Berita Balikpapan Terkini

Laju Pertumbuhan Ekonomi di Kaltim di Bawah Rata-Rata Nasional, Bappenas Beberkan 3 Penghambat Utama

Laju pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur di bawah rata-rata nasional, Bappenas beberkan 3 penghambat utama.

Penulis: Mohammad Zein Rahmatullah | Editor: Diah Anggraeni
TribunKaltim.co/Dwi Ardianto
MUSRENBANG BALIKPAPAN - Direktur Regional II Kedeputian Bidang Pembangunan Kewilayahan Kementerian PPN/Bappenas, Mohammad Roudo (dua kiri) memaparkan tantangan dan capaian pembangunan Kalimantan Timur dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) 2025 di Balikpapan, Selasa (18/3/2025). Dalam forum ini, ia menyoroti perlunya diversifikasi ekonomi dan peningkatan infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan daerah. (TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO) 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Pembangunan di Kalimantan Timur (Kaltim) menghadapi berbagai tantangan meskipun mencatatkan sejumlah indikator yang lebih baik dibandingkan rata-rata nasional.

Direktur Regional II Kedeputian Bidang Pembangunan Kewilayahan Kementerian PPN/Bappenas, Mohammad Roudo, mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kaltim masih di bawah nasional.

Meski demikian, Kaltim memiliki keunggulan dalam berbagai sektor sosial dan infrastruktur.  

Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur tercatat sebesar 4,48 persen, lebih rendah dibandingkan angka nasional yang mencapai 5,31 persen.

Baca juga: Info Investasi IKN Kaltim, Daftar 5 Perusahaan Tandatangani Perjanjian Investasi di Lahan ADP OIKN

Hanya saja, menurut dia, tingkat kemiskinan di Kaltim mencapai 6,44 persen, lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional yang berada di angka 9,57 persen.  

Tingkat ketimpangan ekonomi di provinsi ini juga lebih baik dengan rasio Gini 0,317 dibandingkan nasional yang mencapai 0,381.

Sementara Indeks Pembangunan Ekonomi Inklusif (IPEI) Kaltim mencapai 6,24, sedikit lebih tinggi dari nasional yang hanya 6,00.  

“Meski pertumbuhan ekonomi Kaltim masih di bawah nasional, tingkat kesejahteraan masyarakat menunjukkan hasil yang lebih baik di beberapa indikator,” ujar Roudo saat agenda Musrenbang 2025 di Balikpapan, Selasa (18/3/2025).

Misalnya, dalam aspek pembangunan manusia, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kaltim mencapai 77,44, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yang berada di angka 72,91.

Tingkat pengangguran terbuka di provinsi Kaltim juga lebih rendah, yaitu 5,71 persen dibandingkan 5,86 persen secara nasional.  

"Dari sisi kesehatan, angka harapan hidup di Kaltim mencapai 74,62 tahun, lebih tinggi dari nasional yang berada di 71,85 tahun," ujar Roudo.

Baca juga: Menuju Generasi Emas Kaltim, Musrenbang Balikpapan 2025 Fokus pada Pembangunan Infrastruktur dan SDM

Namun, prevalensi stunting di Kaltim masih menjadi tantangan dengan angka 23,9 persen, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yang mencapai 21,6 persen.

Selain itu, kata Roudo, masih ada tujuh kabupaten/kota yang belum terbebas dari malaria.  

"Sementara rata-rata lama sekolah di Kaltim mencapai 9,92 tahun, lebih tinggi dibandingkan nasional yang berada di 8,69 tahun," lanjut Roudo. 

Harapan lama sekolah juga lebih baik, yakni 13,84 tahun atau lebih tinggi dibandingkan angka nasional sebesar 13,10 tahun.  

Tingkat partisipasi murni pendidikan di Kaltim lebih tinggi dibandingkan nasional, dengan jenjang SD mencapai 98,45 persen, SMP 82,65 persen, dan SMA 69,10 persen. 

Namun, provinsi ini menghadapi risiko bencana yang tinggi, dengan indeks mencapai 146,67, lebih tinggi dari rata-rata nasional yang berada di angka 135,56.  

"Berdasarkan analisis Bappenas dari rangkaian data tersebut, terdapat tiga faktor utama yang menghambat pertumbuhan ekonomi di Kaltim, yakni akses pembiayaan, infrastruktur-konektivitas, dan kegagalan pasar," ujar Roudo. 

Dari segi infrastruktur, tantangan utama yang dihadapi adalah rendahnya densitas jalan, buruknya kualitas jalan, serta tingginya kerugian akibat kecelakaan lalu lintas.

Di sektor keuangan, pertumbuhan kredit di Kaltim masih rendah dengan Non-Performing Loan (NPL) yang tinggi, serta suku bunga yang kurang kompetitif.  

“Kaltim masih sangat bergantung pada sektor pertambangan, perlu ada diversifikasi produk ekspor dan peningkatan kompleksitas produk untuk memperkuat daya saing ekonomi,” ulas Roudo.(*)

--

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved