Breaking News

Ibu Kota Negara

Inpres Dukungan Percepatan Penyelenggaraan Uji Coba Trem Otonom IKN Kaltim Dirilis, Ini Dampaknya

Inpres nomor 2 tahun 2024 yang berisi tentang dukungan percepatan penyelenggaraan uji coba dan unjuk kerja trem di IKN Kaltim dirilis

Editor: Doan Pardede
KOMPAS.com/HILDA B ALEXANDER
Autonomous Rail Rapid Transit (ART) mulai diuji coba atau Proof of Concept (PoC) di Sumbu Kebangsaan Sisi Timur, Kawasan Inti Pusat Pemerinatahan (KIPP), Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Sabtu (10/8/2024). 

TRIBUNKALTIM.CO - Pemerintah menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) nomor 2 tahun 2024 yang berisi tentang dukungan percepatan penyelenggaraan uji coba dan unjuk kerja (proof of concept) trem di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Inpres tersebut diterbitkan pada 18 Oktober 2024. 

Melalui Inpres itu, presiden memberi instruksi kepada menteri perhubungan, menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat, menteri keuangan, menteri komunikasi dan informatika, kepala otorita Ibu Kota Nusantara, dan kepala kepolisian Negara Republik Indonesia.

Instruksi yang diberikan adalah mengambil langkah-langkah yang terkoordinasi dan terintegrasi sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing untuk memberikan dukungan percepatan uji coba dan unjuk kerja (proof of concept) penyelenggaraan Trem Otonom untuk pengembangan transportasi perkeretaapian dan mendukung konektivitas di IKN. 

Baca juga: Kereta Buatan China jadi Ikon, Trem Otonom Dioperasikan saat HUT ke-79 RI di IKN Kaltim

Berikutnya, melakukan kegiatan pengoperasian uji coba dan unjuk kerja (proof of concept) Trem Otonom yang digunakan untuk menunjukkan dan membuktikan bahwa secara konsep Trem Otonom dapat diimplementasikan di IKN.    

Serta melaksanakan perencanaan teknis, pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan fasilitas keselamatan dan keamanan, fasilitas depo dan equipment room, stasiun/halte, charging station, elektrikal, mekanikal, persinyalan, jaringan telekomunikasi, dan gardu listrik, dan fasilitas jalur pengarah (virtual track) pada badan jalan.   

“Pendanaan pelaksanaan Instruksi Presiden ini bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,” tulis Diktum Keempat Inpres dikutip, Rabu (23/10/2024).

Trem Otonom Terpadu Jadi Transportasi Favorit saat HUT RI di IKN

Trem Otonom Terpadu atau kereta tanpa rel ini jadi salah satu pusat perhatian warga dan undangan yang hadir saat HUT RI di IKN.

Bahkan Trem Otonom Terpadu jadi salah satu yang dinantikan warga untuk mencobanya.

Selain pengibaran bendera Merah Putih dan rutinitas pertunjukkan seni serta akrobat pesawat Jupiter Aerobatic, ada hal lain yang tak kalah menyita perhatian yakni beroperasinya Trem Otonom Terpadu (TOT). 

TOT ini beroperasi melayani warga, dan tamu undangan pesta HUT RI mengitari jalur Sumbu Kebangsaan, bergerak secara forward (maju dari depan) dan backward (maju dari belakang) dalam kapasitas maksimal 300 orang.

Autonomous Rail Rapid Transit (ART) mulai diuji coba atau Proof of Concept (PoC) di Sumbu Kebangsaan Sisi Timur, Kawasan Inti Pusat Pemerinatahan (KIPP), Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Sabtu (10/8/2024).
Autonomous Rail Rapid Transit (ART) mulai diuji coba atau Proof of Concept (PoC) di Sumbu Kebangsaan Sisi Timur, Kawasan Inti Pusat Pemerinatahan (KIPP), Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Sabtu (10/8/2024). (KOMPAS.com/HILDA B ALEXANDER)

Dalam pantauan, TOT ini menjadi armada transportasi favorit selama HUT RI berlangsung.

Rombongan ibu Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) bahkan menaiki TOT beberapa kali.

Dengan lantang ibu-ibu berkostum meriah hijau muda ini melantunkan litani khas Fatayat NU, mengiringi Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Mohammed Ali Berawi menari, dan Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Mohamad Risal Wasal bertepuk tangan.

Selain mereka, TOT juga dinaiki oleh para tamu undangan yang pada pagi hari itu mengenakan kostum tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, dan para panitia HUT RI yang berasal dari berbagai unsur Kementerian/Lembaga.

Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Mohammed Ali Berawi mengatakan, banyaknya warga yang tertarik menaiki TOT mengindikasikan bahwa transportasi canggih ini memang sangat dinantikan publik.

"Ini memotivasi kami untuk melakukan percepatan implementasi TOT berikut ekosistemnya secara terpadu untuk melayani warga dan penghuni IKN bermobilitas cerdas," ujar Ale kepada Kompas.com, Minggu (18/8/2024).

Saat ini TOT masih dalam proses Proof of Concept (PoC) yang melibatkan Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan, untuk memastikan seluruh sistem mulai dari sarana kereta hingga infrastruktur pendukung berfungsi dengan baik dan aman, serta sesuai dengan regulasi transportasi.

Uji dinamis masih dilakukan secara manual, untuk kemudian dievaluasi apakah moda ini sudah bisa beroperasi secara otomatis atau manual dan otomatis.

Ale mengeklaim, TOT memiliki beberapa kelebihan, yaitu dari biaya investasi yang jauh lebih efisien dibandingkan dengan kereta konvensional yang menggunakan rel.

Sementara dari segi kapasitas, TOT dapat mengangkut penumpang secara masif dengan mencapai 300 orang dalam 3 gerbong, hingga 500 orang dalam 5 gerbong dari satu trainset dengan sekali perjalanan.

Kementerian PUPR sedang membangun 8 halte ultimate (utama) untuk menunjang operasional TOT, yang akan digunakan ketika loop ultimate (jalur lintasan utama) sudah siap digunakan seluruhnya.

Ada pun rute yang dilewati dimulai dari Sumbu Kebangsaan Sisi Barat, depan Istana Presiden, Sumbu Kebangsaan Sisi Timur hingga kembali ke Sumbu Kebangsaan Sisi Barat dengan total jarak sekitar 4,9 kilometer.

Baca juga: Jokowi sebut Bau Kolonial di Istana Jakarta dan Bogor, Walhi: IKN Gambaran Nyata Kolonialisasi

"Dalam sekali pengisian daya dapat menempuh hingga jarak 70 kilometer," cetus Ale, seperti dilansir Kompas.com.

TOT ini akan menjadi teknologi pertama di Indonesia yang diuji coba tanpa rel, menggunakan baterai yang dipandu oleh marka jalan.

Ale menegaskan PoC yang dilakukan bertujuan untuk menguji keandalan teknologi dan produk TOT pabrikan CRRC dan Norinco International Corporation Ltd yang berbasis di China tersebut.

Selain itu, juga untuk menguji interoperabilitas, keekonomisan, dan transfer pengetahuan sebelum diterapkan di IKN dan Indonesia secara umum. (*)

Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved