Ramadhan 2025

4 Kemuliaan Malam Lailatul Qadar: Pintu Kebaikan yang Terbuka Luas, Pahala Dilipatgandakan

Inilah empat kemuliaan malam lailatul qadar, pintu kebaikan yang terbuka luas hingga pahala dilipatgandakan.

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
canva.com
MALAM LAILATUL QADAR - Ilustrasi. Inilah empat kemuliaan malam lailatul qadar, pintu kebaikan yang terbuka luas hingga pahala dilipatgandakan. 

TRIBUNKALTIM.CO - Inilah empat kemuliaan malam lailatul qadar, pintu kebaikan yang terbuka luas hingga pahala dilipatgandakan.

Malam Lailatul Qadar, atau yang dikenal sebagai Malam Kemuliaan, adalah salah satu malam paling istimewa dalam agama Islam.

Dalam malam yang penuh berkah ini, Allah SWT menurunkan Al-Quran pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW.

Keistimewaan Malam Lailatul Qadar tidak hanya terletak pada asal usulnya yang mulia, tetapi juga pada kesempatan besar yang diberikannya kepada umat Islam untuk memperoleh kebaikan, ampunan, dan pahala yang besar.

Berikut adalah beberapa keistimewaan Malam Lailatul Qadar yang menjadikannya sebagai pintu kebaikan yang terbuka luas bagi umat Islam sebagaimana dilansir dari baznas.go.id:

1. Nilai Pahala yang Dilipatgandakan

Malam Lailatul Qadar memiliki keistimewaan yang besar karena pada malam tersebut, pahala amal ibadah dilipatgandakan.

Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa pahala berpuasa di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala adalah pengampunan dosa-dosa yang telah lalu.

Begitu juga dengan shalat pada Malam Lailatul Qadar, pahalanya sama dengan shalat selama seribu bulan.

2. Momen Rezeki dan Ampunan

Malam Lailatul Qadar adalah waktu yang sangat tepat untuk memohon rezeki dan ampunan kepada Allah SWT.

Dalam keadaan penuh khusyuk dan kesungguhan, umat Islam dapat memohon kepada-Nya untuk mengabulkan doa-doa mereka, memberikan rezeki yang berlimpah, dan mengampuni dosa-dosa mereka.

3. Penghapusan Dosa

Allah SWT berjanji untuk mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang bertobat dengan sungguh-sungguh pada Malam Lailatul Qadar.

Oleh karena itu, Malam Lailatul Qadar adalah saat yang sangat penting bagi umat Islam untuk melakukan introspeksi diri, bertaubat, dan memperbaiki hubungan mereka dengan Allah SWT.

4. Kesempatan Mendekatkan Diri kepada Allah

Malam Lailatul Qadar adalah momen yang sangat istimewa untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ibadah, dzikir, doa, dan tafakur.

Dalam suasana yang hening dan khusyuk pada malam yang penuh berkah ini, umat Islam dapat merenungkan makna kehidupan, mensyukuri nikmat-Nya, dan memperkuat ikatan spiritual dengan Sang Pencipta.

Dengan memahami keistimewaan Malam Lailatul Qadar, umat Islam diharapkan dapat memanfaatkan momen berharga ini dengan sebaik-baiknya untuk mendapatkan ampunan, rahmat, dan berkah dari Allah SWT.

Tanda Orang yang Mendapatkan Malam Lailatul Qadar

Melansir sebuah tayangan YouTube channel Najwa Shihab di section Shihab & Shihab.

Nampak sang jurnalis ditemani ayahanda tercinta M. Quraish Shihab duduk bercengkerama membahas topik terkait, apa tanda-tanda orang yang mendapatkan lailatul qadar?

Berikut uraiannya.

"Apa sih artinya Lailatul Qadar?" tanya Najwa Shihab kepada ayahnya yang dipanggil Abi.

"Laila itu malam, qadar itu ada tiga artinya dari segi bahasa. Semua bisa menggambarkan lailatul qadar," jawab Quraish Shihab.

"Yang pertama, qadar berarti penentuan, di malam ini Allah menentukan banyak hal. Yang kedua qadar itu berarti mulia. Malam ini malam mulia. Dan kemuliaannya tidak dapat dilukiskan," lanjutnya.

Diketahui bahwa sebenarnya Allah hanya menyatakan malam lailatul qadar ini lebih hebat dari 1000 bulan, yang mana makna dari malam 1000 bulan ini lebih populer di telinga masyarakat Indonesia.

Selain itu, mantan Menteri Agama Indonesia itu juga menyebutkan arti qadar dari segi bahasa lainnya yaitu sempit.

Sempit disini bermaksud karena banyak malaikat yang turun di malam ini sehingga langit menjadi sempit dan penuh dengan malaikat.

Abi juga mengatakan bahwa kita tidak bisa menggunakan akal kita dalam menentukan ini malam lailatul qadar.

Karena disebutkan terbatasnya akal manusia tidak akan mampu untuk menjangkau seluruh hakekatnya.

Sebagaimana disebutkan dalam salah satu surah Al-Quran yaitu Al-Qadr, ketika Allah menyebutkan "Inna anzalnaahu fii lailatil qadr" dilanjutkan dengan "wa maa adraaka maa lailatul qadr".

Ini berarti apa yang menjadikan kamu tahu tentang lailatul qadar, kamu tidak bisa tahu.

Semua kata wa maa adraaka itu menggambarkan bahwa akal manusia itu tidak mampu untuk menjangkaunya.

Karena itu kalau mau berbicara tentang lailatul qadar bisa merujuk kepada Al-Quran atau penjelasan nabi.

Dimana indikator dari Al-Quran tadi merujuk pada surah Al-Qadr ayat 1 sampai 5.

Dalam surah ini terlihat bahwa di lailatul qadar itu ada dua hal yang disebut Tuhan.

"Tanazzalul malaa ikatu war ruuhu fiiha bi idzni rabbihim min kulli amr, salaamun hiya hattaa mathla'il fajr. Malaikat turun, dan ada rasa damai," terang Abi.

Secara harfiah, malaikat turun tidak terbayang seperti apa gambarannya.

Karena dalam sebuah riwayat menyebutkan bahwa Malaikat Jibril memiliki 500 sayap.

Satu sayap malaikat yang terbentang saja sudah sangat luar biasa tidak dapat digambarkan, apalagi jika 500 sayap.

"Hanya kita bisa tahu bahwa salah satu fungsi malaikat itu untuk menguatkan jiwa manusia. Fungsinya itu mendorong manusia kepada kebaikan. Untuk tau perbedaan itu malaikat atau setan," lanjutnya.

Sang abi, Quraish Shihab, bahkan memberikan contoh maksud dari perbedaan malaikat dan setan.

Contoh kecilnya ketika di jalan menemukan barang yang jatuh atau hilang, lalu dalam hati kecil berkata "kasian orang yang kehilangan barang ini, kalau gitu saya cari dulu barang ini milik siapa supaya saya bisa memberikan kepada yang punya", ini menandakan ada malaikat yang menyuruh orang tersebut untuk senantiasa berbuat kebaikan.

Namun, jika hati kecil berkata, "wah ini mumpung tidak ada yang lihat, ambil aja" maka ini merupakan bisikan setan.

Lebih jelas lagi Abi memaparkan bahwa fungsi malaikat ini ialah untuk memantapkan dan mendorong manusia untuk selalu berbuat kebaikan.

Jadi tanda pertama atau indikator pertama orang yang pernah bertemu dengan lailatul qadar, adalah meningkat kebaikan pada dirinya.

Sedangkan jika seseorang merasa bahwa tidak ada perubahan dalam dirinya, apalagi tidak ada keinginan untuk merubah diri menjadi lebih baik lagi, bisa jadi orang itu tidak mendapat lailatul qadar.

"Yang kedua, salaamun hiya hattaa mathla'il fajr, damai. Dia harus damai dengan dirinya, tidak menggurutu, rezeki saya kok cuman sekian," kata Quraish.

Dia juga menyebutkan bahwa damai itu terbagi menjadi dua.

Ada damai pasif dan damai aktif.

Damai pasif berarti jika seseorang tidak suka mengganggu orang lain, maka dia telah damai secara pasif.

Sedangkan damai aktif artinya jika seseorang suka memberi. 

Bisa memberi sedekah atau bantuan kepada orang lain atau sekedar memberi salam kepada orang lain. 

Jadi, orang yang bertemu dengan lailatul qadr pasti hatinya damai dengan dirinya dan damai dengan orang lain.

Serta kedamaian itu berlanjut sampai terbitnya fajar.

Menurut para ulama, berlanjut sampai terbitnya fajar ini artinya setelah dia meninggal kemudian dia hidup lagi.

Dan dikatakan pula tempat untuk orang ini adalah darussalam, negeri yang penuh dengan kedamaian itu surga.

Seperti yang kita ketahui tentang keadaan di surga itu bagaimana indah dan mempersonanya.

Semua yang kita inginkan langsung bisa kita dapatkan, tidak perlu bersusah-susah menggapainya seperti di dunia.

"Mudah-mudahan kita bisa bertemu dengan lailatul qadr," ucap Najwa.

"InsyaAllah," tutup mantan Menteri Agama Indonesia pada Kabinet Pembangunan VII tahun1998 tersebut. (*)

Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved