IKN Gawat DBD

Terjawab Penyebab DBD Tinggi di IKN Nusantara Kaltim, Urutan Kedua Tertinggi Nasional di Bawah Bali

Terjawab penyebab demam berdarah dengue alias DBD tinggi di IKN Nusantara Kaltim. Tingkat DBD urutan kedua tertinggi nasional di bawah Bali.

TribunKaltim.co/Dwi Ardianto
Ilustrasi pekerja di IKN - Terjawab penyebab demam berdarah dengue alias DBD tinggi di IKN Nusantara Kaltim. Tingkat DBD urutan kedua tertinggi nasional di bawah Bali. 

TRIBUNKALTIM.CO - Terjawab penyebab demam berdarah dengue alias DBD tinggi di IKN Nusantara Kaltim.

Tingkat DBD di IKN Nusantara Kaltim urutan kedua tertinggi nasional di bawah Bali.

Ya, DBD di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) menyasar Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Hal tersebut ditandai pekerja proyek IKN Nusantara yang terkena DBD.

Sebagian dari mereka menjalani perawatan di RSUD Sepaku, area IKN Nusantara Kaltim.

Baca juga: 5 Daerah Tertinggi DBD Incident Rate, PPU Lokasi IKN Sumbang Kasus Terbanyak di Kaltim

Dari informasi yang dihimpun Tribunkaltim.co, puluhan pekerja di IKN terpaksa menyerah dan harus beristirahat lantaran mengidap demam berdarah yang mengalami peningkatan kasus belakangan ini.

Pada Jumat (1/11/2024) lalu, data di RSUD Sepaku menyebutkan bahwa ada empat pasien demam berdarah yang keluar dan dinyatakan sembuh.

Namun bersamaan dengan itu, di hari yang sama juga masuk 10 pasien dengan gejala yang sama harus menjalani rawat inap di rumah sakit paling dekat dengan kawawan IKN ini.

Sementara, Data Kementerian Kesehatan juga menyebutkan bahwa kasus demam berdarah di Kabupaten Penajam Paser Utara, lokasi pembangunan IKN menempati urutan kedua tertinggi nasional (IR) setelah Kabupaten Gianyar, Bali.

Data Incident Rate atau jumlah kasus dibanding jumlah penduduk (1/100.000) per 18 Oktober 2024 menyebutkan bahwa kabupaten dengan IR tertinggi adalah Gianyar dengan 767,8; disusul PPU 729,4, kemudian Klungkung 577,7; Bangli 477,5 dan kemudian Kota Kendari dengan 439,1.

Sementara untuk kasus DBD di periode yang sama yang dikeluarkan 18 Oktober 2024, kasus tertinggi terjadi di Bandung dengan 6.786 kasus, Tangerang 4.774 kasus, Depok Kota 4.277 kasus, Gianyar 4.122 kasus dan Bekasi dengan 3.861 kasus.

Epidemiolog Universitas Mulawarman (Unmul), Dr. Irfansyah Baharuddin Pakki, S.KM., M.Kes., menganalisa bisa jadi ini merupakan puncak kasus DBD terutama di wilayah Kaltim.

Karena memang musim penghujan di wilayah Kaltim biasanya terjadi pada November–Desember.

“Bahkan bisa sampai bulan Januari tahun depan, sehingga pihak terkait terutama dinas kesehatan perlu mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus yang lebih tajam,” terangnya, Senin (4/11/2024).

Terkait sebab terjadinya llonjakan kasus DBD terutama di PPU dan juga IKN dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved