Breaking News

Berita Bontang Terkini

Nilai Investasi di Bontang Capai Rp2,7 Triliun, Walikota Neni Sebut SDM Lokal Harus Siap Bersaing

Kota Bontang mencatat investasi besar sepanjang 2024 dengan total nilai mencapai Rp2,7 triliun, meningkat 12,97 persen dibanding tahun sebelumnya

Penulis: Muhammad Ridwan | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD RIDWAN
INVESTASI - Walikota Bontang Neni Moerniaeni bersama Wakil  Agus Haris setelah mengikuti Penyampaian Pidato Serah Terima Jabatan Wali Kota Bontang 2025-2030 dan Rapat Paripurna ke-11 Masa Sidang II DPRD Bontang, Rabu (5/3/2025). Kota Bontang mencatat investasi besar sepanjang 2024 dengan total nilai mencapai Rp2,7 triliun, meningkat 12,97 persen dibanding tahun sebelumnya (TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD RIDWAN) 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG – Kota Bontang mencatat investasi besar sepanjang 2024 dengan total nilai mencapai Rp2,7 triliun, meningkat 12,97 persen dibanding tahun sebelumnya. 

Namun, di balik angka tersebut, tingkat pengangguran tetap tinggi, bahkan menjadi yang tertinggi di Kalimantan Timur dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai 7,41 persen.

Kondisi ini menjadi perhatian serius Walikota Bontang Neni Moerniaeni. Ia menegaskan bahwa pengangguran merupakan salah satu prioritas utama pemerintahannya. 

Hal itu disampaikannya saat ditemui seusai menyampaikan Pidato Serah Terima Jabatan Walikota Bontang 2025-2030 dalam Rapat Paripurna ke-11 Masa Sidang II DPRD Bontang, Rabu (5/3/2025).

Baca juga: Neni Moerniaeni Targetkan Nol Kemiskinan Ekstrem di Bontang dalam 100 Hari Kerja

Menurut Neni, upaya mengatasi pengangguran telah dituangkan dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 10 Tahun 2018 tentang Rekrutmen dan Penempatan Tenaga Kerja, yang mewajibkan perusahaan di Bontang mempekerjakan 75 persen tenaga kerja lokal.

Namun, ia mengakui bahwa implementasi di lapangan masih menghadapi kendala.

Di sisi lain, investasi besar di Bontang banyak bergerak di sektor industri kimia, seperti pembangunan Pabrik Soda Ash, yang membutuhkan tenaga kerja dengan keahlian khusus.

"Kita punya aturan yang jelas, tapi masalahnya ada pada kesiapan tenaga kerja kita sendiri. Ada posisi yang memang membutuhkan keahlian khusus yang belum banyak dimiliki tenaga kerja lokal, sehingga perusahaan tetap merekrut tenaga dari luar," ujarnya.

Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), investasi di Bontang tahun 2024 didominasi oleh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp2,5 triliun, sementara Penanaman Modal Asing (PMA) menyumbang Rp200 miliar.

Sektor industri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi menjadi kontributor utama dengan nilai investasi Rp2,1 triliun.

Namun, serapan tenaga kerja dari investasi tersebut masih jauh dari harapan.

Data menunjukkan bahwa investasi senilai Rp2,7 triliun hanya menyerap 512 tenaga kerja lokal, dengan rincian 475 pekerja dari PMDN dan 37 pekerja dari PMA.

"Investasinya besar, tapi tenaga kerja yang terserap tidak signifikan. Ini jadi tantangan yang harus kita pecahkan bersama," tegasnya.

AI dan Solusi SDM Bontang

Neni juga menyoroti perubahan pola industri yang semakin bergantung pada teknologi, termasuk Artificial Intelligence (AI), yang berpotensi mengurangi kebutuhan tenaga kerja manusia.

"Saya pernah ke pabrik bahan peledak di Norwegia, saya bingung mencari pegawai, ternyata yang bekerja adalah robot. Ini tantangan yang akan kita hadapi," katanya.

Sebagai langkah antisipasi, Pemkot Bontang telah menyiapkan program pendidikan berbasis teknologi, termasuk pelatihan coding dan AI di sekolah-sekolah Bontang.

Selain itu, konsep paperless school juga mulai diterapkan untuk membiasakan siswa dengan sistem digital.

"Ke depan, anak-anak Bontang harus siap menghadapi era digital. Kita ingin mereka punya keterampilan yang bisa bersaing di dunia kerja, bukan hanya di Bontang, tapi juga secara nasional dan internasional," jelasnya.

Baca juga: Profil Neni Moerniaeni, Wali Kota Bontang Terpilih Dilantik Prabowo Hari Ini, Naik Takhta Kedua Kali

Selain itu, Pemkot Bontang juga berupaya mempermudah perizinan usaha dan meningkatkan infrastruktur, untuk menarik lebih banyak investor yang bisa memberikan dampak nyata terhadap penciptaan lapangan kerja.

"Kita tidak hanya ingin investasi besar, tapi juga investasi yang berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat Bontang," pungkasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved