Breaking News

Berita Kaltim Terkini

Ratusan Motor Ojol Rusak Diduga Usai Isi BBM, Wagub Kaltim Seno Aji: Kami tak Tinggal Diam

BBM yang diisi dari sejumlah SPBU ke kendaraan masyarakat malah mengalami keluhan tersendat hingga mati mesin di Samarinda, Kalimantan Timur

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
HO/Pemprov Kaltim
DUGAAN BBM BERMASALAH - Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji akan segera menindaklanjuti keluhan ojol kepada pimpinan Pertamina Regional agar mendapat keputusan jelas dan solusi atas masalah yang didera masyarakat Kalimantan Timur, Jumat (11/4/2025). (HO/Pemprov Kaltim) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Keluhan para ojek online (ojol) yang tergabung dalam komunitas Bubuhan Driver Gojek Samarinda (Budgos) soal kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah SPBU didengar Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

Sebelumnya dari data yang dihimpun komunitas ojol ini, sebanyak 657 motor rusak pasca-mengisi BBM di sejumlah SPBU Kota Samarinda.

Sebanyak 519 motor di antaranya sudah diperbaiki secara mandiri, tersisa 138 motor masih tak jelas tanpa perbaikan di bengkel

Alasan belum diperbaiki tentunya faktor ekonomi.

Hal ini juga sempat diungkapkan saat hadir dalam rapat bersama Komisi II DPRD Kaltim, Pertamina Patra Niaga Kalimantan dan para pihak terkait lusa lalu.

Baca juga: Implementasi Bengkel Gratis di Kaltim Belum Jelas, Pemprov Dorong Pertamina Segera Realisasi

“Saya segera follow up ke Pertamina,” tegas Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji pada Jumat (11/4/2025).

Soal dugaan penurunan kualitas BBM jenis Pertalite, Pertamax maupun Pertamax turbo ini, Pertamina juga sudah berkali-kali menyatakan ketiganya sudah memenuhi standar yang ditetapkan Kementerian ESDM.

Namun menurut fakta di lapangan, kemarahan publik justru tak kunjung surut di beberapa daerah Kaltim.

BBM yang diisi dari sejumlah SPBU ke kendaraan masyarakat malah mengalami keluhan tersendat hingga mati mesin.

Terlebih apa yang dikeluhkan para ojol di Kota Samarinda memiliki perekonomian di bawah rata-rata. 

Para driver yang terkena dampak pasca mengisi BBM jenis Pertalite, Pertamax ataupun Pertamax Turbo, biaya yang dikeluarkan dalam sekali perbaikan fuel pump mulai dari Rp250 ribu sampai Rp 750 ribu bahkan ada yang hingga Rp1 juta, tergantung perbaikan dan kerusakan serta merek kendaraan.

Wagub Seno Aji prihatin atas kondisi ini, dan mendorong para ojol agar menghimpun dan menyerahkan data ke Pemprov Kaltim sebagai dasar pihaknya menagih pertanggungjawaban Pertamina, serta pihaknya dalam pengecekan dimana SPBU yang bermasalah.

Baca juga: SPBU di Kaltim Wajib Beri Struk Pembelian BBM dan Pertamina Didesak Buka Bengkel Gratis

Bila perlu memanggil pimpinan Pertamina Regional Kalimantan agar mendapat keputusan jelas dan solusi atas masalah yang didera masyarakat Kalimantan Timur.

“Bagaimanapun juga pertamina harus bertanggung jawab akan kejadian ini. Akan lebih baik jika teman-teman ojol bisa mencatat SPBU mana saja yang bermasalah berdasarkan struk pembelian BBM, SPBU dengan nomor berapa dan lokasi dimana, kita akan lakukan pengecekan kualitas BBM-nya,” bebernya.

Ketua Umum Bubuhan Driver Gojek Samarinda (Budgos), Ivan Jaya menyambut baik apa yang akan dilakukan Pemprov Kaltim.

Ia mengatakan, saat RDP kemarin pihaknya lengkap membeberkan bahwa hampir semua SPBU bermasalah di Kota Samarinda.

Jika POM-nya di sidak terus ya hasilnya akan sama seperti sidak–sidak sebelumnya, tidak ada solusi hanya pernyataan–pernyataan semu saja. 

"Padahal sampel BBM oplosannya sudah kami berikan ke Pertamina saat RDP dan kemarin Tim Pertamina sudah kunjungi saya juga untuk meminta sampel tambahan untuk uji lab di Jakarta,” terangnya.

Ivan melanjutkan bahwa para ojol dan masyarakat sangat butuh tanggung jawab nyata.

Karena ratusan kendaraan ojol yang terkena dampak butuh ganti rugi perbaikan kendaraan.

Sebelumnya, saat RDP ia sampaikan ada 657 Kendaraan yang rusak dari kawan–kawan ojol, tentu juga siap jika dihadirkan, beserta dengan bukti-buktinya.

Kini, ia menunggu langkah Pertamina pasca RDP Rabu 9 April 2025 lalu, terkait bengkel resmi gratis untuk perbaikan korban yang telah terdampak.

“Kami masih tunggu ini realisasinya bengkel gratis untuk korban BBM (diduga) oplosan, masyarakat sudah menunggu, kalau sampai terlalu lama realisasinya, atau prosedur, mekanisme dan persyaratannya dipersulit untuk para korban, artinya sudah tidak komitmen dengan amanat hasil RDP kemarin, kita akan turun aksi untuk segel Depo Pertamina,” tandas Ivan. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved