, dipadu konsep Foerest City  juga perlu  terutama memajukan  Ekosistem Kebudayaan.

Hal ini disampaikan Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek RI Hilmar Farid, pada kuliah umum bertema Penyangga Multikulturalisme IKN di Gedung Prof Masjaya Kampus Unmul, Jalan Sambaliung Kampus Unmul Kota Samarinda Kalimantan Timur.

Rektor Unmul Prof  Dr Ir Abdunnur MSi, IPU ASEAN ENg, saat dihubungi, Minggu (13/10/2024) mengapresasi positif dan menekankan pada SDM mahasiswa Unmul yang hadir maupun alumni  dan lulusan aktif memajukan kebudayaan jadi inspirator bagi masyarakat dan generasi muda  Indonesia.

"Semoga memotivasi kita aemua khususnya para Mulawarman muda generrasi bangsa generasi emas emas 2045 bagaimana kita membangun memajukan ekosistrm kebudayaan khussunya budaya di Kalimantan dalam rangka memperkuat muktikultural yang ada di IKN.

Saya pikir dengan budaya akan memperkuat rasa persatuan dalan bingkai NKRI.Dengan budaya kita tak akan melihat etnis suku, budaya akan merererat keberaamaan untuk menjaga  rasa kebangsaan rasa satu tanah air tanah indonesia,"tutur Prof Abdunnur.

Baca juga: Unmul Tuan Rumah Rapat Kerja dan Simposium KUC 24, Fokus Penuhi Tri Dharma Perguruan Tinggi

Baca juga: Tanggapan Pengamat Komunikasi Politik Fisipol Unmul Terkait Maraknya Survei di Pilkada Kaltim 2024

Prof Abdunnur melanjutkan,  KalimantaaKalimantan ada ribuan budaya yang dikagumi tak  hanya perlu dijaga dan dilerstasikan tapi bagaimana memajukan budaya itu,  sebagai sebuah karakter bangsa  dan sapat diartikan membangun sebuah peradaban tujuannya agar bangsa Indonesia lebih disegani dan dihargai   bersama bangsa diseluruh dunia.

Tentu dari Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek RI memaparkan  cada memajukan kebudayaan menguatkan IKN dan Kemendikbudristek tidak hanya kali ini saja ke Unmul.

"Mudahan ini bukan yang pertamakali mudah mudahan Dirjen masuk dalam kabinet  dan Unmul selalu jadi Host Kemenristekdikbud RI. Semoga pembukaan  Museum Nasional yang akan kembali dibuka kembali berjalan lancar,"harapnya.

Ia turut menekankan bahwa konsolidasi yang kuat antar stakeholder, baik itu dari level terkecil seperti komunitas lokal, hingga komunitas ilmiah melalui akademisi dan perguruan tinggi, sangat krusial dalam membangun ekosistem kebudayaan Nusantara.

“Komunitas sebagai penjaga pengetahuan lokal, sedangkan perguruan tinggi adalah pusat inovasi yang dapat membantu kebudayaan beradaptasi dengan perkembangan zaman,” ungkapnya.

Prof Abdunnur Dengan kuliah umum diharapkan dapat membangkitkan semangat para mahasiswa untuk lebih peduli dan berperan aktif dalam melestarikan kebudayaan Indonesia serta menjadikan kebudayaan sebagai penguat identitas dan daya saing bangsa di kancah global. 

Kuliah umum yang dihadiri oleh ratusan peserta ini juga menjadi wadah diskusi yang produktif, di mana para mahasiswa dan pelaku budaya lokal saling bertukar pandangan, mengenai tantangan serta peluang dalam mengembangkan kebudayaan di Indonesia.

Bahwa tantangan modernitas, seperti digitalisasi dan urbanisasi, harus dilihat sebagai peluang untuk memperkuat kebudayaan Indonesia, bukan sebagai ancaman


Dirjen Kebudayaan Kemendikbudreistek RI, Hilmar Farid B.A, M.A , Ph.D mengutarakan Kebudayaan Nusantara dari aspek kebudayaan  sebagai ibukota mengingat IKN punya wewenang khusus. 

"IKN sebagai pusat pemerintahan dan pusat kemajuan  luar biasa tapi jujur saja nyawa adan jiwanya di Ibu kota susah untuk ditangkap. Jadi ini kota tak hanya puvsat Pemerintahan tapi juga harus punya pesona.di bidang kebudayaan.IKN Suluh Kebudayaan Nasional hal itu bisa dilihat dari keberadaan sejumlah ibu kota negara.

IKN harus moderen tetapi jejaknya sebagai bangsa harus kuat sekali. Karakter melekat dalam sebuah kota moderen bagus indah tapi jangan kehilangan nyawa budaya. 

"Pasti membangun peradaban di IKN memerlukan waktu panjang tak sedikit waktunya karena kita negeri yang sama majemuk 110 suku bangsa 700 bahasa. Tata gedung, tata kota perlu dirancang. 

Tak ada hubungannya dengan dekorasi karena identitas budaya tak hanya model. Kalimantan tapi bisa mereprentasi tak hanya behrenti di dekorasi ornamen berlajar dari BrazilBrazil dengan Sao Paolo-nya. 

Jadi kita IKN jadi sumbu penerang kebudayaan nasional Nusantara berada di jantung Indonesia dan merepresentasi kebudayaan nasional menurut falsafah dari " Ki Hadjar Dewantara sebagai Puncak Kebudayaan Daerah. 

Pengakuan atas keberagaman, kebudayaan nasional sebagai sintesis (pasal 32 ayat 1 UUD 1945) terbenruk melalui interaksi dialog,  dan seleksi nilai dan ekspresi yang terbentuk melalui interaksi, dialog, dan seleksi nilai dan ekoresi yang menonjol. Setiap daerah punya peran dan memperkaya kebudayaan nasional. 

Menghindari homogenisasi mempertahankan kemajemukan.  Mendorong kearifan lokal, puncak Kebudayaan  sebagai kearifan lokal yang relevan bagi masyarakat kontemporer. 

Berakar pada tradisi, berbekal ilmu, sains, teknologi, masa kini, membangun masa depan, "jelasnya.

Baca juga: Reaksi Pj Gubernur Akmal Malik soal Dugaan Rektor Unmul Abdunnur Langgar Netralitas Pilkada Kaltim

Hilmar Farid menekankan peran perguruan tinggi berperan sebagai suluh dan dinUnmul jadi rumahnya, ahlinya bisa datang darimana saja disinilah dirumuskan dalam 15 sampai 20 tahun.

"Teman teman dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB)bersiap jadi tuan rumah, puncak dari kebudayaan daerah apkah pilkada
Itu sudah pas termasuk mendidik dan mengelola pusat kebudayaan di IKN

Kita kurang ahli konservasi kayu, tekstil logam.  Kita kurang kurator sehingga membuat museum bisa menarik dan  kurang tenaga arsip sehingga perpustakaan jadi menarik itu yang jadi perhatian. 

Kemudian Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI )di Tenggarong kondisinya sangat menggemaskan perlu perhatian.
Disamping itu, komunitas budaya juga penting  bagi kita karena Komunitas biasanya melihat tak hanya dari perspektif pusat tapi komunitas bisa mampu melihat dari aspek  kecil sehingga lebih detail, "tutupnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved