Berita Nasional Terkini

Prabowo dalam Pertemuan Bersama Jurnalis: Dwifungsi TNI Nonsense, Ada Upaya Adu Domba

Presiden Prabowo Subianto akhirnya angkat bicara soal isu dwifungsi TNI dan teror kepala babi hingga bangkai tikus yang menimpa redaksi media Tempo.

|
Tangkapan layar Instagram/@prabowo
PRABOWO TEMUI JURNALIS - Suasana pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan tujuh jurnalis dari tujuh grup media yang berbeda di kediamannya di Hambalang, Minggu (6/4/2025). Prabowo akhirnya angkat bicara soal isu dwifungsi TNI dan teror kepala babi hingga bangkai tikus yang menimpa redaksi media Tempo. (Tangkapan layar Instagram/@prabowo) 

TRIBUNKALTIM.CO - Presiden Prabowo Subianto akhirnya angkat bicara soal isu dwifungsi TNI dan teror kepala babi hingga bangkai tikus yang menimpa redaksi media Tempo.

Dalam pertemuan bersama tujuh jurnalis dari tujuh grup media yang berbeda, enam di antaranya merupakan Pemimpin Redaksi (Pemred), Minggu (6/4/2025), ia diwawancarai secara langsung dan berharap jawabannya dapat diterima oleh masyarakat.

Sejumlah persoalan yang penting tak luput dalam menjadi pertanyaan dalam pertemuan ini. 

Seperti revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI) yang dibahas begitu cepat dan menimbulkan kritik serta protes dari berbagai lapisan masyarakat.

Terutama terkait kekhawatiran akan munculnya dwifungsi ABRI.

Baca juga: Pertemuan Prabowo dengan 7 Jurnalis di Hambalang: 3 Jam Pembahasan Isu Penting, Apa Saja?

Mengenai hal tersebut, Prabowo menegaskan limitasi pembahasan revisi UU TNI.

“Inti daripada RUU TNI ini sebetulnya hanya memperpanjang usia pensiun beberapa perwira tinggi,” tegas Prabowo, seperti dikutip dari tayangan YouTube Harian Kompas, Senin (7/4/2025).

"Tidak ada niat TNI mau dwifungsi lagi, come on? Nonsense itu," sambungnya.

Ia menyoroti, selama ini bintang empat yang menjabat sebagai pucuk pimpinan tinggi TNI dan ketiga matra hanya berlangsung singkat. 

Bahkan, beberapa pimpinan hanya menjabat selama satu tahun. Menurutnya, ini kurang baik di dalam pembenahan organisasi TNI.

 “Waktu dia untuk kariernya, begitu mau dipakai, usia habis. Bagaimana bisa kita punya suatu organisasi yang pemimpinnya ganti tiap tahun?” lanjut Prabowo.

Karena inti dari revisi UU TNI hanya perpanjangan usia pensiun TNI, baginya tak ada isu krusial dalam proses revisinya.

Prabowo kembali menegaskan, jika ada prajurit TNI yang masuk ke instansi sipil di luar instansi yang memang diatur dalam UU TNI, contohnya intelijen, pasukan siaga bencana alam, Mahkamah Agung hingga kejaksaan, wajib untuk pensiun dini.

Katanya, revisi UU TNI yang telah dilakukan hanya memformalkan aturan yang sudah berlaku.

PRABOWO TEMUI JURNALIS - Suasana pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan tujuh jurnalis dari tujuh grup media yang berbeda di kediamannya di Hambalang, Minggu (6/4/2025). Pada kesempatan tersebut,  Prabowo juga menyebut bahwa dirinya diwawancarai secara langsung dan berharap jawabannya dapat diterima oleh masyarakat luas. (Tangkapan layar Instagram/@prabowo)
PRABOWO TEMUI JURNALIS - Suasana pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan tujuh jurnalis dari tujuh grup media yang berbeda di kediamannya di Hambalang, Minggu (6/4/2025). Pada kesempatan tersebut, Prabowo juga menyebut bahwa dirinya diwawancarai secara langsung dan berharap jawabannya dapat diterima oleh masyarakat luas. (Tangkapan layar Instagram/@prabowo)

Teror Kepala Babi kepada Tempo, Prabowo: Upaya Adu Domba

Presiden ke-8 RI ini menyebut bahwa teror kepada redaksi media Tempo merupakan bentuk upaya mengadu domba.

Dirinya menilai bahwa pelaku teror ingin menciptakan suasana yang tidak baik.

"Saya kira yang lakukan itu ingin mengadu domba. Ingin menciptakan suasana yang tidak baik, menurut saya itu." ucapnya.

Baca juga: Presiden Prabowo Tidak Setuju Koruptor Dihukum Mati dan Dimiskinkan, Ini Alasannya

Ketika disinggung soal respons Kepala Kantor Kepresidenan Hasan Nasbi yang dinilai nirempati terhadap teror tersebut, Prabowo mengakui bahwa statement yang diberikan memang salah.

Baginya, ucapan "dimasak saja" yang sempat dilontarkan Hasan Nasbi pada awal aksi teror terjadi ini merupakan perbuatan teledor dan keliru.

Menurutnya, Hasan pun menyesali pernyataan ini.

"Tapi, bener itu ucapan yang menurut saya teledor, itu ya keliru. Ya, saya kira beliau menyesal," ucap Prabowo.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa banyak dari pembantunya saat ini merupakan orang-orang yang baru di pemerintahan.

Karena itu, sambungnya, mereka belum cepat beradaptasi terkait posisi pemerintahan yang selalu disorot publik.

"Banyak yang baru. Jadi, mungkin kurang waspada, kurang hati-hati dalam mengucap. Saya kira itu yang bisa saya jelaskan. Saya belum ketemu sih sebetulnya. Saya juga kaget," ujar Prabowo.

Sebagai Kepala Negara, Prabowo mengakui jika benar komunikasi di pemerintahannya masih kurang baik.

Baca juga: Soroti Tren Judi Online, Susi Pudjiastuti Kepada Prabowo: Perlu Ketegasan, Terlalu Banyak Korban!

Ia mengaku bahwa sejak awal pemerintahan dirinya memang berorientasi kepada hasil kerja.

"Tapi, bahwa komunikasi kurang baik, itu sebetulnya saya anggap itu saya yang bersalah. Karena fokus kita deliver, kerja, rakyat nunggu keputusan," pungkasnya.

(*)

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Soal Revisi UU TNI, Prabowo: Come On, Nonsense Itu Dwifungsi"

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Blak-blakan Prabowo soal Teror ke Tempo: Upaya Adu Domba hingga PCO Teledor"

 

Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved