Ramadhan 2025
Cek Awal Puasa 2025, Makna Tarhib Ramadhan dan Tradisi di Indonesia, Amalan Sambut Ramadhan 1446 H
Cek awal puasa 2025, makna tarhib Ramadhan dan tradisi di Indonesia. Simak sejumlah amalan yang dapat dilakukan menyambut Ramadhan 1446 H
TRIBUNKALTIM.CO - Hari ini, Sabtu (1/2/2025) masuk bulan Februari 2025, cek awal puasa 2025 yang diperkirakan akan bertepatan dengan akhir bulan ini atau awal Maret 2025.
Menjelang puasa, dalam beberapa waktu belakangan ada istilan yang seringkali ditemui yakni tarhib Ramadhan, simak penjelasan artinya.
Selain sejumlah tradisi menyambut puasa, ada sejumlah amalan yang dapat dilakukan untuk menyambut Ramadhan 1446 H.
PP Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan 1446 Hijriah bertepatan dengan 1 Maret 2025 artinya tinggal tersisa sekitar 28 hari menjelang puasa 2025.
Baca juga: Jelang Ramadhan 2025, Muslim Vibes Kembali Hadir di Balikpapan Islamic Center, Catat Tanggalnya
Pemerintah baru akan menetapkan 1 Ramadhan 1446 H dalam sidang isbat yang akan digelar menjelang puasa dengan memperhatikan hilal.
Untuk jadwal sidang isbat penentuan 1 Ramadhan 1446 H akan diumumkan Pemerintah.
Dengan penetapan dari PP Muhammadiyah, diprediksi Ramadhan 2025 akan dimulai akhir Februari 2025 atau awal Maret 2025 yang berarti tersisa sekitar 27 harimenjelang puasa 1 Ramadhan 2025 atau 1446 H.
Karena Februari 2025 hanya berisi 27 hari.
Arti Tarhib Ramadhan
Beberapa tahun belakangan, kegiatan Tarhib Ramadhan banyak digelar di masyarakat.
Istilah tarhib pun menjadi salah satu tren yang populer menjelang Ramadhan.
Dilansir TribunKaltim.co dari laman resmi https://malangkota.kemenag.go.id/ tarhib berasal dari bahasa Arab.

Tarhib (ترحيب), artinya penyambutan.
Bila ditilik lebih jauh, kata ini dari Rahiba-Yarhabu-Rahaban (رحبا) bermakna Ittasa'a (melebarkan, meluaskan, melapangkan).
Baca juga: 1 Ramadhan 2025 Jatuh pada Tanggal? Arti Tarhib dan Berbagai Tradisi Menyambut Puasa di Indonesia
Kata ini dalam bahasa Arab digunakan untuk sambutan, sambutan apa saja.
Bukan diperuntukkan untuk Ramadhan saja.
Seperti kalimat al-Tarhib (kata sambutan), menyambut mudir, presiden, dan lainnya.
Atau mudahnya, kata Tarhib adalah ungkapan selamat datang atas kedatangan seseorang, atau kehadiran sesuatu yang indah.
Ungkapan tarhib ini hampir sama dengan Marhaban.
Marhaban artinya, "Aku sambut engkau dengan penuh kelapangan hati dan pikiran, juga aku sambut engkau dengan seluruh jiwa dan ragaku". Demikian.
Ada pula yang masih terkait dengan kata ini, yaitu Rihab (رحاب), Ruhbah (رحبة), Tarhab (ترحاب.) dan beberapa kata lainnya, yang artinya tidak jauh berbeda; tanah lapang, luas, tempat yang luasa, ramah, senang, bahagia, dengan tangan terbuka.
Jadi, tarhib Ramadhan adalah menyambut bulan Ramadhan dengan senang hati, dengan tangan terbuka, dengan penuh kebahagiaan baik jiwa dan raga.
Tradisi Sambut Ramadhan
Tradisi menyambut Ramadhan ini sudah lama, walau kegiatannya berbeda-beda, dengan istilah yang berbeda-beda pula.
Ada Meggengan, tradisi Jawa, yang dimulai dari ziarah kubur kemudian mengundang makan bersama dengan makanan tertentu yang dipenuhi dengan filosofis.
Meggengan, menahan. Menahan dari hal-hal yang mengurangi pahala puasa, atau yang membatalkan puasa.
Dalam masyarakat Sunda juga dikenal dengan istilah Munggahan.
Munggah, naik. Naik pada derajat berikutnya. Naik ke bukan suci. Bentuk kegiatannya juga bervareasi.
Dan demikian pula dalam masyarakat lainnya di wilayah Indonesia. Kaya tradisi. Berbagai sambutan untuk bukan suci.
Menyambut Ramadhan bukan untuk leha-leha, atau berhura-hura, atau bersorak-sarai, atau gagap gembita seperti menyambut artis.
Ramadhan datang untuk disyukuri. Ramadhan datang untuk disambut dengan berbagai keindahan yang dicintai oleh Pemilik Semesta.
Amalan Sambut Ramadhan 1446 H
Berikut beberapa amalan menyambut bulan Ramadhan 2025 seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.tv:
1. Berdoa
Dikutip dari unissula.ac.id, Senin (26/2/2024), dalam hadits diriwayatkan Sayyidina ‘Ubadah bin al-Shamith, Rasulullah mengajarkan doa atau kalimat yang dibaca menjelang Ramadan datang.
عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه, قال: كان رسول الله صلي الله عليه وسلم يعلمنا هؤلاء الكلمات إذا جاء رمضان أن يقول أحدنا: أللهمَّ سَلِّمْنِي مِنْ رَمَضَانَ، وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِي، وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلًا
“Dari ‘Ubadah bin al-Shamith radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajari kami bacaan berikut ini untuk dibaca oleh salah satu dari kami saat Ramadan datang:
“Allahumma salimnî min ramadlâna wa sallim ramadlâna lî wa tasallamhu minnî mutaqabbalan” (Ya Allah, sampaikan aku (dengan selamat menuju bulan) Ramadan. Sampaikanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah [amal-amal]ku [di bulan] Ramadan.” (Imam Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani, Kitâb al-Du’â’, Kairo: Dar al-Hadits, 2007, hlm. 311),
Baca juga: Orang yang Wajib Qadha dan Bayar Fidyah untuk Ganti Utang Puasa Ramadhan, Ini Penjelasan Buya Yahya
Selain doa di atas, juga dapat mengamalkan doa yang sering kita panjatkan semenjak bulan Rajab dan Sya’ban.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.”
2. Puasa
Aisyah r.a dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim mengatakan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan puasa sunah menjelang Ramadan.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ
Artinya: “Dari Aisyah r.a. ia menuturkan, “Rasulullah SAW biasa mengerjakan puasa, sehingga kami berpendapat bahwa beliau tidak pernah tidak berpuasa, dan beliau biasa tidak berpuasa, sehingga kami berpendapat bahwa beliau tidak pernah berpuasa. Akan tetapi aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa sebulan penuh, kecuali pada bulan Ramadhan, dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa daripada puasa di bulan Sya’ban”.
3. Bergembira
Memiliki pikiran suka ria dan bergembira menyambut bulan suci Ramadan juga akan diganjar pahala kebahagiaan yang tiada terkira yakni dihindarkan dan dilindungi dari siksa api neraka.:
مَنْ فَرِحَ بِدُخُولِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلىَ النِّيْرَانِ
Artinya: “Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.”
4. Membayar Hutang Puasa
Menjelang puasa Ramadan, umat muslim dianjurkan untuk segera melunasi hutang puasa yang pernah ditinggalkan karena udzur. Dalam hal ini, hukum membayar utang puasa Ramadan adalah wajib.
Jangan sampai ketika memasuki bulan Ramadan, kita masih memiliki hutang dengan Ramadan tahun lalu.
Penangguhan atau penundaan pelaksanaan qadha puasa Ramadhan sampai tiba Ramadhan berikutnya tanpa halangan yang sah, maka hukumnya haram dan berdosa.
Sedangkan jika penangguhan tersebut diakibatkan lantaran udzur yang selalu menghalanginya maka tidaklah berdosa. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
“Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (QS. Al Baqarah: 185)
5. Memperdalam ilmu agama
Menyambut bulan Ramadan juga bisa dengan memperdalam ilmu agama terutama yang berkaitan dengan puasa Ramadan.
Bisa dimulai dengan mempelajari apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan selama puasa Ramadan, hal-hal apa saja yang membatalkan puasa, kesunahan-kesunahan selama puasa Ramadan.
6. Memperbanyak membaca al-Quran.
Bulan Ramadan dikenal juga dengan bulan Al-Quran. Allah Ta’ala menurunkan Al-Quran sebagai mukjizat bagi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Al-Quran diturunkan pada lailatul qadar di bulan Ramadan yang mulia, sebagaimana firman-Nya,
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ
Bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). (QS. Al-Baqarah [2]: 185)
Membaca Al-Quran pada bulan Ramadan pun memiliki nilai pahala yang lebih besar daripada pada bulan-bulan lain.
Untuk bisa mengkhatamkan Al-Quran pada bulan Ramadan, perlu pembiasaan sedini mungkin, sehingga ketika memasuki bulan Ramadan, seorang muslim sudah terbiasa untuk membaca kitab suci Al-Quran.
7. Persiapan Menjauhi Maksiat
Mengutip kemenag.go.id, persiapan semangat menyambut Ramadan bisa dilakukan dengan menjauhi perbuatan maksiat.
Caranya, dengan memperbanyak amalan sunah dan menjauhi perbuatan yang tidak bermanfaat sejak bulan Rajab dan Syaban.
8. Niat yang Mantap
Menyambut bulan Ramadan, dianjurkan untuk memiliki niat yang mantap dengan harapan agar bulan Ramadan kali ini dipenuhi dengan hal-hal baik.
Selain itu, juga doa agar pada bulan ini, senantiasa dijadikan sebagai orang yang istiqomah dalam melakukan hal-hal baik karena ibadah dan amalan pada bulan ini akan dilipatgandakan dari bulan selain Ramadan.
9. Bertaubat
Bulan Ramadan adalah bulan yang paling baik untuk menghapus dosa-dosa yang telah dilakukan dengan bertaubat kepada Allah SWT.
Namun dalam hal ini, tidak perlu menunggu Ramadan untuk bertaubat.
Dalam Al-Qur’an telah diterangkan bahwa Allah SWT menyuruh agar kaum Muslimin bersegera meminta ampun kepada-Nya bila sewaktu-waktu berbuat dosa dan maksiat, karena manusia tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan.
Baca juga: Doa Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri dan Keluarga Pada Ramadhan 2025
(*)
Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram
Berapa Hari Lagi Ramadhan 2025? Periksa Hitung Mundur Jadwal Puasa dan Idulfitri 1446 H! |
![]() |
---|
30 Pantun Ucapan Minta Maaf Jelang Ramadhan 2025, bisa Kirim ke Teman atau Kerabat via WhatsApp |
![]() |
---|
Doa Ziarah Kubur Nenek atau Kakek Jelang Ramadhan 2025, Lengkap Adab Ziarah Kubur ke Makam Orang Tua |
![]() |
---|
Kumpulan 5 Lagu Viral Malaysia yang Bernuansa Ramadhan dan Lebaran 2025, Cocok untuk Sound Konten |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.