Berita Mahulu Terkini

Dari Makassar ke Mahulu Kaltim, Perjuangan Guru PPG di SMA Negeri 1 Long Apari

Seorang guru lulusan Program Pendidikan Guru (PPG), memilih untuk mengabdikan dirinya di SMA Negeri 1 Long Apari, Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu)

Penulis: Kristiani Tandi Rani | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/KRISTIANI TANDI RANI
Yusmuliadi, seorang guru lulusan Program Pendidikan Guru (PPG), memilih untuk mengabdikan dirinya di SMA Negeri 1 Long Apari, Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu).TRIBUNKALTIM.CO/KRISTIANI TANDI RANI 

TRIBUNKALTIM.CO,UJOH BILANG - Di tengah kesunyian hutan Kalimantan Timur (Kaltim), Yusmuliadi, seorang guru lulusan Program Pendidikan Guru (PPG), memilih untuk mengabdikan dirinya di SMA Negeri 1 Long Apari, Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur. 

Perjalanannya dari Makassar menuju daerah terpencil ini penuh tantangan dan harapan, sebuah kisah tentang dedikasi untuk pendidikan yang lebih baik.

"Sekitar enam bulan saya di sini," katanya saat ditemui oleh reporter TribunKaltim.co pada Senin (4/10/2024). 

Keputusan untuk mengajar di daerah yang sulit dijangkau ini bukanlah perkara mudah. 

"Dulu, saya searching dulu sebelum dapat penempatan. Ternyata akses ke sini sangat susah," kisahnya. 

Baca juga: Pemkab Mahulu Tegaskan Melalui Workshop Inovatif Komitmen Penggunaan Produk Dalam Negeri

Baca juga: 23 Calon Guru Penggerak Siap Berjuang Memperkuat Pendidikan di Mahulu

Yusmuliadi harus melewati perjalanan panjang melalui darat dan sungai, melawan riam yang menghalangi.

“Ekspektasi saya mungkin berbeda. Awalnya saya pikir, tempat ini akan sangat sulit, tetapi ternyata tidak seburuk yang saya bayangkan,” ujarnya, berbagi pandangan setelah menjalani masa tugasnya.

Meski tantangan akses sudah teratasi, ia menghadapi kesulitan baru dalam hal kebutuhan sehari-hari. 

“Bahan pokok di sini sangat berbeda. Di Makassar, dengan Rp10.000 sudah kenyang, tetapi di sini, sekali belanja di pasar bisa habis Rp100.000,” tuturnya dengan nada getir.

Ia juga menjelaskan soal tunjangan PPG yang belum ia terima. 

“Kami belum mendapatkan tunjangan itu karena prosesnya bertahap. Setelah mendapatkan Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK), barulah bisa mengajukan Nomor Registrasi Guru (NRG),” jelasnya. 

Prosedur yang panjang ini membuatnya harus bersabar, menanti kepastian yang mungkin baru akan datang tahun depan.

“Sekarang ini, saya berusaha sebaik mungkin dengan gaji pokok dan tunjangan profesi,” ucapnya, mengungkapkan tekadnya untuk tetap berkomitmen meskipun dalam kondisi yang tidak ideal.

Namun, Ia tetap optimis. "Pengalaman ini mengajarkan saya banyak hal. Saya percaya pendidikan adalah kunci untuk memajukan daerah ini," tutur guru lulusan Universitas Negeri Makassar (UNM) ini. 

Dengan semangat dan dedikasi, ia berharap dapat membawa perubahan nyata bagi siswa-siswi di Long Apari.

Baca juga: Bupati Mahulu Buka Kegiatan Laporan Akhir Kajian Pengelolaan UPTD Air Minum, Harus Profesional

Di tengah tantangan yang ada, Ia menjadi teladan bagi banyak guru muda yang ingin berkontribusi pada pendidikan di daerah terpencil. 

"Saya yakin, meski jalannya terjal, setiap langkah kecil kita bisa membawa dampak besar bagi masa depan anak-anak di sini," imbuhnya penuh harapan. (*)

 

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved