Berita Kutai Kartanegara Terkini
Nyoman Rasakan TMMD 122 Seperti Berkah dari Langit, Petani Desa Kerta Buana tak Lagi Merana
Pelaksanaan TMMD ke122 di Desa Kerta Buana berjalan satu bulan, cuaca tak menentu menjadi rintangan, namun TNI bersama rakyat terus berjuang.
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Adhinata Kusuma
Desa transmigrasi yang mulai dihuni pada tahun 1980 ini, awalnya hanya berpenduduk 250 kepala keluarga, menjadikan rawa dan ladang tadah hujan sebagai sumber kehidupan.
Hingga kini, sebagian besar sawah di sini bergantung sepenuhnya pada air hujan karena belum terjangkau irigasi.
Secara geografis, Desa Kerta Buana berada strategis di Kecamatan Tenggarong Seberang, berjarak sekitar 12 kilometer dari pusat kecamatan. Di sebelah barat, desa ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Tenggarong.
Di sisi selatan, bentang alamnya menyentuh batas Kota Samarinda. Sementara di timur dan utara, desa ini berbatasan dengan wilayah Kecamatan Marangkayu dan Sebulu, membentuk perbatasan yang menyatukan kawasan perkotaan dan pedesaan.
Namun demikian, kekhawatiran warga Desa Kerta Buana akan kekeringan yang kerap menghantui 360 hektare sawah produktif di wilayah ini perlahan mulai sirna.
Kodim 0906/KKR bersama Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara berkolaborasi membangun kawasan pertanian yang berkelanjutan dan memadai.
Bukti nyata dari sinergi ini adalah pembukaan jalan usaha tani sepanjang 3.200 meter, yang kini berdampak langsung pada 22 kelompok tani dengan total 330 anggota.
Selain jalan, TNI juga membangun 12 unit jembatan, 4 gorong-gorong, 4 sumur TNI Manunggal Air Bersih (TMAB), dan satu pintu cek dam air.

Sasaran tambahannya meliputi pembangunan sumur bor TMAB masyarakat sebanyak tiga unit, pembangunan MCK tiga unit, rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) tiga unit, penanaman 4.000 pohon, dan renovasi musala. Semua fasilitas ini telah merubah wajah pertanian desa.
Kini, produktivitas pertanian di Desa Kerta Buana berpotensi meningkat pesat hingga mencapai 482 ton per tahun. Jika sebelumnya petani hanya dapat panen dua kali dalam setahun, kini mereka bisa panen tiga kali.
Dari setiap hektare sawah yang dulu hanya menghasilkan 6 ton dalam setahun, kini potensi panen meningkat hingga 9 ton. Hasil panen tak lagi hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi sudah mampu menyuplai wilayah sekitar.
Akses ke lahan tani yang tadinya sulit dijangkau kini semakin mudah berkat pembukaan jalan baru. Dulu, saat musim hujan, jalan menuju persawahan berubah menjadi lautan lumpur.
Petani kerap terjatuh dan harus jungkir balik melintasi jalan licin demi membawa pulang hasil panen. Bahkan, saat banjir datang, mereka terpaksa menggunakan perahu rakitan atau ban bekas sebagai alat transportasi darurat. Segala cara dilakukan demi menyambung hidup.
Nyoman, kembali mengenang betapa berat perjuangannya dulu. “Sebelum ada jalan usaha tani, saya harus memikul gabah satu kilometer. Banyak cara kami lakukan, sampai akhirnya hasil panen bisa keluar dari desa,” tuturnya.
Sering kali, Nyoman harus bolak-balik belasan kali mengangkut karung demi karung gabah dengan tenaga sendiri, atau menyewa bantuan tenaga tambahan dengan bayaran Rp 25 ribu per karung seberat 100 kilogram. Biaya yang membengkak membuat keuntungan hasil panen mereka nyaris tak tersisa.
TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD)
Kutai Kartanegara
Desa Kerta Buana
Kalimantan Timur
Dandim 0906/Kkr
Pjs Bupati Kukar
Ibu Kota Nusantara (IKN)
TribunKaltim.co
Bupati Kukar Aulia Rahman Basri Dorong Job Fair Lebih Berkualitas, Ada Kepastian Diterima atau Tidak |
![]() |
---|
Rumah Anak SIGAP Menyediakan Ruang Aman dan Edukatif bagi Anak-anak Kutai Kartanegara |
![]() |
---|
Pemkab Kukar Upayakan Penanggulangan Bencana Menjangkau hingga ke Pelosok Desa |
![]() |
---|
Plt Kepala Disdikbud Kukar Sebut Belajar Tatap Muka Bisa Dilakukan Setelah Semua Guru Divaksin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.