Ramadhan 2025
Merawat Kemabruran Puasa 16 - Dari Khauf ke Khasyyah
Bahasa Arab merupakan bahasa yang sangat kaya dengan kosakata (mufradat). Itulah sebabnya ada kesulitan di dalam menerjemahkan Al-Qur'an
Oleh: Menteri Agama Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA
IKHAUF dan khasyah dapat diartikan dengan takut di dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi di dalam Bahasa Arab, keduanya dapat dibedakan pengertiannya.
Bahasa Arab merupakan bahasa yang sangat kaya dengan kosakata (mufradat). Itulah sebabnya ada kesulitan di dalam menerjemahkan Al-Qur'an ke dalam bahasa apa pun.
Bahasa Arabnya "cinta" ada 14 kosakata, mulai dari cinta monyet sampai pada cinta Ilahi. Akan tetapi jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia semuanya bisa diartikan dengan cinta.
Contoh lain, kata "jika" padanannya di dalam bahasa Arab ada tiga kosakata, yaitu: idza, lau, dan in.
Jika suatu keadaan yang digambarkan 99,9 persen kemungkinannya akan terjadi, maka digunakan kata idza.
Sebaliknya, jika suatu keadaan 99,9 persen kemungkinannya tidak akan terjadi maka digunakan kata lau.
Jika separuh-separuh kemungkinannya akan terjadi maka digunakan kata in.
Contoh lain, "duduk" yang tadinya berdiri kosakata Arabnya jalasa dan duduk yang tadinya tidur kosakata Arabnya qa’ada. Kata jalasa dan qa’ada keduanya diindonesiakan dengan kata duduk.
Baca juga: Merawat Kemabruran Puasa 15 - Dari Inabah ke Istijabah
Kata khauf yang berasal dari akar kata khafa berarti takut, tetapi objek yang ditakuti itu adalah makhluk seperti harimau, ular, tsunami, gempa bumi, hantu, dll.
Contoh penggunaannya di dalam Al-Qur'an ialah: "Berkata Yakub; "Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah daripadanya." (Q.S. Yusuf/12:13).
Obyek yang ditakuti dalam ayat ini ialah serigala, karena itu digunakan kata akhafa.
Sedangkan kata khasyyah berasal dari akar kata khasya berarti takut, tetapi obyek yang ditakuti itu ialah Sang Khaliq, Allah SWT.
Seperti dinyatakan di dalam Al-Qur’an: ”Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (Q.S. al-Nisa’/4:9).
Obyek yang ditakuti dalam ayat ini ialah Allah SWT, karena itu digunakan kata walyakhsya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.