Wawancara Eksklusif Calon Pilkada

Janji dan Mimpi Hamdam Pongrewa, Cabup Penajam Paser Utara 2024, 'IKN dan PPU Serambi Nusantara'

Dalam kontesasi Pilkada PPU 2024, Hamdam yang berpasangan dengan Ahmad Basir diusung oleh enam partai politik.

|
Penulis: Nita Rahayu | Editor: Syaiful Syafar
TRIBUNKALTIM.CO/WAHYU TRIONO
Hamdam Pongrewa saat menerima wawancara eksklusif tim Tribun Kaltim di kediamannya usai ditetapkan KPU sebagai calon bupati Penajam Paser Utara pada tahapan Pilkada PPU 2024. 

TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Menyandang status sebagai calon petahana di Pilkada PPU 2024, Hamdam Pongrewa menggangap masih banyak yang perlu diselesaikan di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Apalagi masa kepemimpinnya sebagai Bupati PPU tergolong singkat. 

Salah satunya adalah keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang harus menjadi bagian tak terpisahkan dari PPU.

Dalam benaknya, Hamdam ingin PPU tak hanya sebagai mitra dari ibu kota yang baru, namun kabupaten di selatan Kalimantan Timur ini harus menjadi serambi dari IKN itu sendiri.

Dalam kontesasi Pilkada PPU 2024, Hamdam yang berpasangan dengan Ahmad Basir diusung oleh enam partai politik, yakni Partai Demokrat, Partai Gelora, Partai Garuda, Partai Ummat, Partai Buruh dan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).

Pasangan Hamdam-Basir ini mendapat nomor urut 4 dalam Pilkada PPU 2024.

PILKADA PPU 2024 - Foto pasangan calon bupati dan wakil bupati Penajam Paser Utara, Hamdam dan Ahmad Basir yang ditampilkan pada debat pertama Pilkada PPU 2024, Kamis (31/10/2024) malam. Pasangan ini mendapat nomor urut 4.
PILKADA PPU 2024 - Foto pasangan calon bupati dan wakil bupati Penajam Paser Utara, Hamdam dan Ahmad Basir yang ditampilkan pada debat pertama Pilkada PPU 2024, Kamis (31/10/2024) malam. Pasangan ini mendapat nomor urut 4. (YOUTUBE KPU PPU)

Apa saja janji dan mimpi Hamdam Pongrewa jika nantinya terpilih sebagai Bupati PPU periode 2024-2029?

Simak penuturannya secara ekslusif bersama Tribun Kaltim.

Anda maju sebagai calon bupati PPU periode 2024-2029 dengan status petahana, apakah status itu menguntungkan atau malah merugikan?

Saya pikir menguntungkan, karena hasil survei di akhir masa jabatan kita itu tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan saya walaupun singkat berada di angka 73 persen.

Apakah itu menjadi modal yang kuat?

Tentu itu menjadi modal yang sangat kuat bagi saya.

Apakah ada hal-hal yang belum terselesaikan di periode Anda sebelumnya?

Tentu sangat banyak. Apalagi zaman kepemimpinan kami itu diawali tahun 2018, terus berjalan setahun kita kena pandemi, sehingga itu memporak-porandakan sendi-sendi kemasyarakatan, perekonomian, dan itu berdampak pada bagaimana kita memberikan pelayanan terhadap kebutuhan dasar masyarakat PPU.

Apa yang ingin dilanjutkan saat nanti terpilih?

Akan lebih berbeda dibanding sebelumnya, walaupun apa yang telah menjadi perencanaan kami periode sebelumnya, visi misi kami di periode sebelumnya sebagian masih bisa kami lanjutkan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved