Paskah 2025

Apa Itu Rabu Abu? Makna, Sejarah, Prosesi dan Ketentuan Puasa dalam Tradisi Katolik

Apa itu Rabu Abu? Inilah makna, sejarah, prosesi dan ketentuan pantang dan puasa Katolik 2025.

Katolikana.com
PUASA RABU ABU - Ilustrasi puasa Rabu Abu. Apa itu Rabu Abu? Inilah makna, sejarah, prosesi dan ketentuan pantang dan puasa Katolik 2025.. (Katolikana.com) 

TRIBUNKALTIM.CO - Apa itu Rabu Abu? Inilah makna, sejarah, prosesi dan ketentuan pantang dan puasa Katolik 2025.

Simak juga jadwal misa Rabu Abu 2025, lengkap dengan bacaan Mazmur Rabu Abu 2025.

Bacaan misa Rabu Abu 5 Maret 2025 lebih mengedepankan kepada memaknai pertobatan dan pendekatan diri kepada Tuhan.

Ketentuan pantan dan Puasa Katolik 2025 juga bukan hanya menahan makan namun juga menahan hawa nafsu.

Bagi umat Katolik, Rabu Abu merupakan awal dari masa Prapaskah, periode 40 hari yang penuh refleksi, pertobatan, dan pembaruan diri sebelum merayakan Paskah.

Baca juga: Puasa Katolik Rabu Abu: Memaknai Masa Pertobatan dengan Berpuasa dan Berpantang

Hari ini bukan sekadar tradisi, tetapi pengingat akan kefanaan manusia serta kesempatan untuk kembali mendekatkan diri kepada Tuhan.

Setiap tahun, umat Katolik di seluruh dunia mengikuti misa Rabu Abu, di mana mereka menerima tanda salib dari abu di dahi mereka.

Prosesi ini memiliki makna mendalam yang telah berlangsung selama ribuan tahun.

Lantas apa makna Rabu Abu, sejarah, dan bagaimana prosesi perayaannya dalam Gereja Katolik?

Makna Rabu Abu dalam Tradisi Katolik

Melansir dari Kompas.com (04/03/2025), berdasarkan buku Memahami Rabu Abu, Prapaskah, dan Minggu Palma (2017) karya I. Marsana Windhu, masa Prapaskah dimulai pada Rabu Abu.

Baca juga: Renungan Rabu Abu 2025: Memaknai Pertobatan dan Pendekatan Diri kepada Tuhan Melalui Amal dan Ibadah

Sejarahnya berawal dari kebiasaan orang Yahudi yang berpuasa pada hari Senin dan Kamis.

Dalam kitab Didache, yang berisi ajaran 12 rasul, disebutkan bahwa umat Kristen mula-mula berpantang dan berpuasa pada hari Rabu dan Jumat.

Dari kebiasaan inilah Rabu Abu menjadi hari puasa dan pantang bagi umat Katolik.

Simbolisme Abu dalam Rabu Abu

Abu dalam tradisi Katolik melambangkan kefanaan manusia. Hal ini tercermin dalam Kitab Kejadian yang menyatakan: "Sebab engkau debu dan akan kembali menjadi debu." (Kejadian 3:19).

Abu juga menggambarkan kelemahan serta dosa manusia, sehingga penggunaannya dalam Rabu Abu menandai awal masa pertobatan.

Baca juga: Teks Misa Rabu Abu 5 Maret 2025 dengan Lagu Mazmur Tanggapan, Doa, Aturan Pantang dan Puasa Katolik

Menariknya, abu yang digunakan dalam Rabu Abu bukan sembarang abu. Abu ini berasal dari pembakaran daun palma yang telah diberkati pada Minggu Palma tahun sebelumnya.

Ini menunjukkan hubungan antara kemenangan Yesus saat memasuki Yerusalem (Minggu Palma) dengan pengorbanan-Nya di kayu salib (Paskah).

Dengan menerima abu, umat Katolik menyatakan kesiapan mereka untuk memulai perjalanan pertobatan, meninggalkan dosa, dan menjalani hidup yang lebih baik.

Prosesi Rabu Abu dalam Liturgi Katolik

Setiap gereja mungkin memiliki sedikit variasi dalam tata cara perayaan Rabu Abu, tetapi secara umum, prosesi ini terdiri dari beberapa tahapan berikut:

1. Misa dan Bacaan Kitab Suci

Perayaan Rabu Abu diawali dengan Misa Kudus atau ibadat sabda. Bacaan yang dipilih menekankan pentingnya pertobatan, kerendahan hati, dan pengampunan. Salah satu bacaan utama yang sering digunakan berasal dari Injil Matius:

“Berpuasalah dengan hati yang tulus, jangan seperti orang munafik yang ingin dipuji orang.” (Matius 6:16).

Pesan ini mengajarkan bahwa pertobatan sejati bukan sekadar tradisi, tetapi tentang perubahan hati dan tindakan nyata.

2. Pemberkatan Abu

Setelah homili (kotbah), imam memberkati abu yang akan digunakan dalam prosesi. Doa pemberkatan ini mengingatkan umat akan makna abu sebagai tanda pertobatan dan harapan akan keselamatan.

Baca juga: Jadwal Misa Rabu Abu 5 Maret 2025 dengan Tata Perayaan Ekaristi dan Urutan Doa yang Dibaca

3. Pengolesan Abu di Dahi

Momen paling ikonik dari Rabu Abu adalah saat umat menerima tanda salib dari abu di dahi mereka. Saat mengoleskan abu, imam atau petugas gereja mengucapkan salah satu dari dua kalimat berikut:

“Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.” 

“Ingatlah bahwa engkau berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu.” Tanda ini menjadi pengingat bagi umat untuk merenungkan makna hidup serta berkomitmen untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.

4. Doa dan Renungan

Setelah menerima abu, umat biasanya berdoa dalam keheningan, memohon pengampunan, serta meneguhkan niat mereka untuk menjalani masa Prapaskah dengan sungguh-sungguh.

Rabu Abu dalam Kehidupan Sehari-hari

Melansir dari laman resmi Keuskupan Agung Semarang, Rabu Abu bukan hanya tentang menghadiri misa dan menerima tanda abu di dahi.

Ini adalah awal dari perjalanan spiritual menuju Paskah, di mana umat Katolik diajak untuk lebih dekat dengan Tuhan melalui tiga praktik utama dalam Masa Prapaskah:

Baca juga: Terjawab Kapan Rabu Abu 2025 dan Paskah 2025 Tanggal Berapa, Jadwal Lengkap Renungan Harian Katolik

Doa – Memperbanyak doa pribadi dan doa bersama untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.

Puasa dan Pantang – Menahan diri dari makanan atau kebiasaan tertentu sebagai bentuk pengorbanan.

Amal Kasih – Berbagi dengan sesama, terutama mereka yang membutuhkan.

Refleksi: Menghidupi Makna Rabu Abu Rabu Abu bukan sekadar ritual tahunan dalam Gereja Katolik.

Ini adalah panggilan bagi setiap umat untuk merenungkan hidup mereka, bertobat, dan kembali kepada Tuhan dengan hati yang bersih.

Dengan menerima abu, umat Katolik diingatkan bahwa hidup di dunia ini bersifat sementara, tetapi kasih dan pengampunan Tuhan adalah kekal.

Oleh karena itu, Masa Prapaskah menjadi kesempatan untuk memperbaiki diri, berbuat lebih banyak kebaikan, dan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. 

Pantang dan Puasa

Masa Prapaskah selalu dihubungkan dengan sebuah tindakan konkret, yakni pantang. Berpantang berarti hidup lebih sederhana dan memberi makan kepada saudara saudari yang berkekurangan. 

Pantang memiliki dimensi sosial atau cinta kasih kepada sesama. Kesederhanaan hidup dan kasih kepada sesama yang berkekurangan merupakan contoh hidup Yesus sendiri.

Hari Wajib Puasa: Rabu Abu (5 Maret 2025), Jumat Agung (18 April 2025). Pada tanggal ini, umat Katolik yang berusia dewasa wajib berpuasa. Mereka hanya makan sekali sehari.

Hari Wajib Pantang: Setiap hari Jumat selama Prapaskah yaitu pada Jumat tanggal 7, 14, 21, 28 Maret 2025 dan Jumat tanggal 4, 11, dan 18 April 2025.

Pada hari-hari ini, umat Katolik diwajibkan berpantang. Berpantang dari daging dan menggantinya dengan makanan sederhana.

Baca juga: Bupati Kukar Hadiri Perayaan Paskah serta Konser Paduan Suara Remaja Pemuda Idaman Voice

Berpantang dari hal-hal selera duniawi selama ini.

ILUSTRASI - Paskah
PUASA UMAT KRISTEN - Ilustrasi seseorang tengah berdoa yang diambil dari holytrinitystapleton.org.uk. Inilah perbedaan puasa antara Protestan dan Katolik. (holytrinitystapleton.org.uk)

Puasa Kristen Protestan dan Katolik memiliki perbedaan dalam hal aturan dan praktiknya. 

Perbedaan cara Protestan dan Katolik berpuasa terletak pada jangka waktu puasa dan tata cara berpuasa. 

Sebelumnya, persamaan cara mereka berpuasa dapat dilihat pada inti dari berpuasa itu sendiri yaitu menahan lapar dan haus pada hari dan waktu tertentu.

Persamaan lainnya dari umat katolik dan Kristen Protestan berpuasa juga sama yaitu untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Baca juga: Menuju 100 Tahun WKRI, Wanita Katolik Paroki St Klemens Balikpapan Rayakan Paskah dan Hari Kartini

Walau memiliki makna yang kurang lebih sama, namun ada perbedaan dalam menjalankan puasa bagi umat Katolik dan Protestan.

Puasa dan Pantang dalam Masa Prapaskah Bagi Umat Katolik

Gereja Katolik mewajibkan umatnya untuk menjalankan puasa dan pantang pada hari-hari tertentu selama Masa Prapaskah. Berikut adalah aturan utama.

Umat katolik wajib berpusa pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung.

Umat katolik memilik beberapa syarat untuk mengikuti puasa antara lain:

  • yang wajib berpuasa adalah orang yang sudah berumur antara 18 tahun sampai dengan 60 tahun, selain itu tidak diwajibkan untuk berpuasa.
  • Dalam menjalankan puasa orang katolik hanya diperbolehkan makan sekali kenyang, boleh saat pagi, siang, atau malam.
  • Melakukan Pantang pada hari jumat selama masa prapaskah

Selain menjalankan puasa umat katolik juga menjalankan pantang pada masa prapaskah.

Umat katolik yang wajib menjalankan pantang adalah umat yang berumur 14 tahun keatas.

Baca juga: Kondisi Terkini Paus Fransiskus, Dikabarkan Kritis hingga Alami Gagal Ginjal, Ini Penjelasan Vatikan

Khusus umat katolik seindonesia, mereka menjalankan pantang setiap hari jumat sepanjang tahun tujuannya sebagai penebusan atas dosa mereka.

Jenis pantang setiap umat katolik berbeda beda, tergantung dari kebiasaan dan kesukaan  umat itu sendiri.

Jenis pantang yang sangat sering dipilih adalah pantang pada makanan dan minuman yang mereka sukai. Contohnya seperti pantang makan daging.

Adapula yang memilih untuk pantang mengurangi aktivitas yang sering dilakukan contohnya seperti mengurangi rokok, berbelanja online, dan lain-lain.

Hari Wajib Puasa: 

Rabu Abu (5 Maret 2025)

Jumat Agung (18 April 2025)

Pada tanggal ini, umat Katolik yang berusia dewasa wajib berpuasa.

Mereka hanya makan sekali sehari.

Hari Wajib Pantang:

Rabu Abu (5 Maret 2025)

Setiap hari Jumat selama Prapaskah:

Jumat tanggal 7, 14, 21, 28 Maret 2025.

Jumat tanggal 4, 11, dan 18 April 2025.

Pada hari-hari ini, umat Katolik diwajibkan berpantang.

Berpantang dari daging dan menggantinya dengan makanan sederhana.

Berpantang dari hal-hal selera duniawi selama ini.

Berikut Kalender Prapaskah 2025:

Rabu Abu: 5 Maret 2025

Hari Minggu Prapaskah I: 9 Maret 2025

Hari Minggu Prapaskah II: 16 Maret 2025

Hari Minggu Prapaskah III: 23 Maret 2025

Hari Minggu Prapaskah IV: 30 Maret 2025

Hari Minggu Prapaskah V: 6 April 2025

Minggu Palma: 13 April 2025

Kamis Putih: 17 April 2025

Jumat Agung: 18 April 2025

Sabtu Suci: 19 April 2025

HARI RAYA PASKAH: 20 April 2025

PASKAH diperingati pada 20 April 2025.

(*)

 

Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved