Berita Samarinda Terkini

Akademisi Nilai Tugu Pesut Samarinda Futuristik, Dahri: Yang Punya Pengetahuan Cukup Pasti Tak Ribut

Akademisi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman respons Tugu Siluet Pesut Samarinda. Dahri Dahlan: yang punya pengetahuan cukup pasti tak ribut.

Penulis: Kun | Editor: Muhammad Fachri Ramadhani
Kolase Tribun Kaltim
Akademisi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman respons Tugu Siluet Pesut Samarinda. Dahri Dahlan: yang punya pengetahuan cukup pasti tak ribut. 

TRIBUNKALTIM.CO — Akademisi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman menilai Tugu Pesut Samarinda di simpang Lembuswana futuristik.

Adalah Dahri Dahlan, Akademisi dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda mengatakan bagi orang yang punya pengetahuan cukup pasti tak meributkan soal bentuknya.

Diketahui, Tugu Pesut Mahakam yang baru-baru ini diresmikan di kawasan Simpang Empat Mall Lembuswana, Samarinda.

Berbagai komentar muncul, baik yang pro dan kontra menilai desain abstraknya Tugu Siluet Pesut di Simpang Lembuswana, Samarinda. 

Baca juga: Makna Tugu Pesut di Dekat Jembatan Mahakam IV Samarinda, Karya Seniman Bandung

Saat dihubungi TribunKaltim pada Senin (6/1) Dahri Dahlan mengungkapkan pandangannya bahwa desain Tugu Pesut Mahakam tersebut memang berbeda dengan konsep realistis. 

Menurutnya, kritik yang muncul dari sebagian masyarakat bisa dimaklumi, mengingat tak sedikit masyarakat yang belum memahami konsep desain tersebut.  

"Menurut saya itu konsepnya futuristik. Itu beririsan dengan konsep modernis. Masalahnya, publik yang tidak mengerti konsep seperti ini pasti protes," ujarnya.

Selain itu, Dahri menilai bahwa kritik yang muncul lebih banyak disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang seni modern dan aliran-aliran seni kontemporer. 

Ia menjelaskan bahwa karya seni dengan pendekatan futuristik memang memerlukan sudut pandang yang berbeda dari yang biasa digunakan masyarakat pada umumnya.  

"Hal ini juga sekaligus bisa menjelaskan, kebanyakan warga (yang protes) tidak mengerti betapa beragam aliran dan cara pandang terhadap karya seni," tambahnya.  

Ia juga menjelaskan bahwa jika dilihat menggunakan "kacamata realis," desain tugu memang akan sulit untuk dipahami sebagai representasi dari Pesut Mahakam. 

"Menurut saya itu memang pesut, tapi dalam model futuristik. Kalau pakai kaca mata realis, tidak bakal bisa lihat kalau itu pesut," jelas Dahri.  

Baca juga: Tugu Pesut di Ujung Jembatan Mahakam IV Samarinda, Kado Istimewa Pj Gubernur untuk Kaltim

Dosen Sastra FIB Samarinda ini berharap masyarakat dapat lebih terbuka dan menerima keragaman perspektif dalam menilai karya seni. 

Menurutnya, sebuah karya seni, terutama yang bernuansa modern dan futuristik, membutuhkan pemahaman yang lebih luas agar dapat diapresiasi dengan baik. 

"Menurut saya ini soal pengetahuan saja. Yang punya pengetahuan cukup soal itu pasti tidak ribut," pungkasnya.  

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved