Berita Samarinda Terkini

DLH Samarinda Kekurangan Alat Berat di Tempat Pembuangan Akhir Sampah

Program Kampung Salai ini setidaknya telah memasuki tahun keempat dan bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam mengelola sampah dari sumbernya

TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Samarinda menggelar acara pengumuman dan penyerahan hadiah Lomba Kampung Salai 2024, sebagai upaya untuk mendorong pengelolaan sampah yang lebih baik dan berkelanjutan (2/12).TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Samarinda menggelar acara pengumuman dan penyerahan hadiah, bagi pemenang Lomba Kampung Salai (Sampah Bernilai) 2024 yang berlangsung di Hotel Harris, Jalan Untung Suropati, Kecamatan Sungai Kunjang, Senin (2/12). 

Program Kampung Salai ini setidaknya telah memasuki tahun keempat dan bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam mengelola sampah dari sumbernya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda, Endang Liansyah, dalam kesempatannya menyampaikan apresiasi terhadap partisipasi aktif masyarakat dalam program ini. 

“Kampung Salai merupakan implementasi inovasi yang dicetuskan oleh salah seorang staf DLH untuk menjadikan Kota Samarinda sebagai kota pusat peradaban dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat,” ungkapnya.

Endang mengakui bahwa permasalahan sampah di Kota Samarinda merupakan isu yang sangat serius, terutama dengan populasi yang hampir mencapai satu juta jiwa. 

Baca juga: Cegah Pencemaran Lingkungan, DLH Samarinda Imbau Masyarakat Tanam Limbah Hewan Kurban

Baca juga: Pungut Sampah di Sungai Karang Mumus, DLH Samarinda Libatkan Para Pelajar 

Mengingat Samarinda merupakan kota yang terus berkembang, terlebih dengan kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) yang diproyeksikan akan menambah jumlah penduduk, pengelolaan sampah harus menjadi perhatian utama.

Dengan adanya program tersebut Endang berharap agar pengelolaan sampah di Samarinda semakin membaik dan dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.

“Program Kampung Salai ini hanyalah salah satu cara, namun target kami adalah bagaimana kita bisa memilah, memanfaatkan, dan menjaga kebersihan lingkungan. Semoga dengan dukungan bersama, kita bisa mewujudkan Samarinda sebagai kota yang bersih, sehat, dan berkelanjutan,” tutup Endang.

Diketahui program Kampung Salai 2024 ini melibatkan 34 lokasi yang tersebar di 10 kecamatan. Dari total tersebut, 19 lokasi berhasil lolos seleksi dan dilakukan verifikasi lapangan secara independen oleh tim yang bertugas. 

Namun Endang menegaskan bahwa tim penilai yang terlibat diberikan kebebasan penuh untuk menilai dengan objektif dan adil, tanpa campur tangan pihak DLH. Penilaian dilakukan berdasarkan pencapaian dalam pengelolaan sampah, mulai dari pemilahan hingga proses daur ulang.

“Program ini menggambarkan bahwa filosofi pengelolaan sampah mulai dipahami dengan baik oleh masyarakat, dan hal ini terlihat dari pencapaian kampung-kampung yang ikut serta. Hari ini, kami memberikan penghargaan kepada 10 kampung terbaik, dengan nilai tertinggi mencapai 97,50 dan terendah 84,” ujar Endang.

Lebih jauh, Endang juga menyampaikan bahwa dalam upaya mengelola sampah, DLH Samarinda saat ini sedang mengembangkan inovasi pemilahan sampah dari sumbernya. 

Inovasi ini, kata Endang, bertujuan untuk mempermudah proses pengolahan sampah dengan memilah sampah berdasarkan jenisnya sejak awal. 

Sebagai contoh, sampah organik akan dipisahkan dari sampah non-organik dan masing-masing akan dibuang pada waktu yang berbeda.

“Kurang lebih dua minggu yang lalu saya dipanggil oleh Komisi III DPRD untuk membahas masalah pengolahan sampah. Kami sampaikan bahwa pemilahan sampah dari sumbernya adalah langkah yang kami ambil. Salah satu anggota DPRD sudah menyatakan dukungan dan siap membantu, bahkan perumahannya siap dijadikan sample,” ujarnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved