Ibu Kota Negara

Nasib Kereta Otonom tanpa Rel di IKN Kaltim, Dulu Dibanggakan Jokowi Kini akan Dikembalikan ke China

Nasib kereta otonom tanpa rel di IKN Kaltim yang dulu sempat dibanggakan Jokowi. Kini akan dikembalikan ke China.

Editor: Amalia Husnul A
PTPP/MOHAMMAD MISBAHUDDIN
KERETA TANPA REL IKN - Rangkaian kereta otonom tanpa rel atau Autonomous Rail Transit (ART) buatan CRRC Sifang tiba di Ibu Kota Nusantara (IKN) Sabtu (3/8/2024) lalu. Nasib kereta otonom tanpa rel di IKN Kaltim yang dulu sempat dibanggakan Jokowi. Kini akan dikembalikan ke China. 

TRIBUNKALTIM.CO - Kereta otonom tanpa rel atau Trem Otonom Terpadu (TOT) di IKN Kaltim menjadi salah satu sarana transportasi yang dibanggakan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

Ketika itu, Jokowi mengajak daerah lain untuk juga memakai kereta otonom tanpa rel seperti di IKN Kaltim ini, namun kini TOT ini akan dikembalikan ke China.

Dari hasil evaluasi pakar transportasi, kereta otonom tanpa rel di IKN Kaltim ini tidak berfungsi secara otonom.

Deputi bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Mohammed Ali Berawi menjelaskan, selama digunakan berdasarkan hasil penilaian hingga evaluasi, ditemukan kereta tanpa rel itu disebut belum dapat berfungsi dengan baik.

Baca juga: Alasan Kereta Otonom tanpa Rel di IKN Kaltim Akhirnya akan Dikembalikan ke China, Proyeknya Lanjut?

“Hasil dari penilaian Proof-of-Concept (PoC) ditemukan bahwa sistem autonomous dari trem otonom belum dapat berfungsi dengan baik," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (12/11/2024).

Sementara itu, Direktur Pengembangan Ekosistem Digital OIKN Tonny Agus Setiono menyebutkan, karena adanya masalah tersebut, maka pihaknya berencana mengembalikannya ke China selaku produsennya.

Namun demikian, waktu pengembalian rolling stock yang didatangkan langsung oleh Norinco International Cooperation Ltd melalui Pelabuhan Semayang itu masih dikoordinasikan dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

"Insya Allah, pengembalian dilakukan tahun 2024 ini.

Namun, itu tergantung Kemenhub apakah akan melanjutkan atau tidak," tutur Tonny seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.

Menurut Tonny, setelah CRRC Sifang belum ada lagi pabrikan trem berdaya listrik yang akan melakukan PoC di IKN.

Teronggok di Bundaran Sumbu Timur

Dari pantauan langsung Kompas.com, rolling stock trem CRRC Sifang masih teronggok di Bundaran Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Timur.

Autonomous Rail Transit (ART) atau Trem Otonom dijadwalkan tiba di Ibu Kota Nusantara Kaltim pada akhir Juli dan beroperasi pada Agustus 2024.
KERETA TANPA REL IKN - Autonomous Rail Transit (ART) atau Trem Otonom Terpadu atau Kereta tanpa Rel di IKN Kaltim. Nasib kereta otonom tanpa rel di IKN Kaltim yang dulu sempat dibanggakan Jokowi. Kini akan dikembalikan ke China.  (Kompas TV)

Trem CRRC Sifang yang mencakup tiga gerbong dalam satu rangkaian tersebut berselimut debu material konstruksi.  

Sebentar-sebentar tersapu hujan, sejenak kemudian saat cuaca terang dengan mentari terik menyengat, debu menjejakkan noda pada outer skin kereta.  

Baca juga: Agustus 2024, IKN Nusantara Punya Transportasi Canggih Ala Negara Maju, Kereta Tanpa Rel atau ART

"Kami akan segera komunikasikan dengan Kemenhub. Jika dibiarkan begitu saja, akan jadi sampah visual," tuntas Ale.

Sempat Dibanggakan Jokowi

Sebelumnya, Presiden Jokowi sempat mengajak daerah-daerah di Indonesia yang memiliki kemampuan anggaran untuk segera berkoordinasi dengan Menteri Perhubungan dalam rangka membangun moda transportasi massal Autonomous Rapid Transit (ART).

Demikian dibeberkan oleh Jokowi di  acara pembukaan Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) ke XVII di Gedung Dome, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur pada Selasa (4/6/2024) pagi. 

"Bisa dibagi 50,50. APBD 50 persen, dan APBN 50 persen," kata Presiden Jokowi

Pengertian atau definsi ART adalah transportasi publik seperti kereta tetapi berjalan di atas jalan dengan menggunakan virtual track sebagai pemandu.

ART berjalan dengan bantuan teknologi Sensor Light Detection and Ranging dan Global Positioning System.

Presiden Jokowi menyebutkan transportasi ART bagian dari terobosan alternatif yang lebih ekonomis dalam penyediaan angkutan umum yang layak dan bagus. 

Bandingkan saja, seperti kereta cepat butuh biaya Rp780 miliar per kilometer sedangkan Autonomous Rapid Transit atau kereta otonom tanpa rel hanya menggunakan magnet.

"Ini jauh lebih murah," tegas Presiden Jokowi yang merupakan alumuni Universitas Gadjah Mada. 

Karena itulah, Presiden Jokowi menegaskan, sebuah kota atau daerah tanpa perencanaan matang untuk transportasi umum, tentu semua kota di Indonesia akan menghadapi persoalan kemacetan.

"Akan macet parah dalam 10 hingga 20 tahun ke depan," beber Presiden Jokowi.

"Tidak percaya, kita lihat aja nanti kalau kota tidak menyiapkan diri untuk transportasi masal," tutur Jokowi yang merupakan pria kelahiran Kota Solo ini.

Baca juga: Tamu HUT RI di IKN Sudah Bisa Coba Naik Kereta Otonom tanpa Rel? Ini Penjelasan OIKN

Kemenhub Tunggu Akhir Tahun 2024

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Mohamad Risal Wasal mengakui berdasarkan hasil evaluasi Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), kereta otonom tanpa rel atau Autonomous Rail Transit (ART) belum berfungsi dengan baik. 

“Memang ada beberapa bagian dari hasil proof of concept (PoC) yang belum berfungsi dengan baik, terutama pada sistem autonomous-nya.

Meskipun sudah berjalan, sistem tersebut belum optimal,” ujarnya saat menghadiri acara pelantikan lulusan kedinasan di Jakarta, Kamis (14/11/2024).

Namun dia membantah akan langsung mengembalikan kereta otonom itu ke China.

“Enggak (dikembalikan), kita tenang dulu, kita masih butuh kereta api. Kita tunggu sampai akhir tahun, semoga bisa beroperasi dengan optimal," kata dia seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com

Kereta otonom di IKN tersebut dioperasikan menggunakan baterai, sehingga diharapkan bisa meminimalkan emisi gas rumah kaca dan pemakaian energi fosil.

Seharusnya kereta ini masih dalam masa uji coba hingga Desember 2024.

Hasil Evaluasi Pakar Transportasi

Sebelumnya, Tim Evaluasi Independen yang terdiri dari para pakar transportasi dan teknologi sistem kendali otonom tiga perguruan tinggi, asosiasi profesi, dan praktisi profesional di Indonesia merilis hasil PoC TOT CRRC Sifang.

Penilaian PoC berlangsung sejak 12 September 2024 hingga 22 Oktober 2024 di area Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan dua rute pengujian yang mencakup area di sekitar Kemenko 1–4, serta Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Barat dan Timur.

Evaluasi fokus pada skenario pengujian seperti pengereman darurat, kemampuan otonom, dan performa baterai untuk memastikan teknologi TOT siap diimplementasikan di IKN.

Rekomendasi penilaian juga termasuk perlunya penyempurnaan operasional trem secara otonom, peningkatan fitur adaptasi dan keselamatan pada situasi mixed traffic, dan pembaruan sistem komunikasi agar sejalan dengan persyaratan keamanan siber di IKN.

Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN (OIKN) Mohammed Ali Berawi menjelaskan, ada tiga catatan penting dari hasil temuan tim penilai.

Baca juga: Jokowi Sentil Rahmad Masud soal Kemacetan di Balikpapan, Sarankan Bangun Kereta Otonom tanpa Rel

 1. Pertama, TOT CRRC Qingdao Sifang belum bisa berfungsi secara otonom.

Pengemudi masih tetap duduk memegang kemudi (steer) dan selalu bersiap untuk mengambil alih (override) kendali otomatis ke manual.

"Hal ini memperlihatkan bahwa penyedia teknologi belum yakin penuh pada keandalan (realibilitas) sistem kendali autonomous-nya," tegas Ale dalam wawancara khusus dengan Kompas.com, Rabu (7/11/2024).

 2. Catatan kedua adalah performa sistem otonom belum teruji sepenuhnya.

Tidak terdapat rencana kecepatan dan pengereman per rute jalan atau programmable route control.

Selain itu beberapa skenario perjalanan yang diminta untuk pengujian otomatisasi masih memerlukan pengaturan ulang di lapangan.

Dengan demikian, ART CRRC Qingdao Sifang ini belum terbukti memiliki sistem otonom yang adaptif terhadap berbagai kondisi yang mungkin terjadi selama operasional.

 3. Catatan ketiga, sistem pengereman otonom 

Pada trem ini juga belum menunjukkan kemampuan pengereman, pengurangan kecepatan ataupun pemberian peringatan secara otomatis bila dijumpai adanya penghalang atau obyek yang melintas. 

Dari berbagai hasil temuan dan pengujian di lapangan, Tim Penilai PoC TOT menyimpulkan bahwa mode otonom belum berfungsi optimal karena masih harus ada intervensi manual pengemudi dalam keadaan darurat.

"Selain itu, sistem kendali otonom ART pada PoC belum menunjukkan kemampuan bidireksional (dua arah)," imbuh Ale.

Baca juga: Penampakan Kereta Api Tanpa Rel yang Ditargetkan Mulai Beroperasi di IKN Kaltim Agustus 2024

(kompas.com/TribunKaltim.co-Zainul)

Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved