Berita Balikpapan Terkini

Awal Tahun 2025, Angka Kecelakaan Lalu Lintas di Kalimantan Timur Turun 33 Persen 

Awal tahun 2025, angka kecelakaan lalu lintas di Kalimantan Timur turun 33 persen.

Penulis: Mohammad Zein Rahmatullah | Editor: Diah Anggraeni
TribunKaltim.co/Dwi Ardianto
OPERASI KESELAMATAN 2025 - Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Kaltim, AKBP Roni Mustafa didampingi jajaran Ditlantas Polda Kaltim saat memberikan keterangan terkait hasil Operasi Keselamatan Mahakam 2025 di Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (23/2/2025). Berdasarkan data dari Direktorat Lalu Lintas Polda Kaltim, jumlah kecelakaan pada awal tahun ini mengalami penurunan sebesar 33 persen. (TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO) 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Operasi Keselamatan Mahakam 2025 yang berlangsung pada 10–23 Februari 2025 mampu menurunkan angka kecelakaan lalu lintas di Kalimantan Timur.

Berdasarkan data dari Direktorat Lalu Lintas Polda Kaltim, jumlah kecelakaan turun dari 24 kasus pada 2024 menjadi 16 kasus pada 2025 atau mengalami penurunan sebesar 33 persen.  

Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Kaltim AKBP Roni Mustofa mengungkapkan, meskipun angka kecelakaan mengalami penurunan, jumlah korban meninggal dunia justru meningkat.

“Pada tahun 2024, jumlah korban meninggal dunia tercatat tiga orang, sedangkan pada 2025 naik menjadi lima orang atau meningkat sebesar 67 persen,” ujarnya, Selasa (25/2/2025).

Baca juga: Operasi Keselamatan Mahakam 2025 di Kaltim Rampung, 9.665 Pengendara Diberi Teguran

Selain itu, jumlah korban luka berat mengalami sedikit penurunan dari 15 orang pada 2024 menjadi 14 orang pada 2025 atau turun 7 persen.

Sementara itu, korban luka ringan mengalami penurunan yang lebih signifikan, dari 21 orang menjadi 11 orang atau turun sebesar 48 persen.  

Dari sisi kerugian materiil akibat kecelakaan, tercatat adanya penurunan sebesar Rp56.200.000.

Pada tahun 2024, total kerugian mencapai Rp221.200.000, sedangkan pada 2025 angka ini menurun menjadi Rp165.000.000, atau turun sekitar 25 persen.  

Jika ditinjau dari kelompok usia, korban kecelakaan yang berusia 16–20 tahun mengalami penurunan drastis, dari 14 orang pada 2024 menjadi 6 orang pada 2025, atau turun 57 persen.

Namun, kelompok usia 21–25 tahun mengalami lonjakan tajam.

 

Pada tahun 2024 hanya ada 2 korban dalam rentang usia ini, sedangkan pada 2025 jumlahnya meningkat menjadi 7 orang, atau naik 250 persen.  

Sementara dari aspek kepemilikan surat izin mengemudi (SIM), jumlah korban kecelakaan yang tidak memiliki SIM juga menurun sebesar 20 persen, dari 25 orang pada 2024 menjadi 20 orang pada 2025.

Sedangkan jumlah pelaku kecelakaan yang memiliki SIM golongan A dan C masing-masing mengalami penurunan 67 persen, dari 3 kasus menjadi 1 kasus.

Sebaliknya, pelaku dengan SIM B II umum mengalami peningkatan dari 1 kasus pada 2024 menjadi 2 kasus pada 2025, naik 100 persen.  

Dari segi jenis kendaraan, sepeda motor tetap menjadi kendaraan yang paling banyak terlibat dalam kecelakaan lalu lintas meskipun mengalami penurunan.

Pada 2024 tercatat 29 kasus kecelakaan yang melibatkan sepeda motor, sedangkan pada 2025 angka ini turun menjadi 18 kasus atau berkurang 38 persen.  

Jenis kecelakaan yang paling banyak terjadi adalah tabrakan samping-samping.

“Meski mengalami penurunan, tabrakan samping-samping masih menjadi jenis kecelakaan yang paling dominan. Pada tahun 2024 terdapat 12 kasus, sementara pada 2025 jumlahnya menurun menjadi 5 kasus, turun sebesar 58 persen,” ungkap AKBP Roni.  

 

Dilihat dari lokasi kejadian, kecelakaan di jalan nasional mengalami sedikit peningkatan dari 7 kasus pada 2024 menjadi 9 kasus pada 2025, atau naik sebesar 29 persen.

Sebaliknya, kecelakaan di jalan provinsi mengalami penurunan dari 10 kasus menjadi 5 kasus, atau berkurang 50 persen.  

Area pemukiman tetap menjadi lokasi dengan angka kecelakaan yang tinggi, meskipun mengalami penurunan 50 persen.

Secara lokasi, lanjut AKBP Roni, kejadian kecelakaan paling banyak di wilayah hukum Polresta Samarinda, disusul Polres PPU, Polres Kutai Timur, dan Polresta Balikpapan. 

Pada 2024 tercatat 22 kasus kecelakaan di area pemukiman, sementara pada 2025 jumlahnya turun menjadi 11 kasus.  

Jika dilihat berdasarkan profesi, pelaku kecelakaan dari kalangan karyawan atau pekerja swasta mengalami penurunan tajam, dari 10 kasus pada 2024 menjadi hanya 2 kasus pada 2025, turun 80 persen. 

Sebaliknya, pelaku dari kalangan mahasiswa atau pelajar justru meningkat dari 5 kasus pada 2024 menjadi 8 kasus pada 2025, naik 60 persen.  

Dari segi waktu kejadian, kecelakaan yang terjadi pada dini hari (00.00–03.00) mengalami penurunan drastis dari 5 kasus pada 2024 menjadi 0 kasus pada 2025.

Hal yang sama juga terjadi pada rentang waktu pagi (06.00–09.00) dan sore (18.00–21.00), yang masing-masing turun 80 persen dan 60 persen.  

Namun terjadi peningkatan signifikan pada rentang waktu siang (12.00–15.00).

 

Pada 2024, tercatat 2 kasus kecelakaan dalam periode ini, sedangkan pada 2025 jumlahnya melonjak menjadi 8 kasus, atau meningkat 300 persen.  

Faktor utama penyebab kecelakaan dalam Operasi Keselamatan Mahakam 2025 masih didominasi oleh pelanggaran saat mendahului, berbelok, atau berpindah jalur yang tidak sesuai aturan.

Meski jumlahnya sedikit menurun dari 8 kasus pada 2024 menjadi 7 kasus pada 2025, pelanggaran ini masih menjadi penyebab utama kecelakaan di Kaltim.  

AKBP Roni Mustofa menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran berlalu lintas agar angka kecelakaan dan korban jiwa dapat ditekan lebih lanjut.

“Meskipun jumlah kecelakaan menurun, peningkatan angka korban jiwa tetap menjadi perhatian utama kami. Keselamatan berlalu lintas harus menjadi prioritas bagi semua pengguna jalan,” pungkasnya.(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved