IKN Gawat DBD

Kaltim Tembus 8.000 Kasus DBD per November 2024, Soroti PPU yang Sumbang Kasus Terbanyak

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kalimantan Timur, dr. Jaya Mualimin juga membenarkan adanya tren peningkatan DBD di Kecamatan Sepaku, PPU.

|
Editor: Heriani AM
Kolase TribunKaltim.co dan pngtree
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kalimantan Timur, dr. Jaya Mualimin juga membenarkan adanya tren peningkatan DBD di Kecamatan Sepaku, PPU. 

TRIBUNKALTIM.CO - Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) merilis, sejak Januari sampai Oktober 2024 terjadi 11.184 kasus demam berdarah Dengue (DBD).

Dari laporan itu juga terungkap bahwa 50 persen menimpa pekerja konstruksi di Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan rata-rata 50 pasien per bulannya.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kalimantan Timur, dr Jaya Mualimin juga membenarkan adanya tren peningkatan DBD di Kecamatan Sepaku, PPU.

Kendati demikian pihaknya mengapresiasi. Sebab, Dinkes PPU telah melakukan penanganan dengan baik sehingga Case Fatality Rate (CFR) atau tingkat kematian karena DBD lebih rendah.

"Memang kasus terjangkit DBD meningkat. Tapi CFR-nya hanya 0,18 persen, di bawah 0,5 persen. Artinya penanganannya baik," kata dr Jaya saat dikonfirmasi TribunKaltim.co, Jumat (1/11).

Baca juga: Puluhan Pekerja IKN di Kaltim Jibaku Lawan DBD, Angka Demam Berdarah di PPU Tertinggi Kedua Nasional

Namun ungkapnya, sebenarnya peningkatan DBD karena gigitan nyamuk Aedes aegypti di sepanjang 2024 ini tidak hanya terjadi di PPU, melainkan se-Kalimantan Timur.

Dinkes Kaltim mencatat, sepanjang 2023 lalu terjadi 6.000 kasus DBD.  

Namun tahun ini, baru memasuki November kasus DBD di 2024 sudah hampir menyentuh angka 8.000.

"Tapi kita berhasil menurunkan CFR-nya (tingkat kematian karena DBD). Tahun lalu (2023) 0,38 persen. Tahun ini kita bisa tekan sampai 0,23 persen. Semoga tidak meningkat lagi," ungkapnya.

Pekerja IKN Melawan DBD. Menempati ranjang nomor 6 di salah satu Bangsal di RSUD Sepaku, Muhibah (49) yang merupakan warga Sukabumi Jawa Barat ini tampak terkulai lemas. (Tribun Kaltim)
Pekerja IKN Melawan DBD. Menempati ranjang nomor 6 di salah satu Bangsal di RSUD Sepaku, Muhibah (49) yang merupakan warga Sukabumi Jawa Barat ini tampak terkulai lemas. (Tribun Kaltim) (Tribun Kaltim)

Lalu apa penyebabnya?

Dokter Jaya Mualimin mengungkap bahwa sepanjang 2024 ini Kaltim sedang dilanda curah hujan yang cukup tinggi.

Hal itu memberi ruang bagi nyamuk dengan ciri khas corak hitam putih itu leluasa berkembang biak.

Terlebih terkhusus daerah PPU kini menjadi area pembangunan IKN yang memungkinkan cukup meningkatnya tempat bertelur nyamuk aedes aegypti.

"Nyamuk pembawa virus dengue ini hanya membutuhkan 10-14 hari dari bertelur sampai menjadi dewasa. Dengan musim penghujan yang belum berhenti dan pembangunan di IKN maka ruang berkembang biak mereka semakin terbuka," bebernya.

Dokter Jaya juga menegaskan seluruh wilayah di Indonesia, termasuk Provinsi Kalimantan Timur merupakan tempat endemic bagi nyamuk Aedes aegypti.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved