IKN Gawat DBD
5 Fakta Terkini DBD Hantui Pekerja IKN Kaltim, Puluhan Pekerja Dirawat, Terkuak Sebab Kasus Melonjak
Sederet fakta DBD menghantui pekerja Ibu Kota Nusantara (IKN) Kaltim, salah satunya soal penyebab kasus meningkat.
Terlebih saat ia harus menderita demam berdarah membuat apa yang sudah diperoleh yang niatnya ditabung untuk anak istri di rumah harus terpakai untuk biaya perawatannya.
"Kalau bisa pulang nanti usai sembuh, meskipun kontraknya enam bulan kalau boleh pulang, ya saya pulang," ucapnya.
3. Penyebab Kebersihan Lingkungan dan Over Kapasitas
Kepala bagian Pelayanan Penunjang RSUD Sepaku Muhamad Rumadi menyebut, banyaknya pasien pekerjaan IKN terkena DBD ditunjang berbagi faktor.
Di antaranya adalah tingkat kebersihan lingkungan hingga over kapasitas tempat tinggal sehingga mudah diserang DBD.
"Mereka sedikit lengah, kurangnya PSN (Pemberantasan sarang nyamuk) di tempat mereka," ujarnya pada TribunKaltim.co.
Seperti diberitakan sebelumnya, kasus demam berdarah dengue (DBD) menghantui pekerja IKN di Kaltim, puluhan pekerja harus dirawat di RSUD Sepaku.
Baca juga: Demam Berdarah Hantui Pekerja IKN di Kaltim, Puluhan Pekerja Harus Dirawat di RSUD Sepaku
Kepala bagian Pelayanan Penunjang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kecamatan Sepaku dan Tour Plan Diskes Muhamad Rumadi, menjelaskan kasus DBD di wilayah Sepaku IKN lebih banyak para pekerja IKN dan terdampak bagi masyarakat lokal.
"Kalau selama ini kan memang rata-rata banyak pekerjaan dari IKN ya, karena sehubungan juga dengan pembangunan yang ada di IKN otomatis pekerja ini rata-rata banyak dari luar daerah.Jadi di daerah IKN itu memang banyak perusahaan-perusahaan dan proyek mereka berobat ke rumah sakit sepaku," ujarnya.
4. Masyarakat Lokal Juga Kena
Dari presentase pasien DBD yang terawat pada RSUD Sepaku terlihat pekerja IKN lebih banyak jika dibandingkan masyarakat lokal jauh lebih sedikit.
"Kalau kita hitung-hitung kemarin dia perbandingannya itu 76 persen banding 24 persen, yang 24 persen itu masyarakat wilayah setempat, yang 76 persen itu wilayah pekerja IKN nya. Artinya perusahaan atau pekerja yang ada di IKN," ucapnya.
Lebih lanjut Muhammad Rumadi menjelaskan dari data pasien yang ada di RSUD Sepaku pada tahun 2024 mengalami penurunan pada akhir bulan Oktober dan rata-rata yang terkena adalah para pekerja IKN yang di rawat di RSUD Sepaku dan relatif 3-5 hari dibutuhkan perawatan.
"Jadi yang ada disini 93 orang di bulan Oktober ini mereka yang datang ke rumah sakit untuk memeriksa kesehatan. Nah kalu Dari bulan Januari itu memang ada itu 11 orang, terus di bulan februari ada 5, bulan Maret ada 1, dibulan April itu ada 5 lagi, bulan Mei itu ada 16 orang, terus bulan Juni itu terjadi peningkatan ada 40, di bulan Juli itu ada 111 orang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.